Warga Banjiri Operasi Pasar Elpiji 3 Kg
A
A
A
CIMAHI - Warga membanjiri operasi pasar gas elpiji 3 kilogram (kg) yang digelar PT Pertamina dan Diskopindagtan Kota Cimahi di Kantor Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Rabu (5/3). Sejumlah warga rela mengantre sejak pagi padahal penjualan baru dilaksanakan tepat pada pukul 09.00 WIB.
Ketakutan warga cukup beralasan mengingat harga gas melon di Cimahi berkisar antara Rp20.000 - Rp25.000/tabung. Sehingga operasi pasar seperti ini menjadi kesempatan warga untuk membeli elpiji 3 kg dengan harga yang terjangkau. “Pertabung dijual dengan harga Rp.15 ribu. Baru tahu tadi pagi, setelah mendengar informasi tersebut saya langsung mengantre. Alhamdulillah dapat dua tabung,” kata Lala, 51, warga RT 05/02, Kelurahan Cimahi Tengah.
Operasi semacam ini cukup membantu warga untuk memperoleh elpiji bersubsidi karena harga di lapangan sudah mencapai Rp25.000/tabung. Warga berharap operasi semacam ini rutin digelar agar warga tidak kesusahan mencarinya. “Dua hari lalu ibu berkeliling Cimahi hanya sekadar untuk mendapatkan satu tabung gas. Kalau tidak ada, terpaksa memasak dengan kayu bakar,” tutur nya.
Kabid Indag Pariwisata Diskopindagtan Kota Cimahi, Megawati mengatakan operasi gas elpiji yang pertama kali digelar ini dalam rangka menanggulangi kelangkaan gas bersubsidi. Hal ini sebagai upaya pemerintah dalam mengatasi kelangkaan gas. Dia berharap, dengan operasi semacam ini distribusi gas bisa lancar dan menekan harga agar kembali normal. Ditanyai mengenai harga elpiji 3 kg di Kota Cimahi, Megawati mengatakan harga di tiap agen dan pengecer berbeda-beda. Pihaknya menduga kelangkaan elpiji 3 kg karena banyak warga yang bermigrasi dari tabung 12 kg ke tabung 3 kg. “Tingginya harga gas 12 kg membuat warga beralih menggunakan gas 3 kg,” ucapnya.
Terpisah, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung Barat, juga melakukan operasi pasar elpiji 3 kg di Kecamatan Rongga dan Gununghalu sebagai antisipasi terjadinya kelangkaan di wilayah tersebut. Kepala Disperindagkop Dan UMKM, Kabupaten Bandung Barat, Weti Lembanawati me - ngatakan, operasi pasar yang dilakukan di dua kecamatan tersebut, menjadi prioritas utama lantaran jarak yang jauh untuk mendapatkan pasokan gas.
nur azis/ raden bagja mulyana
Ketakutan warga cukup beralasan mengingat harga gas melon di Cimahi berkisar antara Rp20.000 - Rp25.000/tabung. Sehingga operasi pasar seperti ini menjadi kesempatan warga untuk membeli elpiji 3 kg dengan harga yang terjangkau. “Pertabung dijual dengan harga Rp.15 ribu. Baru tahu tadi pagi, setelah mendengar informasi tersebut saya langsung mengantre. Alhamdulillah dapat dua tabung,” kata Lala, 51, warga RT 05/02, Kelurahan Cimahi Tengah.
Operasi semacam ini cukup membantu warga untuk memperoleh elpiji bersubsidi karena harga di lapangan sudah mencapai Rp25.000/tabung. Warga berharap operasi semacam ini rutin digelar agar warga tidak kesusahan mencarinya. “Dua hari lalu ibu berkeliling Cimahi hanya sekadar untuk mendapatkan satu tabung gas. Kalau tidak ada, terpaksa memasak dengan kayu bakar,” tutur nya.
Kabid Indag Pariwisata Diskopindagtan Kota Cimahi, Megawati mengatakan operasi gas elpiji yang pertama kali digelar ini dalam rangka menanggulangi kelangkaan gas bersubsidi. Hal ini sebagai upaya pemerintah dalam mengatasi kelangkaan gas. Dia berharap, dengan operasi semacam ini distribusi gas bisa lancar dan menekan harga agar kembali normal. Ditanyai mengenai harga elpiji 3 kg di Kota Cimahi, Megawati mengatakan harga di tiap agen dan pengecer berbeda-beda. Pihaknya menduga kelangkaan elpiji 3 kg karena banyak warga yang bermigrasi dari tabung 12 kg ke tabung 3 kg. “Tingginya harga gas 12 kg membuat warga beralih menggunakan gas 3 kg,” ucapnya.
Terpisah, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung Barat, juga melakukan operasi pasar elpiji 3 kg di Kecamatan Rongga dan Gununghalu sebagai antisipasi terjadinya kelangkaan di wilayah tersebut. Kepala Disperindagkop Dan UMKM, Kabupaten Bandung Barat, Weti Lembanawati me - ngatakan, operasi pasar yang dilakukan di dua kecamatan tersebut, menjadi prioritas utama lantaran jarak yang jauh untuk mendapatkan pasokan gas.
nur azis/ raden bagja mulyana
(bhr)