Lab Raksasa untuk Aplikasikan Ilmu Satwa
A
A
A
YOGYAKARTA - Gembira Loka Zoo sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Tempat ini menjadi rujukan keluarga untuk mengisi libur akhir pekan. Perkembangan pesat tempat rekreasi dan edukasi ini membuatnya kian banyak diminati.
Sekadar berlibur? Tentu saja tidak. Selain siswa sekolah yang datang untuk mempelajari koleksi satwa yang dimiliki, tempat ini sekaligus menjadi ajang praktik bagi mahasiswa perguruan tinggi. Memorandum of Understanding (MoU) dengan perguruan tinggi pariwisata diteken untuk memfasilitasi mereka mengaplikasikan teori yang dipelajari.
Demi menjalankan fungsi sebagai lembaga konservasi, Gembira Loka juga menjadi tempat penelitian. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) UGM misalnya, rutin menjadi bagian dari GL Zoo. Mereka akan mengaplikasikan ilmu kesehatan hewan di lokasi ini. “Kami ada MoU, jadi mereka rutin karena kami kanlembaga konservasi. Salah satu fungsinya selain tempat rekreasi juga sarana edukasi dan penelitian. Di situlah kami berperan,” ucap Josep Kurniawan, Manajer Marketing dan Pengembangan GL Zoo.
Menurutnya, banyak manfaat yang bisa diambil GL Zoo. Kehadiran mahasiswa koas dari FKH UGM misalnya membantu manajemen mengawasi kondisi koleksi satwa yang di areal seluas 20 hektare tersebut. Tambahan tenaga membuat pengawasan dan penanganan lebih intens. Dan bagi mahasiswa tentu saja praktik langsung memberi pengalaman tersendiri. Selain pengalaman, kemampuan mengekslorasi setiap kondisi satwa pada kebun binatang dengan koleksi 305 spesies dan 1.800 lebih satwa akan menambah tajam keahlian yang dimiliki.
Ini dirasakan Bernadeta Miraclelita Widyarini, 23. Seepekan bergelut menjalani koas di Gl Zoo dia banyak disibukkan dengan satwa koleksi yang ada, mulai dari cara merawat hingga mengobati saat ada hewan yang sakit. “Luar biasa, sangat menyenangkan,” ucapnya. Kecintaannya pada dunia binatang pun kian kuat tertanam di sini. Tambahan pengalaman berharga itu kini sanggup membangkitkan obsesinya untuk memiliki klinik hingga rumah sakit khusus hewan. Ia ingin bisa mengobati jika ada satwa yang sakit.
“Kalau manusia sakit kantahu obatnya apa. Tapi hewan sakit nggak tahu obatnya apa. Kankasihan. Suatu saat saya ingin punya rumah sakit hewan sendiri,” tutur dara cantik kelahiran Jakarta, 11 Juni 1992 ini. Dia bercerita, pernah sekali waktu hewan peliharaannya sakit karena keracunan. “Saat itu saya nggakbisa ngapangapain. Nggakbisa melakukan tindakan medis dan akhirnya hewan itu mati,” ucapnya prihatin.
Putri tunggal kesayangan pasangan Antonius Widodo dan Maria Antonia Tan Gin Nio ini memilih kuliah di kedokteran hewan, tak lain karena sayang satwa. “Kalau di rumah ada anjing, kucing, burung, dan malah pernah pelihara kura-kura,” katanya. GL Zoo baginya, lebih dari sekadar kebun binatang. Tempat ini menjadi laboratorium raksasa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah. Siapa lagi yang tertarik?
Sodik
Sekadar berlibur? Tentu saja tidak. Selain siswa sekolah yang datang untuk mempelajari koleksi satwa yang dimiliki, tempat ini sekaligus menjadi ajang praktik bagi mahasiswa perguruan tinggi. Memorandum of Understanding (MoU) dengan perguruan tinggi pariwisata diteken untuk memfasilitasi mereka mengaplikasikan teori yang dipelajari.
Demi menjalankan fungsi sebagai lembaga konservasi, Gembira Loka juga menjadi tempat penelitian. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) UGM misalnya, rutin menjadi bagian dari GL Zoo. Mereka akan mengaplikasikan ilmu kesehatan hewan di lokasi ini. “Kami ada MoU, jadi mereka rutin karena kami kanlembaga konservasi. Salah satu fungsinya selain tempat rekreasi juga sarana edukasi dan penelitian. Di situlah kami berperan,” ucap Josep Kurniawan, Manajer Marketing dan Pengembangan GL Zoo.
Menurutnya, banyak manfaat yang bisa diambil GL Zoo. Kehadiran mahasiswa koas dari FKH UGM misalnya membantu manajemen mengawasi kondisi koleksi satwa yang di areal seluas 20 hektare tersebut. Tambahan tenaga membuat pengawasan dan penanganan lebih intens. Dan bagi mahasiswa tentu saja praktik langsung memberi pengalaman tersendiri. Selain pengalaman, kemampuan mengekslorasi setiap kondisi satwa pada kebun binatang dengan koleksi 305 spesies dan 1.800 lebih satwa akan menambah tajam keahlian yang dimiliki.
Ini dirasakan Bernadeta Miraclelita Widyarini, 23. Seepekan bergelut menjalani koas di Gl Zoo dia banyak disibukkan dengan satwa koleksi yang ada, mulai dari cara merawat hingga mengobati saat ada hewan yang sakit. “Luar biasa, sangat menyenangkan,” ucapnya. Kecintaannya pada dunia binatang pun kian kuat tertanam di sini. Tambahan pengalaman berharga itu kini sanggup membangkitkan obsesinya untuk memiliki klinik hingga rumah sakit khusus hewan. Ia ingin bisa mengobati jika ada satwa yang sakit.
“Kalau manusia sakit kantahu obatnya apa. Tapi hewan sakit nggak tahu obatnya apa. Kankasihan. Suatu saat saya ingin punya rumah sakit hewan sendiri,” tutur dara cantik kelahiran Jakarta, 11 Juni 1992 ini. Dia bercerita, pernah sekali waktu hewan peliharaannya sakit karena keracunan. “Saat itu saya nggakbisa ngapangapain. Nggakbisa melakukan tindakan medis dan akhirnya hewan itu mati,” ucapnya prihatin.
Putri tunggal kesayangan pasangan Antonius Widodo dan Maria Antonia Tan Gin Nio ini memilih kuliah di kedokteran hewan, tak lain karena sayang satwa. “Kalau di rumah ada anjing, kucing, burung, dan malah pernah pelihara kura-kura,” katanya. GL Zoo baginya, lebih dari sekadar kebun binatang. Tempat ini menjadi laboratorium raksasa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah. Siapa lagi yang tertarik?
Sodik
(bhr)