Antrean Panjang di RSUD Pirngadi

Senin, 09 Maret 2015 - 10:54 WIB
Antrean Panjang di RSUD Pirngadi
Antrean Panjang di RSUD Pirngadi
A A A
MEDAN - Jangan pernah berani berobat ke Rumah Sakit (RSUD) dr Pirngadi Medan sendirian jika belum punya pengalaman mengurus administrasinya.

Pelayanan rumah sakit ini kembali menuai kritik karena tidak tanggap dalam pelayanan. Perjuangan untuk mendapatkan pemeriksaan dokter yang mungkin hanya sekitar dua menit dengan obat yang belum tentu tersedia, harus ditempuh dalam waktu berjamjam.

Pantauan KORAN SINDO MEDAN beberapa hari lalu, ratusan pasien sudah antre di pintu masuk pendaftaran pada pukul 07.30 WIB, saat pegawai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) belum membuka ruangan. Begitu ruangan dibuka, pasien pun antre mengambil nomor yang hanya menyediakan satu mesin antrean untuk melayani ratusan pasien yang sudah datang sejak pagi.

Meski sudah ada staf rumah sakit yang membantu mengambilkan nomor antrean, namun tetap saja tampak semrawut karena pasien berebut untuk mendapatkan nomor antrean kecil. Bagaimana tidak berebut, pasien yang datang pukul 08.00 WIB, saat loket pendaftaran baru dibuka, sudah harus pasrah mendapatkan nomor urut ratusan.

Yamnoor, 67, warga Jalan Sisingamangaraja, Gang Sahruddin, mengaku setiap pekan rutin berobat jalan ke RS dr Pirngadi Medan. Dia hanya tersenyum mendapatkan nomor antrean 106. Padahal dirinya sudah datang sejak pukul 07.45 WIB. Usai berjuang mendapatkan nomor antrean, kini tinggal bersabar menunggu antrean pendaftaran dan legalisasi status untuk dirujuk ke poliklinik.

Jika sudah mengantongi antrean ke-100, maka harus menunggu minimal 45 menit. Pasien pun belum bisa merasa lega meski sudah mendaftar. Sebab saat berada di poliklinik, pasien harus bersabar kembali untuk menunggu dokter. Seperti yang dirasakan Yamnoor beberapa hari lalu, meski sudah berangkat pagipagi dari rumah, tetap harus menunggu hingga hampir tengah hari sebab dokter tidak kunjung datang meski sudah pukul 10.30 WIB.

Usai diperiksa dokter, pasien masih harus diuji kesabarannya dalam menunggu. Selanjutnya dipaksa antre dalam mengambil obat. Seperti yang dirasakan Yamnoor, karena baru diperiksa dokter hingga siang hari, maka saat memasukkan resep obat ke apotek, dia pun mendapatkan nomor antrean 335. Sementara siang itu baru nomor antrean 102 yang dilayani.

Jadi, jangan harap bisa dapat obat pada hari itu juga. Untungnya, Yamnoor hanya pasien yang berobat rutin. Bukan karena sedang mengalami sakit cukup parah yang harus mendapatkan obat pada hari itu juga. Sehingga memilih untuk pulang dan kembali lagi keesokan harinya hanya untuk mengambil obat. Itu masih pasien yang hanya dirujuk untuk datang ke satu poliklinik.

Jika harus dirujuk ke poliklinik lain, atau diwajibkan menjalani tes pemeriksaan lainnya, maka harus balik lagi keesokan harinya mengingat pendaftaran sehari hanya boleh untuk satu poliklinik saja. Anggota Komisi B DPRD Medan Anton Panggabean menganggap layanan di RS dr Pirngadi Medan bukan untuk membuat pasien sehat, tapi semakin membuat parah sakit yang diderita.

“Bayangkan untuk berobat saja harus datang pagi-pagi dan baru diperiksa siangnya. Belum lagi obatnya yang baru bisa diambil sorenya. Perlu diberi ucapan selamat sama manajemen RS Pirngadi karena telah berhasil menambah parah sakit pasiennya,” ujar politikus Partai Demokrat itu menyindir.

Anton meminta manajemen rumah sakit melakukan evaluasi kinerja secara rutin dengan melibatkan pihak eksternal sebagai lembaga pengawas kinerja. Perlu dilakukan survei kepuasan pasien ter-hadap layanan dan etika para pegawai, dokter dan perawat yang ada di rumah sakit. Serta harus ada sanksi tegas bagi yang tidak memenuhi standar layanan.

M rinaldi khair
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6725 seconds (0.1#10.140)