Pos Polantas Grobogan Dirusak Oknum TNI
A
A
A
GROBOGAN - Pos Polantas Grobogan di Jalan Raya Semarang – Purwodadi diduga dirusak sejumlah oknum TNI.
Informasi yang dihimpun di kepolisian menyebut, pos polantas itu dirusak pada Minggu 1 Maret 2015 sekira pukul 17.30 WIB. Semua kaca pos polantas itu dirusak dengan cara dihantam sangkur.
Sekira dua jam kemudian, petugas berhasil menangkap para pelakunya yang ternyata oknum anggota TNI.
Ada tiga yang ditangkap. Mengenai pemicunya, beberapa saat sebelum kejadian, para anggota TNI itu sedang makan.
Di dekatnya ternyata ada satu laki – laki memainkan gas sepeda motornya, seperti mengejek. Saat ditanya, mengaku dari anggota Polsek.
Laki–laki berpakaian preman itu langsung tancap gas. Karena kesal, para anggota TNI itu melampiaskan kekesalannya dengan merusak pos polantas.
Tiga pelakunya; Pratu MK (anggota Yon 408 Kompi Bantuan Sragen); Pratu K (Anggota Yon 408 Kompi Bantuan Sragen) dan Prada K (anggota Yon 403 Yogyakarta).
Ini dibenarkan Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol A. Liliek Darmanto saat dikonfirmasi.
“Betul, selanjutnya langsung diserahkan ke Kodim Purwodadi,” ungkapnya via pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang diterima, Senin (2/3/2015) sore.
Terkait orang tak dikenal yang mengejek para anggota TNI itu sejauh ini belum bisa terkonfirmasi, apakah betul anggota Polri atau bukan. Penyelidikan terus dilakukan.
Insiden ini juga mendapat perhatian Polda Jawa Tengah, Wakil Kepala Polda Jateng Brigjen Pol Slamet Riyanto dan rombongan mendatangi Grobogan pada Senin siang ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letkol Elpis Rudi mengatakan saat kejadian tidak ada yang berpakaian dinas.
“Bisa saja masalah pribadi, karena semua tidak memakai pakaian dinas. Jadi anak – anak (anggota TNI) pulang dari undangan pernikahan teman satu litingnya, lalu makan, ada orang blayer motor, lari sambil mengaku polisi,” kata dia.
Pihaknya juga belum bisa memastikan apakah itu betul anggota polisi atau tidak, karena berpakaian sipil. Untuk para pelakunya Elpis menyebut sekarang dalam penanganan Denpom IV/3 Salatiga.
“Pelakunya dua orang, bukan tiga. yang satu tidak terlibat karena hanya dijemput saat akan pulang. Sekarang masih dalam proses Denpom Salatiga,” lanjut dia.
Dia mengimbau agar para prajurit TNI di jajarannya agar tidak mudah terprovokasi. “Tidak ada crash antara TNI – Polri. Tidak ada masalah yang berkembang. Di Jateng – DIY itu kerjasama TNI – Polri sangat bagus,” tandasnya.
Informasi yang dihimpun di kepolisian menyebut, pos polantas itu dirusak pada Minggu 1 Maret 2015 sekira pukul 17.30 WIB. Semua kaca pos polantas itu dirusak dengan cara dihantam sangkur.
Sekira dua jam kemudian, petugas berhasil menangkap para pelakunya yang ternyata oknum anggota TNI.
Ada tiga yang ditangkap. Mengenai pemicunya, beberapa saat sebelum kejadian, para anggota TNI itu sedang makan.
Di dekatnya ternyata ada satu laki – laki memainkan gas sepeda motornya, seperti mengejek. Saat ditanya, mengaku dari anggota Polsek.
Laki–laki berpakaian preman itu langsung tancap gas. Karena kesal, para anggota TNI itu melampiaskan kekesalannya dengan merusak pos polantas.
Tiga pelakunya; Pratu MK (anggota Yon 408 Kompi Bantuan Sragen); Pratu K (Anggota Yon 408 Kompi Bantuan Sragen) dan Prada K (anggota Yon 403 Yogyakarta).
Ini dibenarkan Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol A. Liliek Darmanto saat dikonfirmasi.
“Betul, selanjutnya langsung diserahkan ke Kodim Purwodadi,” ungkapnya via pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang diterima, Senin (2/3/2015) sore.
Terkait orang tak dikenal yang mengejek para anggota TNI itu sejauh ini belum bisa terkonfirmasi, apakah betul anggota Polri atau bukan. Penyelidikan terus dilakukan.
Insiden ini juga mendapat perhatian Polda Jawa Tengah, Wakil Kepala Polda Jateng Brigjen Pol Slamet Riyanto dan rombongan mendatangi Grobogan pada Senin siang ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letkol Elpis Rudi mengatakan saat kejadian tidak ada yang berpakaian dinas.
“Bisa saja masalah pribadi, karena semua tidak memakai pakaian dinas. Jadi anak – anak (anggota TNI) pulang dari undangan pernikahan teman satu litingnya, lalu makan, ada orang blayer motor, lari sambil mengaku polisi,” kata dia.
Pihaknya juga belum bisa memastikan apakah itu betul anggota polisi atau tidak, karena berpakaian sipil. Untuk para pelakunya Elpis menyebut sekarang dalam penanganan Denpom IV/3 Salatiga.
“Pelakunya dua orang, bukan tiga. yang satu tidak terlibat karena hanya dijemput saat akan pulang. Sekarang masih dalam proses Denpom Salatiga,” lanjut dia.
Dia mengimbau agar para prajurit TNI di jajarannya agar tidak mudah terprovokasi. “Tidak ada crash antara TNI – Polri. Tidak ada masalah yang berkembang. Di Jateng – DIY itu kerjasama TNI – Polri sangat bagus,” tandasnya.
(sms)