Mahasiswi Ikut Isis, UMS Imbau Mahasiswa Hati-hati
A
A
A
SUKOHARJO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengimbau mahasiswanya untuk berhati-hati memahami Islam. Imbauan itu muncul setelah mahasiswi Fakultas Farmasi UMS hilang, diduga bergabung dengan Islamic State Of Iraq and Syiria (ISIS).
Dekan Fakultas Farmasi UMS Azis Saifudin mengatakan, salah satu mahasiswinya yang hilang adalah Siti Lestari (26). Mahasiswi tersebut dikabarkan hilang sejak beberapa waktu lalu, disinyalir bergabung dengan ISIS.
"Kami prihatin dengan hilangnya anak didiknya kami. Saya berharap yang bersangkutan segera ditemukan dan kembali di pangkuan keluarganya," katanya, kepada wartawan, Rabu (18/3/2015).
Dia berharap, ke depannya para mahasiswa dan mahasiswi UMS bisa lebih berhati-hati dalam memahami ajaran agama Islam. Menurutnya, para mahasiswa harus memilih-milih mana ajaran yang baik, dan terlarang.
Selain itu, para mahasiswa bisa membedakan mana ajaran yang berdasar dari agama Islam atau tidak. Sehingga, nantinya para mahasiswa tidak terjerumus dalam ajaran-ajaran terlarang yang berujung pada tindakan-tindakan menyimpang.
Pihaknya juga berharap agar para mahasiswanya menjauhi ajaran-ajaran yang mengkafirkan umat Islam. "Kami melarang mahasiswa kami mendekati ideologi yang kurang baik, dalam hal ini termasuk Khawarij ISIS," imbuhnya.
Terkait masuknya paham ISIS di kampus tersebut, pihaknya mengaku telah melakukan pembentengan mental dan spiritual bagi mahasiswa. Akan tetapi, mengingat jumlah mahasiswa yang banyak, pembentengan itu tidak berhasil 100%.
"Kami mengimbau bila mahasiswa ingin memperdalam ilmu agama Islam, lebih baik belajar pada orang yang tepat, ustaz di UMS cukup banyak, dan bisa dimanfaatkan dengan baik," pungkasnya.
Dekan Fakultas Farmasi UMS Azis Saifudin mengatakan, salah satu mahasiswinya yang hilang adalah Siti Lestari (26). Mahasiswi tersebut dikabarkan hilang sejak beberapa waktu lalu, disinyalir bergabung dengan ISIS.
"Kami prihatin dengan hilangnya anak didiknya kami. Saya berharap yang bersangkutan segera ditemukan dan kembali di pangkuan keluarganya," katanya, kepada wartawan, Rabu (18/3/2015).
Dia berharap, ke depannya para mahasiswa dan mahasiswi UMS bisa lebih berhati-hati dalam memahami ajaran agama Islam. Menurutnya, para mahasiswa harus memilih-milih mana ajaran yang baik, dan terlarang.
Selain itu, para mahasiswa bisa membedakan mana ajaran yang berdasar dari agama Islam atau tidak. Sehingga, nantinya para mahasiswa tidak terjerumus dalam ajaran-ajaran terlarang yang berujung pada tindakan-tindakan menyimpang.
Pihaknya juga berharap agar para mahasiswanya menjauhi ajaran-ajaran yang mengkafirkan umat Islam. "Kami melarang mahasiswa kami mendekati ideologi yang kurang baik, dalam hal ini termasuk Khawarij ISIS," imbuhnya.
Terkait masuknya paham ISIS di kampus tersebut, pihaknya mengaku telah melakukan pembentengan mental dan spiritual bagi mahasiswa. Akan tetapi, mengingat jumlah mahasiswa yang banyak, pembentengan itu tidak berhasil 100%.
"Kami mengimbau bila mahasiswa ingin memperdalam ilmu agama Islam, lebih baik belajar pada orang yang tepat, ustaz di UMS cukup banyak, dan bisa dimanfaatkan dengan baik," pungkasnya.
(san)