Tebing Longsor Ancam Tiga Rumah
A
A
A
YOGYAKARTA - Tebing setinggi 12 meter longsor mengancam tiga rumah dan satu musala di bantaran Kali Winongo RT 03 RW 01 Jatimulyo, Kricak, Tegalrejo. Hujan deras yang mengguyur menyebabkan tebing longsor tergerus aliran air.
Ketiga rumah yang terancam masing-masing milik Musyanto, 72; Sunarto, 55; dan Wiryo, 65; ditambah musala Al Mukminun yang ada di sebelahnya. Kondisinya terancam ambruk jika terjadi longsor susulan akibat tergerus air hujan. Longsor yang terjadi Kamis (26/3) lalu, bahkan membuat enam ekor kambing dan satu kelinci milik Musyanto ikut tertimbun longsoran tanah.
Musala Al Mukminun pun terpaksa dikosongkan karena fondasi di sisi tebing sudah menganga. Menurut Musyanto, tebing di belakang rumahnya longsor setelah diguyur hujan deras Kamis sore. Sesaat sebelum longsor terjadi, ia sempat memberi makan kambing piaraannya yang berada di bawah tebing. Tak disangka, itu kali terakhir ia melihat ternaknya. "Enam kambing saya ikut tertimbun, mungkin sekarang sudah mati. Saya belum berani mengevakuasi, kondisinya masih membahayakan," ucapnya, kemarin.
Danramil Tegalrejo Kapten Inf Parja yang ditemui di lokasi mengaku belum bisa berbuat banyak. Pihaknya masih menunggu koordinasi dengan instansi terkait untuk mengambil langkah berikutnya. “Di sekitar lokasi masih sangat berbahaya,” ucapnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan, pihaknya sudah memetakan dugaan awal penyebab longsor.
Rembesan air hujan mengikis tebing Kali Winongo yang kondisinya sudah cukup tua. Tebing akhirnya ambrol dan menarik tanah di atasnya akibat desakan arus yang cukup kuat. Dia mengakui, ada tiga rumah yang dihuni oleh 10 warga dalam kondisi terancam. Hanya, mereka belum diungsikan kendati BPBD sudah menyiapkan tenda keluarga yang bisa digunakan warga terdampak longsor.
"Kami minta partisipasi warga untuk melakukan deteksi mengingat tebing di pinggiran sungai rawan longsor. Jika menemukan ada retakan, segera dilaporkan ke kami sebagai bentuk kewaspadaan," ucapnya. Dia menambahkan, penanganan longsor di Kali Winongo masih dikoordinasikan bersama Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta.
Sementara, penanganan masih sebatas darurat dengan penutupan terpal. Tumpukan material longsor pun belum akan dibersihkan guna menahan dinding tebing. "Kondisinya akan lebih berbahaya jika langsung dibersihkan dan turun hujan lagi. Tapi akan kami tangani secepatnya bersama Kimpraswil," tandasnya.
Sodik
Ketiga rumah yang terancam masing-masing milik Musyanto, 72; Sunarto, 55; dan Wiryo, 65; ditambah musala Al Mukminun yang ada di sebelahnya. Kondisinya terancam ambruk jika terjadi longsor susulan akibat tergerus air hujan. Longsor yang terjadi Kamis (26/3) lalu, bahkan membuat enam ekor kambing dan satu kelinci milik Musyanto ikut tertimbun longsoran tanah.
Musala Al Mukminun pun terpaksa dikosongkan karena fondasi di sisi tebing sudah menganga. Menurut Musyanto, tebing di belakang rumahnya longsor setelah diguyur hujan deras Kamis sore. Sesaat sebelum longsor terjadi, ia sempat memberi makan kambing piaraannya yang berada di bawah tebing. Tak disangka, itu kali terakhir ia melihat ternaknya. "Enam kambing saya ikut tertimbun, mungkin sekarang sudah mati. Saya belum berani mengevakuasi, kondisinya masih membahayakan," ucapnya, kemarin.
Danramil Tegalrejo Kapten Inf Parja yang ditemui di lokasi mengaku belum bisa berbuat banyak. Pihaknya masih menunggu koordinasi dengan instansi terkait untuk mengambil langkah berikutnya. “Di sekitar lokasi masih sangat berbahaya,” ucapnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan, pihaknya sudah memetakan dugaan awal penyebab longsor.
Rembesan air hujan mengikis tebing Kali Winongo yang kondisinya sudah cukup tua. Tebing akhirnya ambrol dan menarik tanah di atasnya akibat desakan arus yang cukup kuat. Dia mengakui, ada tiga rumah yang dihuni oleh 10 warga dalam kondisi terancam. Hanya, mereka belum diungsikan kendati BPBD sudah menyiapkan tenda keluarga yang bisa digunakan warga terdampak longsor.
"Kami minta partisipasi warga untuk melakukan deteksi mengingat tebing di pinggiran sungai rawan longsor. Jika menemukan ada retakan, segera dilaporkan ke kami sebagai bentuk kewaspadaan," ucapnya. Dia menambahkan, penanganan longsor di Kali Winongo masih dikoordinasikan bersama Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta.
Sementara, penanganan masih sebatas darurat dengan penutupan terpal. Tumpukan material longsor pun belum akan dibersihkan guna menahan dinding tebing. "Kondisinya akan lebih berbahaya jika langsung dibersihkan dan turun hujan lagi. Tapi akan kami tangani secepatnya bersama Kimpraswil," tandasnya.
Sodik
(bhr)