Batu Berwajah Manusia Milik Suku Batak Animisme

Sabtu, 28 Februari 2015 - 11:39 WIB
Batu Berwajah Manusia Milik Suku Batak Animisme
Batu Berwajah Manusia Milik Suku Batak Animisme
A A A
MEDAN - Batu berwajah manusia di Desa Purba Tua, Kecamatan Tano Tombangan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), diduga sebagai batu ukiran manusia yang banyak ditemukan di Indonesia.

Khusus di Sumatera, biasanya Suku Batak terdahulu memiliki kepercayaan animisme dengan meletakkan batu berbagai bentuk, termasuk wajah manusia. Artinya, batu itu memiliki jiwa yang mesti dihormati agar tidak mengganggu atau malah membantu mereka dari roh jahat kehidupan sehari-hari.

“Jika saya lihat dari pahatan di wajahnya tidak terlalu kuat dan ini merupakan buatan manusia masih sekitar puluhan tahun, bisa 20 sampai 90 tahun,” kata arkeolog Medan, Ketut Wiradnyana kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin. Menurut dia, bisa saja di sekitar batu berwajah manusia dengan panjang 1,5 meter (m) dan lebar 30 sentimeter (cm) ditemukan dahulu kala adalah perkampungan.

Batu yang berada di pinggir sungai mengalir itu dijadikan sebagai salah satu penjaga kampung dari roh jahat. Ini biasa dilakukan Suku Batak dahulu yang memiliki kepercayaan animisme sebelum ada penyebaran agama. Batu seperti ini sudah pernah dijumpai di Samosir.

Untuk mengungkap itu semua, dia menyarankan kepada Dinas Pariwisata Sumut dan Pemkab Tapsel mengajukan surat keBalai Arkeologi Medan agar dilakukan penelitian lebih lanjut. Bila ada pihak ingin mendanai penelitian terhadap batu berwajah manusia itu, Wiradnyana bisa langsung menurunkan tim.

“Untuk melihat gambaran batu paling lama sekitar lima hari. Untuk menurunkan tim yang beranggotakan tiga orang diperlukan biaya sekitar Rp10 jutaanlah,” katanya. Terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Tapsel, Hamongan Harahap mengatakan, guna menindaklanjuti penemuan batu berwajah manusia itu, mereka terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.

Selanjutnya, mereka turun ke lokasi mencari tahu informasi daerah itu. “Kami akan mengumpulkan keterangan dari tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama bagaimana kondisi kampung itu dahulunya. Kami tidak tahu apakah kampung tersebut berubah nama dan lokasi,” katanya.

Dia menilai, di Desa Purba Tua tidak tersentuh peradaban Hindu lantaran peradaban Hindu dahulu kala ada di Portibi, Tapsel. Ini terbukti dengan ada Candi Bahal Portibi. Terkait sebelumnya ada ditemukan piring kuno di lokasi yang sama menunjukkan bahwa peradaban Hindu tidak ada di kampung itu. Dia menduga warga hanya berpindah tempat karena dinilai tidak serasi oleh pemangku adat dan tokoh masyarakat dahulunya. Hal itu sudah biasa terjadi.

Irwan siregar
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5686 seconds (0.1#10.140)