Pertamina Implementasikan Tangki Ukur Mobil
A
A
A
PALEMBANG - Pertamina Marketing Operation Region (MOR) II secara resmi mengimplementasikan penggunaan Tanki Ukur Mobil (TUM) di Terminal BBM Kertapati Palembang.
Penggunaan TUM ini diharap dapat menjamin volume BBM yang diterima SPBU, sesuai dengan angka tertera pada alat ukur pada tanki BBM, sekaligus menepis kecurigaan konsumen atas pendistribusian BBM. “Kami sangat apresiasi langkah Pertamina membangun TUM ini.
Ini juga diharap dapat menjawab problem pelaku usaha dan masyarakat yang mengeluhkan volume BBM tidak sesuai. Bahkan mencegah ulah oknum sopir menyedot BBM dari tangki,” kata Wakil Gubernur Sumsel, Ishak Mekki, disela-sela peresmian penggunaan TUM, kemarin.
Menurut Ishak, pembangunan TUM diterminal BBM Kertapati merupakan komitmen Pertamina MOR II, dalam meningkatkan pelayanan konsumen di Sumsel. Dengan adanya TUM ini, waktu peneraan dapat dihemat seoptimal mungkin, sehingga pelayanan pendistribusian BBM keseluruh wilayah Sumsel dapat terlayani dengan efisien.
Manager Suply and Distribution (S&D) Pertamina Regional II, Gatot Roseno menjelaskan, pembangunan sarana fasilitas TUM ini merupakan project pusat dengan nilai investasi capai Rp1,2 miliar. Sarana fasilitas tera milik Pertamina di terminal BBM Kertapati tersebut, terdiri dari bak penampung kapasitas 4.000 liter yang dilengkapi pompa penggerak untuk menyalurkan air ke bejana.
Tiga unit bejana berkapasitas 5.000 liter, 2.000 liter dan 1.000 liter, satu unit bejana kapasitas 300 liter dan satu unit bejana master kapasitas 1.000 liter. “Penerapan TUM ini sebagai upaya optimalisasi dalam pelayanan pendistribusian BBM ke seluruh SPBU, yang digunakan untuk menera ketepatan ukuran pada mobil tanki. Bahkan proses persiapannyapun dibimbing Balai Pelayanan Kemetrologian,” tutur Gatot seraya mengatakan sebanyak 60unit mobil tanki berkapasitas 24.000 liter, 16.000 liter dan 8.000 liter mendistribusikan BBM ke seluruh Sumsel.
Sementara, General Manager Pertamina MOR II, Ageng Griyono, memaparkan, TUM juga dikenal Terminal Automation System (TAS) yang menggunakan New Gantry System (NGS). Penerapan TAS ini merupakan investasi korporasi Pertamina sebagai bentuk keseriusan mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia.
“Terminal BBM Kertapati menjadi terminal BBM pertama di Pulau Sumatera yang menerapkan NGS dan kelima di seluruh Indonesia memiliki NGS, setelah Instalasi Jakarta Group (Depot Plumpang), Intalasi Surabaya Group, Terminal BBM Tanjung Uban, dan Terminal BBM Bandung Group (Ujung Berung),” terangnya.
Agoeng menjelaskan, terminal BBM Kertapati yang memiliki luas area 134.845 m² itu, mendapat suplai BBM dari Kilang Plaju (untuk produk permium, solar dan pertamax) dan Terminal BBM Panjang (untuk produk pertamina dex). Sekitar 30% dari suplai BBM di Sumbagsel disalurkan dari Terminal BBM Kertapati, dan sisanya dari Terminal BBM Baturaja, Lubuk Linggau, Jambi, Pulau Baai (Bengkulu), Tanjung Pandan (Bangka) dan Panjang (Lampung).
“Setelah pembangunan NGS, maka terminal BBM Kertapati dapat memberi pelayanan lebih cepat kepada konsumen. Selama ini kecepatan pengisian ke mobil tangki hanya 900 liter per menit, kini lebih cepat menjadi 2.200 liter per menit dan pengisian dapat dilakukan bersamaan untuk beberapa produk ke satu mobil tanki,” jelasnya.
