Belasan Rumah Terancam Longsor

Kamis, 19 Maret 2015 - 12:02 WIB
Belasan Rumah Terancam Longsor
Belasan Rumah Terancam Longsor
A A A
BOJONEGORO - Sekitar 12 rumah warga di Dusun Baru RT 11 dan RT 14 RW 03, Desa Banjarjo, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro terancam terseret longsor bantaran Sungai Bengawan Solo.

Saat ini jarak rumah warga dengan tebing sungai yang longsor hanya 2-3 meter. Bantaran Sungai Bengawan Solo di Dusun Baru ambrol dan longsor sejak tiga tahun terakhir. Bantaran yang menjadi permukiman penduduk itu tepat berada di kelokan air Sungai Bengawan Solo. Saat air sungai pasang dan kemudian surut kondisi bantaran itu langsung terkikis dan ambrol.

Beberapa rumah warga sebelumnya telah dibongkar dan pindah ke lokasi aman. Menurut warga Dusun Baru Maryoto, 56, sejak sebulan terakhir kondisi bantaran itu terus mengalami longsor. Terlebih, akhir-akhir ini hujan lebat sering mengguyur Bojonegoro barat. Dampak musim hujan itu juga mengakibatkan tinggi muka air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu naik.

“Sehingga air yang mengalir deras dari hulu begitu mudah mengikis bantaran hingga akhirnya ambrol,” ucapnya. Maryoto setiap hari waswas dengan kondisi rumah dan keluarganya. Dia juga hampir setiap malam tidak bisa tidur lantaran takut mendengar derasnya suara air yang mengalir serta reruntuhan tanah yang jatuh ke sungai.

Kini jarak depan rumah dengan bantaran hanya sekitar 2 meter. “Sebetulnya kami sekeluarga ingin sekali pindah rumah ke lain tempat namun tidak ada biaya,” ungkapnya. Selain itu, kondisi bantaran Kali Gandong di Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro semakin memprihatinkan. Longsor bantaran sungai itu terus bertambah.

Saat ini panjang longsor 500 meter, lebar 50 meter, dan kedalamannya sekitar 20 meter. Di beberapa titik bantaran anak Sungai Bengawan Solo itu juga terjadi longsor. Bantaran yang longsor menyeret pohon mangga, pohon bambu, dan pohon jati yang ditanam oleh warga. Jarak rumah warga dengan tebing yang longsor hanya sekitar 2-3 meter.

Warga Dusun Korgan Mbah Dono mengaku telah membongkar sendiri bangunan rumah berdinding kayu pada 2014 karena khawatir terseret longsor. Dia juga sudah berulang kali menyampaikan laporan ke desa dan kecamatan mengenai longsor bantaran Kali Gandong yang terus melebar itu tapi tidak pernah ditanggapi.

Mbah Dono akan nekat menemui Bupati Bojonegoro Suyoto menyampaikan mengenai kondisi longsor Kali Gandong yang mengancam permukiman warga itu. “Saya akan menemui Pak Bupati Suyoto langsung di Pendapa Pemkab Bojonegoro usai salat Jumat. Saya akan meminta Pak Bupati memperhatikan nasib warga yang tinggal di daerah dekat sungai yang longsor,” tandasnya.

Muhammad roqib
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7317 seconds (0.1#10.140)