Potensi Pergerakan Tanah Tinggi
A
A
A
BANDUNG - Badan Geologi memprediksi potensi pergerakan tanah di Kampung Cisabuk, Desa Cipelah, Kecamatan Ranca bali, Kabupaten Bandung, masih tinggi dan akan terus terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Meski begitu, instansi tersebut belum memastikan pemicu utama pergerakan tanah yang dapat menimbulkan bencana tanah longsor sehingga mengancam ratusan rumah di lokasi tersebut. Penyelidik Bumi Badan Geologi Yunara Detriana mengatakan, dari hasil tinjauan timnya hari ini (kemarin), pergerakan tanah ini terjadi dititik-titik tertentu tidak menyeluruh.
Berbeda halnya dengan kondisi yang terjadi ketika melakukan kajian di kawasan Rawabogo, Kecamatan Ciwidey yang seolah seperti rentetan. “Kalau di sini (Cipelah) retakan tanahnya tidak berkesinambungan dan terjadi di titik tertentu, salah satunya di bangunan SD, masjid, dan sebagian rumah warga,” tutur Yunara di sela meninjau lokasi kemarin.
Menurut dia, penyebab pergerakan tanah di SDN Cisabuk dikarenakan adanya penurunan tanah karena tertarik. Selain itu, adanya erosi dari sungai yang berada di bawahnya sehingga menyebabkan tanah yang berada di atasnya terbawa. “Kondisi geografis karena tanah yang labih juga ikut mempengaruhi terjadinya longsoran di beberapa lokasi. Kami juga memprediksi pergerakan tanah ini akan terjadi hingga beberapa hari ke depan termasuk apabila terjadi hujan deras,” tuturnya.
Dia menambahkan, beberapa informasi dan keterangan yang diterima oleh tim geologi baru sebatas asumsi sementara. Pasalnya, pihaknya perlu melakukan upaya pendalaman dan kajian termasuk pengawasan di lapangan dengan meminta laporan dari BPBD setempat. Rencanannya, tim Geologi akan kembali meninjau lokasi pada Rabu (4/3) ini dengan membawa alat pendeteksi untuk mengetahui pemicu pergerakan tanah di Cipelah.
“Dengan menggunakan alat bisa kemungkinan adanya aliran sungai bawah tanah,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, pihaknya sejauh ini masih menunggu informasi terbaru dari Badan Geologi penyebab pergerakan tanah di Cipelah karena pada tinjauan awal belum diketahui penyebab pastinya. Namun dirinya membenarkan bila pergerakan tanah ini terjadi beberapa titik saja.
“Kami masih menunggu laporan dulu baru nanti menyiapkan langkah ke depan, termasuk menetapkan status untuk lokasi tersebut,” ujarnya. Dia menambahkan, BPBD kini akan ikut melakukan tinjauan dan pengawasan untuk mengetahui seperti apa pergerakan tanah yang mengancam ratusan rumah tersebut hingga beberapa hari ke depan termasuk berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan.
Marlan juga belum akan melakukan langkah terbaru sebelum hasil kajian dari Badan Geologi diterima. “Intinya, kami menunggu itu. Kalau informasi terbaru retakan tanah terjadi jika terjadi hujan deras dilokasi itu,” ungkapnya.
Dila nashear
Meski begitu, instansi tersebut belum memastikan pemicu utama pergerakan tanah yang dapat menimbulkan bencana tanah longsor sehingga mengancam ratusan rumah di lokasi tersebut. Penyelidik Bumi Badan Geologi Yunara Detriana mengatakan, dari hasil tinjauan timnya hari ini (kemarin), pergerakan tanah ini terjadi dititik-titik tertentu tidak menyeluruh.
Berbeda halnya dengan kondisi yang terjadi ketika melakukan kajian di kawasan Rawabogo, Kecamatan Ciwidey yang seolah seperti rentetan. “Kalau di sini (Cipelah) retakan tanahnya tidak berkesinambungan dan terjadi di titik tertentu, salah satunya di bangunan SD, masjid, dan sebagian rumah warga,” tutur Yunara di sela meninjau lokasi kemarin.
Menurut dia, penyebab pergerakan tanah di SDN Cisabuk dikarenakan adanya penurunan tanah karena tertarik. Selain itu, adanya erosi dari sungai yang berada di bawahnya sehingga menyebabkan tanah yang berada di atasnya terbawa. “Kondisi geografis karena tanah yang labih juga ikut mempengaruhi terjadinya longsoran di beberapa lokasi. Kami juga memprediksi pergerakan tanah ini akan terjadi hingga beberapa hari ke depan termasuk apabila terjadi hujan deras,” tuturnya.
Dia menambahkan, beberapa informasi dan keterangan yang diterima oleh tim geologi baru sebatas asumsi sementara. Pasalnya, pihaknya perlu melakukan upaya pendalaman dan kajian termasuk pengawasan di lapangan dengan meminta laporan dari BPBD setempat. Rencanannya, tim Geologi akan kembali meninjau lokasi pada Rabu (4/3) ini dengan membawa alat pendeteksi untuk mengetahui pemicu pergerakan tanah di Cipelah.
“Dengan menggunakan alat bisa kemungkinan adanya aliran sungai bawah tanah,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, pihaknya sejauh ini masih menunggu informasi terbaru dari Badan Geologi penyebab pergerakan tanah di Cipelah karena pada tinjauan awal belum diketahui penyebab pastinya. Namun dirinya membenarkan bila pergerakan tanah ini terjadi beberapa titik saja.
“Kami masih menunggu laporan dulu baru nanti menyiapkan langkah ke depan, termasuk menetapkan status untuk lokasi tersebut,” ujarnya. Dia menambahkan, BPBD kini akan ikut melakukan tinjauan dan pengawasan untuk mengetahui seperti apa pergerakan tanah yang mengancam ratusan rumah tersebut hingga beberapa hari ke depan termasuk berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan.
Marlan juga belum akan melakukan langkah terbaru sebelum hasil kajian dari Badan Geologi diterima. “Intinya, kami menunggu itu. Kalau informasi terbaru retakan tanah terjadi jika terjadi hujan deras dilokasi itu,” ungkapnya.
Dila nashear
(bhr)