Darfian jaya suprana
Penggunaan TUM ini diharap dapat menjamin volume BBM yang diterima SPBU, sesuai dengan angka tertera pada alat ukur pada tanki BBM, sekaligus menepis kecurigaan konsumen atas pendistribusian BBM. “Kami sangat apresiasi langkah Pertamina membangun TUM ini.
Ini juga diharap dapat menjawab problem pelaku usaha dan masyarakat yang mengeluhkan volume BBM tidak sesuai. Bahkan mencegah ulah oknum sopir menyedot BBM dari tangki,” kata Wakil Gubernur Sumsel, Ishak Mekki, disela-sela peresmian penggunaan TUM, kemarin.
Menurut Ishak, pembangunan TUM diterminal BBM Kertapati merupakan komitmen Pertamina MOR II, dalam meningkatkan pelayanan konsumen di Sumsel. Dengan adanya TUM ini, waktu peneraan dapat dihemat seoptimal mungkin, sehingga pelayanan pendistribusian BBM keseluruh wilayah Sumsel dapat terlayani dengan efisien.
Manager Suply and Distribution (S&D) Pertamina Regional II, Gatot Roseno menjelaskan, pembangunan sarana fasilitas TUM ini merupakan project pusat dengan nilai investasi capai Rp1,2 miliar. Sarana fasilitas tera milik Pertamina di terminal BBM Kertapati tersebut, terdiri dari bak penampung kapasitas 4.000 liter yang dilengkapi pompa penggerak untuk menyalurkan air ke bejana.
Tiga unit bejana berkapasitas 5.000 liter, 2.000 liter dan 1.000 liter, satu unit bejana kapasitas 300 liter dan satu unit bejana master kapasitas 1.000 liter. “Penerapan TUM ini sebagai upaya optimalisasi dalam pelayanan pendistribusian BBM ke seluruh SPBU, yang digunakan untuk menera ketepatan ukuran pada mobil tanki. Bahkan proses persiapannyapun dibimbing Balai Pelayanan Kemetrologian,” tutur Gatot seraya mengatakan sebanyak 60unit mobil tanki berkapasitas 24.000 liter, 16.000 liter dan 8.000 liter mendistribusikan BBM ke seluruh Sumsel.
Sementara, General Manager Pertamina MOR II, Ageng Griyono, memaparkan, TUM juga dikenal Terminal Automation System (TAS) yang menggunakan New Gantry System (NGS). Penerapan TAS ini merupakan investasi korporasi Pertamina sebagai bentuk keseriusan mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia.
“Terminal BBM Kertapati menjadi terminal BBM pertama di Pulau Sumatera yang menerapkan NGS dan kelima di seluruh Indonesia memiliki NGS, setelah Instalasi Jakarta Group (Depot Plumpang), Intalasi Surabaya Group, Terminal BBM Tanjung Uban, dan Terminal BBM Bandung Group (Ujung Berung),” terangnya.
Agoeng menjelaskan, terminal BBM Kertapati yang memiliki luas area 134.845 m² itu, mendapat suplai BBM dari Kilang Plaju (untuk produk permium, solar dan pertamax) dan Terminal BBM Panjang (untuk produk pertamina dex). Sekitar 30% dari suplai BBM di Sumbagsel disalurkan dari Terminal BBM Kertapati, dan sisanya dari Terminal BBM Baturaja, Lubuk Linggau, Jambi, Pulau Baai (Bengkulu), Tanjung Pandan (Bangka) dan Panjang (Lampung).
“Setelah pembangunan NGS, maka terminal BBM Kertapati dapat memberi pelayanan lebih cepat kepada konsumen. Selama ini kecepatan pengisian ke mobil tangki hanya 900 liter per menit, kini lebih cepat menjadi 2.200 liter per menit dan pengisian dapat dilakukan bersamaan untuk beberapa produk ke satu mobil tanki,” jelasnya.
Darfian jaya suprana
(bhr)