Banyuasin Minim Penyuluh Pertanian
A
A
A
PANGKALAN BALAI - Minimnya tenaga penyuluh pertanian di Kabupaten Banyuasin, memaksa Badan Pelaksanaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) memaksimalkan tenaga Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Dari 304 desa/kelurahan yang ada, DP4K baru memiliki 171 penyuluh. Jumlah tersebut masih jauh dari ideal. Kepala Bidang Ketenagaan dan Penyuluhan, DP4K Banyuasin, Suparno mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berupaya melakukan penambahan tenaga penyuluh pertanian, agar hasil panen bisa semakin maksimal . “Saat ini kita baru memiliki tenaga penyuluh sebanyak 171 orang, sedangkan jumlah desa/ kelurahan di Banyuasin ada 304. Jadi masih belum ideal,” ungkapnya.
Suparmo menilai, idealnya untuk satu kelurahan/desa mempunyai satu tenaga penyuluh pertanian. Karena kondisi itu sudah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 19/2013 tentang Perlindungan Pemberdayaan Petani. “Memang sudah ada aturannya, kalau setiap desa/ kelura han harus miliki satu penyuluh pertanian,” terangnya. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Banyuasin tahun ini bakal mengandeng Babinsa dan akan diberi pelatihan, sehingga dapat memberi penyuluhan kepada petani.
Dengan kurangnya tenaga penyuluh itu, sebenarnya cukup mengganggu target Pemkab Banyuasin untuk mendapatkan gabah padi sebanyak 1 juta ton lebih tersebut. “Sebenarnya cukup mempengaruhi, karena tenaga penyuluh pertanian ini memberikan arahan dan pedoman kepada petani sebelum dan sesudah menanam padi dan lain sebagainya,” bebernya.
Sementara, Anggota DPRD Banyuasin, Achmad Nurcholis mengatakan, sebagai daerah lumbung pangan di wilayah Sumsel, Bumi Sedulang Setudung seharusnya memiliki penyuluh pertanian sebanyak 304 orang. “Karena dengan adanya penyuluh, potensi hasil padi dan lain sebagainya dapat bertambah lebih banyak,” ujarnya.
Dengan keadaan seperti ini, Nurcholis berharap Bupati Banyuasin, Yan Anton Ferdian dapat mengajukan tambahan jumlah penyuluh pertanian. “ Setidaknya bertambah secara bertahap, hingga semua desa/kelurahan memiliki penyuluh pertanian,” pungkasnya.
Yopie cipta raharja
Dari 304 desa/kelurahan yang ada, DP4K baru memiliki 171 penyuluh. Jumlah tersebut masih jauh dari ideal. Kepala Bidang Ketenagaan dan Penyuluhan, DP4K Banyuasin, Suparno mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berupaya melakukan penambahan tenaga penyuluh pertanian, agar hasil panen bisa semakin maksimal . “Saat ini kita baru memiliki tenaga penyuluh sebanyak 171 orang, sedangkan jumlah desa/ kelurahan di Banyuasin ada 304. Jadi masih belum ideal,” ungkapnya.
Suparmo menilai, idealnya untuk satu kelurahan/desa mempunyai satu tenaga penyuluh pertanian. Karena kondisi itu sudah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 19/2013 tentang Perlindungan Pemberdayaan Petani. “Memang sudah ada aturannya, kalau setiap desa/ kelura han harus miliki satu penyuluh pertanian,” terangnya. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Banyuasin tahun ini bakal mengandeng Babinsa dan akan diberi pelatihan, sehingga dapat memberi penyuluhan kepada petani.
Dengan kurangnya tenaga penyuluh itu, sebenarnya cukup mengganggu target Pemkab Banyuasin untuk mendapatkan gabah padi sebanyak 1 juta ton lebih tersebut. “Sebenarnya cukup mempengaruhi, karena tenaga penyuluh pertanian ini memberikan arahan dan pedoman kepada petani sebelum dan sesudah menanam padi dan lain sebagainya,” bebernya.
Sementara, Anggota DPRD Banyuasin, Achmad Nurcholis mengatakan, sebagai daerah lumbung pangan di wilayah Sumsel, Bumi Sedulang Setudung seharusnya memiliki penyuluh pertanian sebanyak 304 orang. “Karena dengan adanya penyuluh, potensi hasil padi dan lain sebagainya dapat bertambah lebih banyak,” ujarnya.
Dengan keadaan seperti ini, Nurcholis berharap Bupati Banyuasin, Yan Anton Ferdian dapat mengajukan tambahan jumlah penyuluh pertanian. “ Setidaknya bertambah secara bertahap, hingga semua desa/kelurahan memiliki penyuluh pertanian,” pungkasnya.
Yopie cipta raharja
(bhr)