Menjaga Kesenian Kuda Lumping
A
A
A
JOMBANG - Kuda lumping merupakan kesenian rakyat Jawa Timur. Kesenian ini menampilkan atraksi penunggang kuda kepang, dan penari dengan pakaian yang menyolok mata, dan indah dipandang.
Di dalam pelosok kawasan Jombang, Jawa Timur, kesenian rakyat ini masih sangat hidup. Banyak anak-anak, dan remaja yang ikut melestarikan kebudayaan rakyat ini. Seperti terlihat dalam Festival Seni Kuda Lumping 2015.
Dalam kesenian itu, tampak beberapa orang dewasa dan anak-anak SMP tampil memainkan kuda lumping. Gerakan anak-anak itu tampak sangat luwes di lapangan, mereka memanggil-manggil penari dewasa untuk ikut bergabung.
Tidak lama kemudian, sang penari pun datang ikut bergabung dengan mereka di lapangan. Kehadiran para penari ini tampak disambut hangat masyarakat yang telah melingkari pertunjukan.
Usai pertunjukan, beberapa orang anak yang ikut tampil melakukan wawancara dengan wartawan. Di antara anak-anak itu, ada Anam Safari, siswa SMP yang memainkan kuda lumping. Wajahnya tampak letih, masih menggunakan baju pentas merah.
Kepada wartawan, dia mengaku terpanggil untuk mengikuti kesenian ini dan melestarikannya. Untuk memainkan kuda lumping, sedikitnya ada tiga bentuk tarian yang harus dia kuasai. Gerakan tarian itu, tidak terlalu sulit.
Ketiga bentuk tarian itu adalah tari buto lawas, tari senterewe, dan tari begon putri. Meski honor yang didapat dalam setiap pementasan hanya Rp50 ribu, namun Anam mengaku senang.
Di dalam pelosok kawasan Jombang, Jawa Timur, kesenian rakyat ini masih sangat hidup. Banyak anak-anak, dan remaja yang ikut melestarikan kebudayaan rakyat ini. Seperti terlihat dalam Festival Seni Kuda Lumping 2015.
Dalam kesenian itu, tampak beberapa orang dewasa dan anak-anak SMP tampil memainkan kuda lumping. Gerakan anak-anak itu tampak sangat luwes di lapangan, mereka memanggil-manggil penari dewasa untuk ikut bergabung.
Tidak lama kemudian, sang penari pun datang ikut bergabung dengan mereka di lapangan. Kehadiran para penari ini tampak disambut hangat masyarakat yang telah melingkari pertunjukan.
Usai pertunjukan, beberapa orang anak yang ikut tampil melakukan wawancara dengan wartawan. Di antara anak-anak itu, ada Anam Safari, siswa SMP yang memainkan kuda lumping. Wajahnya tampak letih, masih menggunakan baju pentas merah.
Kepada wartawan, dia mengaku terpanggil untuk mengikuti kesenian ini dan melestarikannya. Untuk memainkan kuda lumping, sedikitnya ada tiga bentuk tarian yang harus dia kuasai. Gerakan tarian itu, tidak terlalu sulit.
Ketiga bentuk tarian itu adalah tari buto lawas, tari senterewe, dan tari begon putri. Meski honor yang didapat dalam setiap pementasan hanya Rp50 ribu, namun Anam mengaku senang.
(san)