Dua Kecamatan Diselimuti Debu Tebal

Sabtu, 04 April 2015 - 11:59 WIB
Dua Kecamatan Diselimuti Debu Tebal
Dua Kecamatan Diselimuti Debu Tebal
A A A
KARO - Guguran kubah lava Gunung Sinabung sekitar 300 meter kubik di sisi sebelah barat pada pukul 20.00 WIB, Kamis (2/4), memicu guguran awan panas sebanyak 21 kali dengan jangkauan 2-4 kilometer (km) ke arah selatan.

Akibatnya, sejumlah desa di Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, diselimuti debu vulkanik cukup tebal, Jumat (3/4). Sementara di seputaran Kecamatan Tiganderket dan Kecamatan Naman Teran ketebalan debu vulkanik tidak terlalu parah.

Warga Desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang Empat, Anto menuturkan, pada malam saat kejadian, masyarakat sempat panik akibat luncuran awan panas secara terus menerus dibarengi dengan hujan debu berbentuk lumpur. Setelah kondisi gunung mereda, kepanikan masyarakat ternyata tak berakhir lantaran aliran listrik tiba-tiba padam.

“Suasana paling menakutkan pada saat mati lampu. Suasana semakin mencekam ditambah gemuruh bercampur petir yang memekakkan telinga dari Gunung Sinabung. Ditambah lagi suara letusan pecahan bambu yang roboh akibat tak kuat menahan beratnya lumpur vulkanik,” ujarnya kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin.

Ia menceritakan, lontaran material vulkanik yang menjulang tinggi ke atas langit terlihat sekitar pukul 21.30 WIB. Sontak hal itu menyebabkan ketakutan warga semakin memuncak. Terlebih warga tidak lagi memiliki alat pelindung. “Pasokan masker sudah tidak ada lagi di posko-posko sekitar sini. Mobil tangki air juga tidak ada yang dikerahkan untuk mengurangi material debu,” katanya.

Ia memastikan tidak ada korban pada kejadian kemarin. Namun, lima ekor anjing peliharaan milik warga Dusun Sibintun, Junetsing Sitepu, mati akibat terpapar debu dan lumpur vulkanik. Ratusan hektare (ha) lahan pertanian warga juga dipastikan terancam gagal panen karena diselimuti debu hasil guguran awan panas Gunung Sinabung. Ada pun produk pertanian yang terancam gagal panen, yakni cabai, tomat, kol bunga, dan kentang.

Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN di sejumlah desa di Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Payung meliputi Desa Tiga Pancur, Desa Gamber, Desa Payung, Desa Berastepu, Desa Batukarang, dan Dusun Sibintun, ketebalan material debu vulkanik yang menempel di aspal, lahan pertanian, dan atap rumah warga, mencapai 5 sentimeter (cm).

Kondisi itu membuat warga sangat rentan terserang penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA). Kondisi ini semakin parah apabila ada kendaraan yang melintas. Selain membuat debu vulkanik bertebaran, juga menyebabkan berkurangnya jarak pandang.

Informasi yang dihimpun dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, menyebutkan hingga pukul 19.00 WIB belum ada terjadi guguran awan panas.

Kondisi gunung memang sulit diamati karena tertutup kabut dan angin perlahan bergerak ke arah barat. Untuk aktivitas kegempaan tercatat 17 kaligempaguguran, 13kaligempa hybrid , 19 kali low freqwency, satu kali tektonik jauh, dan tremor secara terus menerus 0,5-2 milimeter( mm) dominan0,5.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Subur Tambun saat dihubungi mengatakan, pihaknya sudah menyirami dengan mobil tangki air di Kecamatan Tiganderket dan Payung. Untuk Kecamatan Simpang rencananya akan disiram hari ini.

“Besok kami akan siram yang di Kecamatan Simpang Empat. Kalau untuk masker sudah standbye di poskoposko dan puskesmas setempat,” ujar Subur.

Riza pinem
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7323 seconds (0.1#10.140)