Dari Penjara Ghandi Menjadi Restoran Megah

Senin, 06 April 2015 - 10:41 WIB
Dari Penjara Ghandi Menjadi Restoran Megah
Dari Penjara Ghandi Menjadi Restoran Megah
A A A
Sudah berapa kali Abang katakan.... Jangan bermain cinta dengan Pareman... Nanti Abang ditangkap Polisi... Lalu masuk Jalan Gandhi... Kalau Abang masuk Jalan Gandhi.. Tangan digari badan dipukuli... Pulang-pulang tinggal holiholi.....

PENGGALANlagu berjudul “Abang Pareman” ini pernah populer di kalangan warga Kota Medan. Lagu ini diyakini sebagai penggambaran dari sebuah tempat di Jalan Gandhi, Kecamatan Medan Area, yang pernah menjadi rumah tahanan atau biasa dikenal dengan penjara Jalan Gandhi.

Di balik penjara Jalan Ghandi banyak cerita, layaknya urban legend di masyarakat. Sejak tahun 1967-an, Jalan Gandhi memang sangat populer sebagai tempat penahanan tahanan politik atau orang-orang yang dianggap tidak setia kepada Pancasila. Namun, dalam tulisan ini, penulis hanya ingin melihat kembali tempat itu sebagai salah satu tempat bersejarah di Kecamatan Medan Area.

Saat ini, penjara Gandhi telah menjadi restoran megah bernama Hee Lai Ton. Bangunan berwarna hijau itu menjadi yang tertinggi di Jalan Gandhi. Areal penjara Gandhi berubah menjadi hunian rumah warga dan tempat beribadah. Suasana di kawasan Jalan Gandhi ini pun terlihat sepi. “Iya betul restoran berwarna hijau itu dulunya sekitar tahun 1960-an dikenal sebagai penjara Gandhi,” warga Jalan Gandi, Dirman Simarmata, 51, kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin.

Namun, sebelum menjadi penjara, sebelumnya bangunan itu sebuah sekolah. Sayangnya Dirman tidak ingat lagi nama sekolah itu. Penjara Gandhi tersebut memiliki lebar sekitar 30 meter dengan panjang sekitar 25 meter. “Kami tahu banyak cerita di balik penjara itu sampaisampai lagunya pun ada. Banyak yang terjadi di sana,” ujar Dirman. Setelah memasuki era 1990-an, bangunan penjara Gandhi pun berubah. Pertama, diubah menjadi tempat tinggal warga, dan sekarang menjadi bangunan restoran.

“Seingat saya restoran ini dibangun sekitar tahun 2007 atau 2008. Dulunya ini memang tempat tinggal warga. Restoran masakan Asia ini pun banyak juga dikunjungi. Terkadang ada perhelatan di restoran ini. Kalau tak salah, Dahlan Iskan juga pernah datang ke restoran ini waktu masih jadi Menteri BUMN,” ungkap Dirman. Warga Jalan Gandhi lainnya, A Chuan, 41, menyebutkan, penjara Gandhi yang kini sudah menjadi restoran megah dahulunya dihuni warga.

Terakhir kali sebelum restoran itu berdiri, memang ada hunian warga bergaya rumah zaman Belanda. “Itulah seingat saya. Setelah rumah itu dijual, barulah dibangun restoran besar ini. Saya pun enggak tahu siapa pemilik rumah itu dulu karena saat itu saya belum tinggal di Jalan Gandhi,” ujar A Chuan. Dirman menambahkan, cerita kelam di penjara Gandhi yang telah menjadi bangunan restoran itu cukup menjadi bagian dari sejarah.

Dengan perkembangan Kota Medan yang kian modern dan maju, tidak ada salahnya warga berjalan-jalan ke sana dan mencari tahu kisah yang disimpannya. “Semuanya sudah berubah. Mari sini, masuk saja ke Jalan Gandhi,” kata Dirman.

Dody ferdiansyah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4744 seconds (0.1#10.140)
pixels