Lava Tour Hambat Penghijauan Lereng Merapi

Senin, 30 Maret 2015 - 15:15 WIB
Lava Tour Hambat Penghijauan Lereng Merapi
Lava Tour Hambat Penghijauan Lereng Merapi
A A A
BANTUL - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengaku dilema dengan keberadaan lava tour di lereng Gunung Merapi. Selain dapat menyejahterakan masyarakat, tetapi sangat berbahaya.

"Kawasan lereng Merapi harus segera direboisasi atau dihijaukan kembali. Mengingat Gunung Merapi memiliki siklus meletus setiap empat tahunan sekali," katanya, di Dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Senin (30/3/2015).

Ditambahkan dia, jika dibiarkan seperti kondisi saat ini, maka kemungkinan ancaman bahaya lava akan lebih besar dibanding tahun 2010 lalu.

"2010 saja ada hutan dan tumbuh-tumbuhan dampak lava pijarnya luar biasa, apalagi kalau kondisinya masih seperti ini," uangkap Raja Jawa itu.

Sultan khawatir, jika kawasan lereng Merapi dibiarkan seperti ini, maka dampak letusan Merapi yang akan datang lebih besar dari letusan-letusan sebelumnya. Dengan lereng Merapi yang gundul, jarak tempuh luncuran lava pijar akan semakin jauh.

Dia berharap, penghijauan segera dilakukan, karena pohon-pohon ataupun hutan, dapat menahan laju lava pijar. Sehingga luncurannya tidak begitu dahsyat, dan langsung turun ke bawah.

"Lava tour akan menghambat rencana itu. Saya membayangkan, jika tidak ada pohon seperti sekarang ini, seandainya ada lava pijar akan sangat mengerikan,” bebernya.

Sultan mengakui, sudah banyak pihak yang melakukan penghijauan di kawasan lereng Merapi. Hanya saja, belum semua lereng Merapi mendapat sentuhan penghijauan. Masih ada beberapa kawasan yang gundul dan tidak ada tanamannya.

Tidak hanya itu, banyak tanaman-tanaman dari penghijauan yang mati atau tidak bertahan hidup. Karena selama ini pihak yang melakukan penghijauan tidak berkonsultasi dengan Pemerintah Daerah terkait tanaman yang cocok di kawasan lereng Merapi.

"Seringkali tanaman yang mereka bawa untuk penghijauan sudah mati sebelum berkembang. Sebenarnya tanaman yang cocok itu pohon aren, tetapi umurnya harus di atas satu tahun agar tidak dimakan landak," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5584 seconds (0.1#10.140)