Operasional TPA Sungai Medak Belum Maksimal
A
A
A
SEKAYU - Operasional Tempat Pem buangan Akhir (TPA) di Desa Sungai Medak, Kecamatan Sekayu, masih belum maksimal.
Kepala Badan Lingkungan Hidup, Pene litian dan Pengembangan (BLH PP) Muba, Zulfakar mengata kan, hasil pantauan mereka, ternyata masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam melakukan pengelolaan sampah di TPA Sungai Medak. Diantaranya pengolahan limbah air yang dihasilkan dari penumpukan sampah di lokasi.
“Ada empat kolam lindi atau ko lam penyaringan air limbah, yang awalnya berfungsi dengan baik. Normalnya air limbah masuk dan tersaring di dalam kolam se cara berurutan, sehingga hasilnya menjadi air bersih. Karena hujan terlalu deras, mengakibat - kan air hujan dan air limbah bercampur. Kondisi ini tidak diperbolehkan, karena membuar air limbah menjadi hitam dan kembali lagi ke dalam tempat sampah,” ungkapnya, disela-sela peninjauan TPA, kemarin.
Kondisi itulah, jelasnya, akan segera dibenahi, agar pengelola an air limbah lebih maksimal dan sesuai standar. Kendati begitu, pada umumnya kondisi TPA Sungai medak yang baru beroperasi pada awal Januari lalu, dinilai sangat refresentatif dan sesuai stan dar. Karena dalam TPA terdapat cerobong untuk menyalurkan gas metan guna menghindari kebakaran. “Jalan menuju TPA yang sudah baik, sehingga memudahkan alur transportasi sampah,” kata dia.
Disinggung mengenai penilaian Piala Adipura, Zulfakar menuturkan, pengelolaan sampah men jadi salah satu bagin dalam penilaian Piala Adipura tahap kedua yang berlangsung pada pertengahan Maret ini. “Awalnya pe nilaian pengelolaan sampah dila kukan di TPA di Teladan, karena ditutup dan dinilai tidak layak lagi. Untuk kali ini kita tawarkan TPA di Sungai Medak yang baru ber operasi untuk penilaian,” jelas dia.
Sementara, Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Penerangan Lampu Jalan (DKP - PLJ) Muba, Yohanes Yubhar, menuturkan, agar pengelolaan lebih mak simal, tahun ini pihaknya akan membangun timbangan sampah dan pabrik pengomposan. “Posisi TPA yang baru ini lebih baik dari sebelumnya, karena berada tidak di atas daerah rawarawa,” tuturnya.
Amarullah diansyah
Kepala Badan Lingkungan Hidup, Pene litian dan Pengembangan (BLH PP) Muba, Zulfakar mengata kan, hasil pantauan mereka, ternyata masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam melakukan pengelolaan sampah di TPA Sungai Medak. Diantaranya pengolahan limbah air yang dihasilkan dari penumpukan sampah di lokasi.
“Ada empat kolam lindi atau ko lam penyaringan air limbah, yang awalnya berfungsi dengan baik. Normalnya air limbah masuk dan tersaring di dalam kolam se cara berurutan, sehingga hasilnya menjadi air bersih. Karena hujan terlalu deras, mengakibat - kan air hujan dan air limbah bercampur. Kondisi ini tidak diperbolehkan, karena membuar air limbah menjadi hitam dan kembali lagi ke dalam tempat sampah,” ungkapnya, disela-sela peninjauan TPA, kemarin.
Kondisi itulah, jelasnya, akan segera dibenahi, agar pengelola an air limbah lebih maksimal dan sesuai standar. Kendati begitu, pada umumnya kondisi TPA Sungai medak yang baru beroperasi pada awal Januari lalu, dinilai sangat refresentatif dan sesuai stan dar. Karena dalam TPA terdapat cerobong untuk menyalurkan gas metan guna menghindari kebakaran. “Jalan menuju TPA yang sudah baik, sehingga memudahkan alur transportasi sampah,” kata dia.
Disinggung mengenai penilaian Piala Adipura, Zulfakar menuturkan, pengelolaan sampah men jadi salah satu bagin dalam penilaian Piala Adipura tahap kedua yang berlangsung pada pertengahan Maret ini. “Awalnya pe nilaian pengelolaan sampah dila kukan di TPA di Teladan, karena ditutup dan dinilai tidak layak lagi. Untuk kali ini kita tawarkan TPA di Sungai Medak yang baru ber operasi untuk penilaian,” jelas dia.
Sementara, Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Penerangan Lampu Jalan (DKP - PLJ) Muba, Yohanes Yubhar, menuturkan, agar pengelolaan lebih mak simal, tahun ini pihaknya akan membangun timbangan sampah dan pabrik pengomposan. “Posisi TPA yang baru ini lebih baik dari sebelumnya, karena berada tidak di atas daerah rawarawa,” tuturnya.
Amarullah diansyah
(ars)