Bermain Dalam Bekas Galian Tanah, Siswa SD Meregang Nyawa
A
A
A
BATAM - Vincen seorang bocah SD meregang nyawa setelah tenggelam di dalam kubangan tak terpakai di belakang sekolah Hangtuah, Bengkong Polisi, Minggu (15/3/2015) siang.
Menurut salah seorang perawat yang menangani korban siang itu, saat Vincen masuk ruang IGD nyawanya tidak bisa diselamatkan lagi. Diduga, korban meninggal di perjalanan menuju rumah sakit.
"Saat masuk ruang IGD, nyawa korban sudah tidak adalagi," kata perawat pria yang enggan namanya dikorankan.
Kedatangan korban, kata perawat tadi, langsung digendong oleh orangtuanya. Bahkan, selama berada di dalam ruang IGD bapak korban nampak sedih saat korban dinyatakan tidak bisa diselamatkan lagi nyawanya. "Tak lama berada di ruang IGD, korban langsung dibawa menuju ruang jenazah," ujarnya.
Menurut Jangkung (12) teman korban dan juga saksi mata saat kejadian, ia mengaku, pada saat kejadian bermain bersama tujuh orang temannya.
Saat bermain di lokasi kubangan itu, dia tak berenang ke tengah lubang kubangan melainkan hanya bermain di tepian saja. "Saya bertiga dengan teman, berenang di pinggir saja," katanya.
Sementara korban bersama tiga temannya, kata Jangkung, berenang di tengah kubangan, diantaranya Vinsen (korban), Jefri, Taufik dan Fakih.
"Jefri dan Vincen tenggelam saat bermain di tengah kubangan, saya lihat Jefri berhasil diselamatkan Taufik dan Fakih. Sementara Vincen, tak bisa diselamatkan saat tenggelam," timpalnya.
Melihat Vincen tenggelam, katanya, dia berteriak sehingga terdengar oleh warga sekitar. Saat warga datang, korban berhasil diangkat dari dalam kubangan dan korban dibawa oleh warga menuju rumah sakit.
Pantauan diruang jenazah RSBK, kedua orangtua korban Salim (32) dan Linda (28) tak kuasa menahan tangisnya.
Bahkan adik korban, Yasa, yang masih berusia 1,5 tahun juga menangis saat melihat kedua orangtuanya menangis.
Saat dinyatakan sudah tak bernyawa lagi, korban dibawa ke rumah duka yang terletak di Bengkong Polisi Blok E3 no 6. Namun, kejadian tersebut tidak dilaporkan orangtua korban kepada pihak kepolisian.
"Kejadian ini tidak dilaporkan polisi dan korban akan dimakamkan di pemakaman Sei Temiang sore ini juga," kata salah seorang pelayat di rumah duka.
Menurut Santi, salah seorang warga sekitar di lokasi kubangan itu. Ia sangat menyesalkan pihak PT Union yang telah menggali lubang itu, pasalnya lubang yang digali itu tidak berguna lagi setelah tanahnya diambil.
"Warga sudah sering mengeluh, tetapi kubangan itu tidak ditutup dan juga tidak dipagar oleh pihak perusahaan," katanya.
Sejak adanya lubang kubangan itu, dia menambahkan, lokasi kubangan menjadi tempat bermain anak-anak. Dengan adanya kejadian ini, kemungkinan tidak adalagi anak yang berani berenang di kubangan itu.
"Dengan adanya kejadian ini, semoga pihak perusahaan menutup lubang galian itu kembali. Takutnya memakan korban lagi," katanya, diamini warga lainnya.
Sementara menurut Osman, salah seorang kerabat korban, ia mengatakan, bapak korban kesehariannya bekerja sebagai montir televisi dan ibuk korban hanya sebagai ibuk rumah tangga. "Mereka ngekos disini, sejak beberapa bulan belakangan ini," timpalnya.
Setelah korban dimandikan dan didoakan, sambungnya, korban akan dimakamkan di Pemakaman Sei Panas.
