Deru Tantang Menteri Pertanian
A
A
A
MARTAPURA - Bupati OKU Timur Herman Deru menantang Menteri Pertanian supaya tidak lagi mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia. Karena Bumi Sebiduk Sehaluan bisa memenuhi kuota impor tersebut.
“Tadi saya sampaikan tantangan pada perwakilan Menteri Pertanian, untuk menghentikan impor beras. Karena OKU Timur siap untuk menggantikan berapa jumlah beras yang selama ini diimpor. Tahun ini, target panen OKU Timur bisa mencapai 1 juta ton gabah kering panen (GKP),” ungkapnya, saat menerima Ketua Tim Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Padi Jagung Kedelai Kementerian Pertanian, usai meninjau lokasi akhir panen dan awal tanam, kemarin.
Deru mengungkapkan, selama ini Indonesia mengimpor beras dari luar negeri sebanyak 600.000 ton beras. Jika pemerintah pusat bersedia menerima tawaran, OKU Timur siap untuk memenuhi kuota beras yang selama ini dibeli dari negara lain.
“Kami siap untuk memproduksi 600.000 ton beras, agar negara tidak melakukan impor lagi. Dengan harapan ada jaminan infra struktur pasca panen, seperti pembangunan jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi, dan jalan negara,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Sebiduk Sehaluan itu menambahkan, kedatangan tim dari Kementerian Pertanian ke wilayah mereka, untuk mengecek lokasi yang akan didatangi Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan masa tutup panen dan masa buka tanam pada April nanti.
Selain itu kedatangan presiden akan meresmikan Irigasi Upper Komering Muncak Kabau, yang akan mengairi ribuan hektare sawah. Sementara, Direktur Pasca panen Ketua Tim Upsus, Swasembada Padi Jagung Kedelai Kementerian Pertanian Dadih Permana menambahkan, kehadiran pihaknya untuk untuk mempersiapkan OKU Timur menjadi salah satu kontributor potensi beras Sumsel.
Mengingat potensi sumber daya Air Upper Komering sangat besar. “Ketika itu gubernur juga sudah menyatakan siap kepada Menteri Pertanian, jika Sumsel mampu menyuplai 1 juta ton beras pada tahun ini. Itu yang kita persiapkan sekarang,” tambahnya.
Yan Anton Perintahkan Geledah Gudang Beras
Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian, memerintahkan Kepala Dinas Koperindag dan UKM untuk menggeledah gudang-gudang beras skala besar di Bumi Sedulang Setudung. Orang nomor satu di Banyuasin tersebut mulai geram dengan ulah tengkulak dan distributor besar yang mempermainkan harga beras.
“Tidak mungkin Banyuasin kekurangan beras, pasti ada stok yang berlebih. Tidak usah jauh-jauh, lihat saja di sejumlah kecamatan penghasil beras, pasti mereka memiliki gudang di sana,” tegasnya. Yan meyakini, tidak sulit mencari distributor beras di Banyuasin. Karena jumlahnya tidak banyak. Jika ditemukan ada penimbunan dan stok beras yang berlebih, dia memerintahkan kepada Diskoperindag dan UKM agar distributor langsung melemparnya ke pasaran.
“Jangan sampai mengendap dan terkesan sengaja ditimbun,” ungkapnya. Bukan hanya beras, jelasnya, tapi juga jenis sembako lain seperti minyak goreng, gas dan lain sebagainya yang saat ini sedang langka. Karena Yan yakin, pasti ada stok beras yang berlebih. Apalagi Banyuasin merupakan salah satu daerah penghasil beras terbesar di Sumsel.
“Tadi (kemarin) saya telepon, katanya Kepala Diskoperindag dan UKM sedang berada di Gasing, mengecek gudang-gudang beras di sana. Lucu kalau sampai masyarakat Banyuasin kekurangan beras dan harganya melambung,” jelasnya. Yan memaparkan, selama ini Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) di Kecamatan Tanjung Lago, setiap masa panen sudah banyak mengantre truk dari Lampung yang akan membawa hasil beras Banyuasin ke luar Sumsel.
“Kondisi ini sudah terjadi sejak lama dan membuat petani menjadi ketergantungan serta terbiasa bertransaksi dengan mereka,” tandasnya. Dihubungi terpisah, Kepala Diskoperindag dan UKM Banyuasin Hasmi menuturkan, dari hasil pengecekan di sejumlah gudang beras di Kecamatan Talang Kelapa dan Tanjung Lago, pihaknya menemukan banyaknya stok beras di sana.
“Kita dapati banyak stok beras yang siap dipasarkan. Mereka juga menyatakan siap melepasnya ke pasaran. Jadi, secara umum stok beras di Banyuasin masih aman dan terkendali,” tuturnya. Untuk harga, sambungnya, masih relatif stabil dan tidak begitu mahal. Untuk 20 kg beras dijual kepada pedagang seharga Rp171.000.
Namun, Hasmi menduga, pedagang menjual harga beras lebih mahal dan bisa lebih tinggi melampaui harga beras yang dibeli dari gudang, karena ikut-ikutan saja. “Karena mereka (pedagang) mendengar berita di Pulau Jawa, harga beras naik. Itu yang saya tangkap dari penelusuran yang kita lakukan di lapangan ,” pungkasnya.
