Pohon Keramat Tumbang, Hancurkan Sebuah Rumah
A
A
A
BANTUL - Sebuah pohon besar berusia ratusan tahun yang dikabarkan keramat roboh menimpa sebuah rumah di Dusun Maesan, RT 02, Desa Tamanan, Kecamatan Banguntapan.
Akibatnya, bangunan baru milik Dimas Jayadi warga setempat hancur berantakan di bagian ruang tamu, kamar tidur depan, teras rumah beserta garasi mobil pada Jumat dinihari sekitar pukul 03.30 WIB.
Umi Sri Rejeki (50) warga Jakarta yang tinggal di dalamnya mengatakan, tadi malam dia tidur di kamar bagian depan rumah yang kini sudah hancur.
Sekitar pukul 03.30 WIB dia mendengar suara kretek-kretek seperti pohon tumbang. Dia tidak tahu sebabnya, tiba-tiba tubuhnya terlempar dari atas tempat tidur dan masih dalam keadaan memeluk guling.
"Saya itu seolah ada yang mendorong terus jatuh ke lantai," ujarnya, Jum'at (28/2/2015).
Setelah terjatuh tiba-tiba langit-langit kamarnya runtuh karena ada pohon besar yang menimpanya.
Dia terkubur reruntuhan atap kamar, beruntung bisa selamat tanpa tergores karena ada potongan-potongan besar eternit yang melindungi tubuhnya.
Wanita ini baru sadar, kalau ada pohon besar dekat rumahnya yang roboh padahal tidak ada angin ataupun hujan.
Umi mengungkapkan, di bawah reruntuhan dia berusaha mengangkat kepalanya karena tidak bisa bernafas.
Selang beberapa menit, orang dari luar kamar mencoba membuka paksa pintu kamarnya yang terhalang reruntuhan.
Dia terus berjuang keras keluar dari reruntuhan dan dibantu tetangganya berhasil dikeluarkan dari reruntuhan dalam keadaan lemas.
"Saya tergores sedikit dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wirosaban, Kota Yogyakarta," timpalnya.
Umi mengungkapkan, sebetulnya saat angin ribut melanda Yogyakarta dan memakan korban di depan Rumah Sakit Bethesda, dia sudah enggan tinggal di kamar paling depan tersebut.
Dia sudah merasa khawatir dengan kondisi pohon yang letaknya sekitar 20 meter dari rumahnya tersebut.
Umi khawatir karena pohon tersebut sudah rapuh dan beberapa bulan lalu akar tengahnya sudah terbakar.
Dia sendiri tidak mengetahui mengapa pohon tersebut tidak ditebang, namun dia mendengar dari warga sekitar pemiliknya enggan menebang pohon tersebut karena pohon tersebut warisan leluhur dari zaman Majapahit dulu.
"Itu katanya juga sudah ada yang bersedia membeli, tetapi karena keramat maka tidak dijual," ungkapnya.
Sementara adiknya, Bagus Sarwata (46) yang tidur di kamar tengah mengaku terkejut mendengar suara brak menimpa rumah yang dia tempati bersama kakaknya, Umi. Mereka baru tinggal di rumah tersebut selama empat bulan dengan cara mengontrak kepada pemiliknya.
"Untuk evakuasi harus dipotong kecil-kecil dan ditarik dengan mobil derek," ujarnya.
Kepala Dusun Maesan, Haryadi mengatakan, pohon tersebut memang sudah sangat tua karena usianya ratusan tahun.
Pohon tersebut meski sudah rapuh dan daunnya tidak ada tetapi tidak ditebang. Warga dan pemilik pohon tersebut enggan menebangnya karena pohon setinggi 25 meter dengan diameter 1,5 meter tersebut keramat.
"Di bawahnya tepatnya di tengah pohon ada kuburan anakan sapi milik Panembahan Senopati. Lumut-lumut yang menempel di pohon atau di kuburan tersebut sering diambil oleh orang luar kota. Katanya untuk menyembuhkan penyakit," ungkapnya.