Osman menambahkan, dengan adanya duka ini dia merasa segan dengan tetangga yang sedang mengadakan pesta pernikahan. Pasalnya, saat tersiar kabar kematian korban orgen tunggalnya berhenti.
Menurut salah seorang perawat yang menangani korban siang itu, saat Vincen masuk ruang IGD nyawanya tidak bisa diselamatkan lagi. Diduga, korban meninggal di perjalanan menuju rumah sakit.
"Saat masuk ruang IGD, nyawa korban sudah tidak adalagi," kata perawat pria yang enggan namanya dikorankan.
Kedatangan korban, kata perawat tadi, langsung digendong oleh orangtuanya. Bahkan, selama berada di dalam ruang IGD bapak korban nampak sedih saat korban dinyatakan tidak bisa diselamatkan lagi nyawanya. "Tak lama berada di ruang IGD, korban langsung dibawa menuju ruang jenazah," ujarnya.
Menurut Jangkung (12) teman korban dan juga saksi mata saat kejadian, ia mengaku, pada saat kejadian bermain bersama tujuh orang temannya.
Saat bermain di lokasi kubangan itu, dia tak berenang ke tengah lubang kubangan melainkan hanya bermain di tepian saja. "Saya bertiga dengan teman, berenang di pinggir saja," katanya.
Sementara korban bersama tiga temannya, kata Jangkung, berenang di tengah kubangan, diantaranya Vinsen (korban), Jefri, Taufik dan Fakih.
"Jefri dan Vincen tenggelam saat bermain di tengah kubangan, saya lihat Jefri berhasil diselamatkan Taufik dan Fakih. Sementara Vincen, tak bisa diselamatkan saat tenggelam," timpalnya.
Melihat Vincen tenggelam, katanya, dia berteriak sehingga terdengar oleh warga sekitar. Saat warga datang, korban berhasil diangkat dari dalam kubangan dan korban dibawa oleh warga menuju rumah sakit.
Pantauan diruang jenazah RSBK, kedua orangtua korban Salim (32) dan Linda (28) tak kuasa menahan tangisnya.
Bahkan adik korban, Yasa, yang masih berusia 1,5 tahun juga menangis saat melihat kedua orangtuanya menangis.
Saat dinyatakan sudah tak bernyawa lagi, korban dibawa ke rumah duka yang terletak di Bengkong Polisi Blok E3 no 6. Namun, kejadian tersebut tidak dilaporkan orangtua korban kepada pihak kepolisian.
"Kejadian ini tidak dilaporkan polisi dan korban akan dimakamkan di pemakaman Sei Temiang sore ini juga," kata salah seorang pelayat di rumah duka.
Menurut Santi, salah seorang warga sekitar di lokasi kubangan itu. Ia sangat menyesalkan pihak PT Union yang telah menggali lubang itu, pasalnya lubang yang digali itu tidak berguna lagi setelah tanahnya diambil.
"Warga sudah sering mengeluh, tetapi kubangan itu tidak ditutup dan juga tidak dipagar oleh pihak perusahaan," katanya.
Sejak adanya lubang kubangan itu, dia menambahkan, lokasi kubangan menjadi tempat bermain anak-anak. Dengan adanya kejadian ini, kemungkinan tidak adalagi anak yang berani berenang di kubangan itu.
"Dengan adanya kejadian ini, semoga pihak perusahaan menutup lubang galian itu kembali. Takutnya memakan korban lagi," katanya, diamini warga lainnya.
Sementara menurut Osman, salah seorang kerabat korban, ia mengatakan, bapak korban kesehariannya bekerja sebagai montir televisi dan ibuk korban hanya sebagai ibuk rumah tangga. "Mereka ngekos disini, sejak beberapa bulan belakangan ini," timpalnya.
Setelah korban dimandikan dan didoakan, sambungnya, korban akan dimakamkan di Pemakaman Sei Panas.
Osman menambahkan, dengan adanya duka ini dia merasa segan dengan tetangga yang sedang mengadakan pesta pernikahan. Pasalnya, saat tersiar kabar kematian korban orgen tunggalnya berhenti.
(sms)