Dadang di/ yopie cr
“Tadi saya sampaikan tantangan pada perwakilan Menteri Pertanian, untuk menghentikan impor beras. Karena OKU Timur siap untuk menggantikan berapa jumlah beras yang selama ini diimpor. Tahun ini, target panen OKU Timur bisa mencapai 1 juta ton gabah kering panen (GKP),” ungkapnya, saat menerima Ketua Tim Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Padi Jagung Kedelai Kementerian Pertanian, usai meninjau lokasi akhir panen dan awal tanam, kemarin.
Deru mengungkapkan, selama ini Indonesia mengimpor beras dari luar negeri sebanyak 600.000 ton beras. Jika pemerintah pusat bersedia menerima tawaran, OKU Timur siap untuk memenuhi kuota beras yang selama ini dibeli dari negara lain.
“Kami siap untuk memproduksi 600.000 ton beras, agar negara tidak melakukan impor lagi. Dengan harapan ada jaminan infra struktur pasca panen, seperti pembangunan jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi, dan jalan negara,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Sebiduk Sehaluan itu menambahkan, kedatangan tim dari Kementerian Pertanian ke wilayah mereka, untuk mengecek lokasi yang akan didatangi Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan masa tutup panen dan masa buka tanam pada April nanti.
Selain itu kedatangan presiden akan meresmikan Irigasi Upper Komering Muncak Kabau, yang akan mengairi ribuan hektare sawah. Sementara, Direktur Pasca panen Ketua Tim Upsus, Swasembada Padi Jagung Kedelai Kementerian Pertanian Dadih Permana menambahkan, kehadiran pihaknya untuk untuk mempersiapkan OKU Timur menjadi salah satu kontributor potensi beras Sumsel.
Mengingat potensi sumber daya Air Upper Komering sangat besar. “Ketika itu gubernur juga sudah menyatakan siap kepada Menteri Pertanian, jika Sumsel mampu menyuplai 1 juta ton beras pada tahun ini. Itu yang kita persiapkan sekarang,” tambahnya.
Yan Anton Perintahkan Geledah Gudang Beras
Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian, memerintahkan Kepala Dinas Koperindag dan UKM untuk menggeledah gudang-gudang beras skala besar di Bumi Sedulang Setudung. Orang nomor satu di Banyuasin tersebut mulai geram dengan ulah tengkulak dan distributor besar yang mempermainkan harga beras.
“Tidak mungkin Banyuasin kekurangan beras, pasti ada stok yang berlebih. Tidak usah jauh-jauh, lihat saja di sejumlah kecamatan penghasil beras, pasti mereka memiliki gudang di sana,” tegasnya. Yan meyakini, tidak sulit mencari distributor beras di Banyuasin. Karena jumlahnya tidak banyak. Jika ditemukan ada penimbunan dan stok beras yang berlebih, dia memerintahkan kepada Diskoperindag dan UKM agar distributor langsung melemparnya ke pasaran.
“Jangan sampai mengendap dan terkesan sengaja ditimbun,” ungkapnya. Bukan hanya beras, jelasnya, tapi juga jenis sembako lain seperti minyak goreng, gas dan lain sebagainya yang saat ini sedang langka. Karena Yan yakin, pasti ada stok beras yang berlebih. Apalagi Banyuasin merupakan salah satu daerah penghasil beras terbesar di Sumsel.
“Tadi (kemarin) saya telepon, katanya Kepala Diskoperindag dan UKM sedang berada di Gasing, mengecek gudang-gudang beras di sana. Lucu kalau sampai masyarakat Banyuasin kekurangan beras dan harganya melambung,” jelasnya. Yan memaparkan, selama ini Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) di Kecamatan Tanjung Lago, setiap masa panen sudah banyak mengantre truk dari Lampung yang akan membawa hasil beras Banyuasin ke luar Sumsel.
“Kondisi ini sudah terjadi sejak lama dan membuat petani menjadi ketergantungan serta terbiasa bertransaksi dengan mereka,” tandasnya. Dihubungi terpisah, Kepala Diskoperindag dan UKM Banyuasin Hasmi menuturkan, dari hasil pengecekan di sejumlah gudang beras di Kecamatan Talang Kelapa dan Tanjung Lago, pihaknya menemukan banyaknya stok beras di sana.
“Kita dapati banyak stok beras yang siap dipasarkan. Mereka juga menyatakan siap melepasnya ke pasaran. Jadi, secara umum stok beras di Banyuasin masih aman dan terkendali,” tuturnya. Untuk harga, sambungnya, masih relatif stabil dan tidak begitu mahal. Untuk 20 kg beras dijual kepada pedagang seharga Rp171.000.
Namun, Hasmi menduga, pedagang menjual harga beras lebih mahal dan bisa lebih tinggi melampaui harga beras yang dibeli dari gudang, karena ikut-ikutan saja. “Karena mereka (pedagang) mendengar berita di Pulau Jawa, harga beras naik. Itu yang saya tangkap dari penelusuran yang kita lakukan di lapangan ,” pungkasnya.
Dadang di/ yopie cr
(bhr)