Penderita Tumor di Serang Berhenti Sekolah
A
A
A
SERANG - Saipul (11), warga Kampung Gedeg, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten, terpaksa putus sekolah, lantaran malu dengan penyakit tumor yang dideritanya sejak 3 tahun lalu.
Anak pasangan Saripudin-Surwanah ini, tampak lemas dengan tumor yang semakin hari semakin membesar di bagian lehernya. Dia juga tidak bisa berbuat banyak lantaran keterbatasan biaya untuk berobat kerumah sakit.
“Ingin sembuh, biar bisa sekolah lagi. Tapi bapak saya tidak punya uang untuk berobat,” katanya, saat ditemui Sindonews, di kediamannya, Kamis (9/4/2015).
Saiful yang seharusnya duduk di bangku Kelas 1 SMP ini mengeluh dengan kondisi tumor yang semakin membesar dan menyebar ke bahunya. Padahal, sebelumnya dia telah menjalani operasi satu tahun yang lalu.
Namun, pascaoperasi tersebut badannya justru sering demam, lalu tumor yang berada di lehernya tambah membesar.
“Semakin besar berat juga, tadinya sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Serang, tapi katanya ga bisa ngobatin. Soalnya enggak ada alatnya, jadi harus ke Rumah Sakit (RS) Cipto, padahal udah bikin BPJS,” terangnya.
Sementara itu, Bibi Saiful, Siti berharap, ada dermawan yang dapat membantu biaya berobat Saiful. Sebab, saat ini Saiful dirawat seadanya di rumah, dengan obat-obatan tradisional saja.
"Sebenarnya dia ingin sekolah, ingin sembuh juga. Sudah kesiksa sama penyakitnya, tapi mau gimana lagi, biaya buat berobat enggak punya," terangnya.
Padahal, lanjut Siti, orangtuanya sudah membuat BPJS untuk meringankan beban biaya perawatan. Namun, karena butuh rumah sakit di Jakarta, keluarga ingin adanya bantuan dari pemerintah.
“Selain itu, nanti gimana tempat tinggal, dan makan saat operasi,” pungkasnya.
Anak pasangan Saripudin-Surwanah ini, tampak lemas dengan tumor yang semakin hari semakin membesar di bagian lehernya. Dia juga tidak bisa berbuat banyak lantaran keterbatasan biaya untuk berobat kerumah sakit.
“Ingin sembuh, biar bisa sekolah lagi. Tapi bapak saya tidak punya uang untuk berobat,” katanya, saat ditemui Sindonews, di kediamannya, Kamis (9/4/2015).
Saiful yang seharusnya duduk di bangku Kelas 1 SMP ini mengeluh dengan kondisi tumor yang semakin membesar dan menyebar ke bahunya. Padahal, sebelumnya dia telah menjalani operasi satu tahun yang lalu.
Namun, pascaoperasi tersebut badannya justru sering demam, lalu tumor yang berada di lehernya tambah membesar.
“Semakin besar berat juga, tadinya sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Serang, tapi katanya ga bisa ngobatin. Soalnya enggak ada alatnya, jadi harus ke Rumah Sakit (RS) Cipto, padahal udah bikin BPJS,” terangnya.
Sementara itu, Bibi Saiful, Siti berharap, ada dermawan yang dapat membantu biaya berobat Saiful. Sebab, saat ini Saiful dirawat seadanya di rumah, dengan obat-obatan tradisional saja.
"Sebenarnya dia ingin sekolah, ingin sembuh juga. Sudah kesiksa sama penyakitnya, tapi mau gimana lagi, biaya buat berobat enggak punya," terangnya.
Padahal, lanjut Siti, orangtuanya sudah membuat BPJS untuk meringankan beban biaya perawatan. Namun, karena butuh rumah sakit di Jakarta, keluarga ingin adanya bantuan dari pemerintah.
“Selain itu, nanti gimana tempat tinggal, dan makan saat operasi,” pungkasnya.
(san)