Tidak jauh dari pohon yang roboh tersebut, atau sekitar 5 meter ada pohon yang serupa juga menjulang sangat tinggi. Namun warga enggan menebangnya meskipun sudah ada kejadian tersebut.
Akibatnya, bangunan baru milik Dimas Jayadi warga setempat hancur berantakan di bagian ruang tamu, kamar tidur depan, teras rumah beserta garasi mobil pada Jumat dinihari sekitar pukul 03.30 WIB.
Umi Sri Rejeki (50) warga Jakarta yang tinggal di dalamnya mengatakan, tadi malam dia tidur di kamar bagian depan rumah yang kini sudah hancur.
Sekitar pukul 03.30 WIB dia mendengar suara kretek-kretek seperti pohon tumbang. Dia tidak tahu sebabnya, tiba-tiba tubuhnya terlempar dari atas tempat tidur dan masih dalam keadaan memeluk guling.
"Saya itu seolah ada yang mendorong terus jatuh ke lantai," ujarnya, Jum'at (28/2/2015).
Setelah terjatuh tiba-tiba langit-langit kamarnya runtuh karena ada pohon besar yang menimpanya.
Dia terkubur reruntuhan atap kamar, beruntung bisa selamat tanpa tergores karena ada potongan-potongan besar eternit yang melindungi tubuhnya.
Wanita ini baru sadar, kalau ada pohon besar dekat rumahnya yang roboh padahal tidak ada angin ataupun hujan.
Umi mengungkapkan, di bawah reruntuhan dia berusaha mengangkat kepalanya karena tidak bisa bernafas.
Selang beberapa menit, orang dari luar kamar mencoba membuka paksa pintu kamarnya yang terhalang reruntuhan.
Dia terus berjuang keras keluar dari reruntuhan dan dibantu tetangganya berhasil dikeluarkan dari reruntuhan dalam keadaan lemas.
"Saya tergores sedikit dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wirosaban, Kota Yogyakarta," timpalnya.
Umi mengungkapkan, sebetulnya saat angin ribut melanda Yogyakarta dan memakan korban di depan Rumah Sakit Bethesda, dia sudah enggan tinggal di kamar paling depan tersebut.
Dia sudah merasa khawatir dengan kondisi pohon yang letaknya sekitar 20 meter dari rumahnya tersebut.
Umi khawatir karena pohon tersebut sudah rapuh dan beberapa bulan lalu akar tengahnya sudah terbakar.
Dia sendiri tidak mengetahui mengapa pohon tersebut tidak ditebang, namun dia mendengar dari warga sekitar pemiliknya enggan menebang pohon tersebut karena pohon tersebut warisan leluhur dari zaman Majapahit dulu.
"Itu katanya juga sudah ada yang bersedia membeli, tetapi karena keramat maka tidak dijual," ungkapnya.
Sementara adiknya, Bagus Sarwata (46) yang tidur di kamar tengah mengaku terkejut mendengar suara brak menimpa rumah yang dia tempati bersama kakaknya, Umi. Mereka baru tinggal di rumah tersebut selama empat bulan dengan cara mengontrak kepada pemiliknya.
"Untuk evakuasi harus dipotong kecil-kecil dan ditarik dengan mobil derek," ujarnya.
Kepala Dusun Maesan, Haryadi mengatakan, pohon tersebut memang sudah sangat tua karena usianya ratusan tahun.
Pohon tersebut meski sudah rapuh dan daunnya tidak ada tetapi tidak ditebang. Warga dan pemilik pohon tersebut enggan menebangnya karena pohon setinggi 25 meter dengan diameter 1,5 meter tersebut keramat.
"Di bawahnya tepatnya di tengah pohon ada kuburan anakan sapi milik Panembahan Senopati. Lumut-lumut yang menempel di pohon atau di kuburan tersebut sering diambil oleh orang luar kota. Katanya untuk menyembuhkan penyakit," ungkapnya.
Tidak jauh dari pohon yang roboh tersebut, atau sekitar 5 meter ada pohon yang serupa juga menjulang sangat tinggi. Namun warga enggan menebangnya meskipun sudah ada kejadian tersebut.
(sms)