Pemkot Ingin Maksimalkan Songgoriti dan Canggar
A
A
A
BATU - Pemerintah Kota (Pemkot) Batu berencana mengembangkan pemanfaatan sumber mata air panas Songgoriti dan Canggar untuk pengembangan pariwisata internasional.
Hal itu terinspirasidari pengembangan pariwisata seperti di Kota Karlovyvary, Republik Ceko. Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kota Batu Muhammad Chori mengatakan, secara geografis terdapat kesamaan antara Kota Batu dengan Kota Karlovyvary, yakni samasama memiliki sumber mata air yang jumlahnya lebih dari 100 titik, termasuk di antaranya sumber mata air panas layaknya di Songgoriti dan Canggar di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji.
Penduduk Kota Karlovyvary, kata Muhammad, juga hidup dari sektor pariwisata. Hal membedakan hanya satu, yakni penduduk Karlovyvary mampu menjaga kelestarian sumber mata air dan mengembangkan sumber daya alamnya untuk mendatangkan wisatawan. ”Wali Kota Batu sudah mengunjungi Kota Karlovyvary. Kita sudah melakukan penandatanganan kontrak kerja sama dua kota untuk pengembangan sumber daya alam, terutama dalam pemanfaatan air panas,” ungkap dia.
Di Kota Karlovyvary, air panasnya dikelola untuk pemandian sauna. Turis dari mancanegara sangat tertarik mendatangi objek wisata alam itu. Untuk di Kota Batu, masih belum sanggup seperti itu. Misalkan di sumber mata air panas Songgoriti, selama ini hanya dimanfaatkan Hotel di Songgoriti untuk mandi tamunya dan sebagian lagi dimanfaatkan penduduk Songgoriti untuk mandi.
Sementara sumber mata air panas Canggar dikelola Perhutani untuk obyek wisata pemandian. Tim Republik Ceko, menurut Muhammad, akan meneliti terlebih dulu kandungan mineral pada sumber mata air panas Songgoriti dan Canggar. Tugas Pemkot Batu melakukan kerja sama dengan pengelola hotel air panas Songgoriti dan Perhutani.
”Tujuannya supaya kekayaan alam berupa air panas itu bisa dimaksimalkan,” ujar dia. Wali Kota Batu Eddy Rumpoko mengatakan, Kota Karlovyvary memiliki tim ahli yang bertugas mengelola sumber mata air. Tugas tim ahli, yakni menganalisa kandungan mineral air, menjaga kelestarian debit sumber mata air, merencanakan pemanfaatan sumber mata air, dan mengevaluasi hasil pemanfaatan sumber mata air.
”Keberadaan sumber mata air ini sudah ratusan tahun. Pemkot Batu ingin mencontohnya. Ingin membentuk tim ahli yang bertugas mengelola sumber mata air. Karena hal itu belum pernah terpikirkan oleh kita sehingga pemanfaatan sumber mata air di Kota Batu hanya dilakukan kelompok tertentu,” ungkap dia.
Masih kata Eddy, tujuan utama dibentuk tim ahli pengelola sumber air adalah untuk melestarikan sumber mata air. Sebab air merupakan kekayaan hayati yang tidak dapat diperbarui. ”Jadi, perlu dijaga dan dirawat supaya kelestariannya tetap terjaga,” ujar Eddy.
Maman adi saputro
Hal itu terinspirasidari pengembangan pariwisata seperti di Kota Karlovyvary, Republik Ceko. Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kota Batu Muhammad Chori mengatakan, secara geografis terdapat kesamaan antara Kota Batu dengan Kota Karlovyvary, yakni samasama memiliki sumber mata air yang jumlahnya lebih dari 100 titik, termasuk di antaranya sumber mata air panas layaknya di Songgoriti dan Canggar di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji.
Penduduk Kota Karlovyvary, kata Muhammad, juga hidup dari sektor pariwisata. Hal membedakan hanya satu, yakni penduduk Karlovyvary mampu menjaga kelestarian sumber mata air dan mengembangkan sumber daya alamnya untuk mendatangkan wisatawan. ”Wali Kota Batu sudah mengunjungi Kota Karlovyvary. Kita sudah melakukan penandatanganan kontrak kerja sama dua kota untuk pengembangan sumber daya alam, terutama dalam pemanfaatan air panas,” ungkap dia.
Di Kota Karlovyvary, air panasnya dikelola untuk pemandian sauna. Turis dari mancanegara sangat tertarik mendatangi objek wisata alam itu. Untuk di Kota Batu, masih belum sanggup seperti itu. Misalkan di sumber mata air panas Songgoriti, selama ini hanya dimanfaatkan Hotel di Songgoriti untuk mandi tamunya dan sebagian lagi dimanfaatkan penduduk Songgoriti untuk mandi.
Sementara sumber mata air panas Canggar dikelola Perhutani untuk obyek wisata pemandian. Tim Republik Ceko, menurut Muhammad, akan meneliti terlebih dulu kandungan mineral pada sumber mata air panas Songgoriti dan Canggar. Tugas Pemkot Batu melakukan kerja sama dengan pengelola hotel air panas Songgoriti dan Perhutani.
”Tujuannya supaya kekayaan alam berupa air panas itu bisa dimaksimalkan,” ujar dia. Wali Kota Batu Eddy Rumpoko mengatakan, Kota Karlovyvary memiliki tim ahli yang bertugas mengelola sumber mata air. Tugas tim ahli, yakni menganalisa kandungan mineral air, menjaga kelestarian debit sumber mata air, merencanakan pemanfaatan sumber mata air, dan mengevaluasi hasil pemanfaatan sumber mata air.
”Keberadaan sumber mata air ini sudah ratusan tahun. Pemkot Batu ingin mencontohnya. Ingin membentuk tim ahli yang bertugas mengelola sumber mata air. Karena hal itu belum pernah terpikirkan oleh kita sehingga pemanfaatan sumber mata air di Kota Batu hanya dilakukan kelompok tertentu,” ungkap dia.
Masih kata Eddy, tujuan utama dibentuk tim ahli pengelola sumber air adalah untuk melestarikan sumber mata air. Sebab air merupakan kekayaan hayati yang tidak dapat diperbarui. ”Jadi, perlu dijaga dan dirawat supaya kelestariannya tetap terjaga,” ujar Eddy.
Maman adi saputro
(ftr)