Ratusan Siswi SD di Solo Dukung Polwan Berjilbab
A
A
A
SOLO - Ratusan siswi Sekolah Dasar Islam (SDI) Al Fattah Solo, menggelar aksi damai untuk mendukung para Polisi Wanita (Polwan) menggunakan jilbab. Aksi dukungan itu dilakukan seiring adanya aturan yang memperbolehkan penegak hukum wanita itu untuk menutup auratnya menggunakan jilbab.
Ratusan siswa itu menggelar aksi dukungan dengan cara membentangkan berbagai poster yang berisi imbauan penggunaan jilbab bagi wanita muslimah. Aksi itu dilakukan di samping Jalan Adisucipto, tepatnya di depan gerbang Stadion Manahan Kota Solo. Selain itu, aksi juga diselingi dengan orasi yang dilakukan oleh perwakilan dari siswi-siswi tersebut.
Salah seorang peserta aksi, Ananda, menyebutkan penggunaan jilbab untuk wanita muslimah itu dinilai cukup penting. Menurutnya, setiap wanita muslimah diwajibkan menutup auratnya masing-masing. Hal itu agar tidak menimbulkan syahwat atau menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi setiap lawan jenis yang memandanginya.
Selain itu, menurutnya, penggunaan jilbab bagi wanita muslimah bisa semakin meningkatkan kesehatan dan memancarkan kecantikan. Sehingga, dengan berbagai aspek seperti itu sudah tidak ada lagi alasan untuk tidak menggunakan jilbab, termasuk juga bagi anggota polwan.
"Kalau dahulu di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sudah menerapkan setiap pegawai wanita untuk berjilbab, kini saatnya anggota polisi wanita di seluruh penjuru Indonesia juga menerapkan hal itu," ucapnya kepada KORAN SINDO, Senin (30/3/2015).
Sementara itu, guru yang juga koordinator acara, Rustini, menyebutkan aksi dukungan yang dilakukan oleh siswa tersebut dilakukan setelah adanya aturan polwan boleh berjilbab. Menurutnya, setelah aturan itu turun, sudah saatnya para anggota polisi yang muslimah mulai menggunakan jilbab dalam bertugas sehari-hari.
Menurutnya, penggunaan jilbab itu tidak mengganggu saat para anggota polisi itu bertugas. Malah, justru bisa melindungi mereka dari hal-hal yang buruk. "Ini adalah dukungan yang kami berikan kepada mereka agar segera menggunakan jilbab," ucapnya.
Pihaknya berharap, ke depan berbagai instansi lain yang ada di Indonesia juga menerapkan hal serupa. Pihaknya juga meminta agar penggunaan jilbab itu tidak dipandang sebelah mata oleh perusahan dan pihak-pihak tertentu.
"Pernah ada kasus, siswa dan juga pekerja yang menggunakan jilbab tidak boleh hadir di acara tertentu, seharusnya ini tidak akan terjadi lagi di kemudian hari," tegasnya.
Ratusan siswa itu menggelar aksi dukungan dengan cara membentangkan berbagai poster yang berisi imbauan penggunaan jilbab bagi wanita muslimah. Aksi itu dilakukan di samping Jalan Adisucipto, tepatnya di depan gerbang Stadion Manahan Kota Solo. Selain itu, aksi juga diselingi dengan orasi yang dilakukan oleh perwakilan dari siswi-siswi tersebut.
Salah seorang peserta aksi, Ananda, menyebutkan penggunaan jilbab untuk wanita muslimah itu dinilai cukup penting. Menurutnya, setiap wanita muslimah diwajibkan menutup auratnya masing-masing. Hal itu agar tidak menimbulkan syahwat atau menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi setiap lawan jenis yang memandanginya.
Selain itu, menurutnya, penggunaan jilbab bagi wanita muslimah bisa semakin meningkatkan kesehatan dan memancarkan kecantikan. Sehingga, dengan berbagai aspek seperti itu sudah tidak ada lagi alasan untuk tidak menggunakan jilbab, termasuk juga bagi anggota polwan.
"Kalau dahulu di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sudah menerapkan setiap pegawai wanita untuk berjilbab, kini saatnya anggota polisi wanita di seluruh penjuru Indonesia juga menerapkan hal itu," ucapnya kepada KORAN SINDO, Senin (30/3/2015).
Sementara itu, guru yang juga koordinator acara, Rustini, menyebutkan aksi dukungan yang dilakukan oleh siswa tersebut dilakukan setelah adanya aturan polwan boleh berjilbab. Menurutnya, setelah aturan itu turun, sudah saatnya para anggota polisi yang muslimah mulai menggunakan jilbab dalam bertugas sehari-hari.
Menurutnya, penggunaan jilbab itu tidak mengganggu saat para anggota polisi itu bertugas. Malah, justru bisa melindungi mereka dari hal-hal yang buruk. "Ini adalah dukungan yang kami berikan kepada mereka agar segera menggunakan jilbab," ucapnya.
Pihaknya berharap, ke depan berbagai instansi lain yang ada di Indonesia juga menerapkan hal serupa. Pihaknya juga meminta agar penggunaan jilbab itu tidak dipandang sebelah mata oleh perusahan dan pihak-pihak tertentu.
"Pernah ada kasus, siswa dan juga pekerja yang menggunakan jilbab tidak boleh hadir di acara tertentu, seharusnya ini tidak akan terjadi lagi di kemudian hari," tegasnya.
(zik)