Pemprov Siap Operasi Pasar

Rabu, 25 Februari 2015 - 13:55 WIB
Pemprov Siap Operasi Pasar
Pemprov Siap Operasi Pasar
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan pemerintah akan melakukan operasi pasar (OP) besar-besaran untuk menstabilkan harga beras di pasaran.

Ganjar melihat, kenaikan harga beras hingga mencapai Rp12.000 per kilogramnya, di tingkat pengecer, sudah terlalu tinggi dan berbanding terbalik dengan harga gabah yang rendah. Operasi pasar, menurutnya harus dilakukan saat ini juga (Februari) mengingat pada bulan Maret yang akan datang, di Jawa Tengah akan panen raya.

Sehingga jika operasi pasar diulur-ulur, maka akan akan menggangu panen petani.“ Rasanya pemerintah harus operasi pasar secara serius, jangan kecil-kecilan nanti tidak nendang. Sekarang kan harga dipengaruhi pasar induk, kalau operasi pasar kecil yang tidak akan memberikan efek apa-apa,” katanya, kemarin.

Dia sedang mencermati, mengapa lompatan harga beras begitu tinggi bahkan secara nasional. Oleh karena itu pemerintah Jateng akan mengecek, ke masing-masing daerah dan bulog sejauh mana stok beras yang ada.

Namun, Ganjar tak bisa berspekulasi, kenaikan harga ini karena penimbunan. Anggota Komisi VI DPR Aria Bima menilai kenaikan harga ini karena ada permainan di tingkat distribusi beras. Menurutnya, stok beras saat ini aman baik pada tingkat pasar maupun bulog.

Sehingga, kondisi ini tidak menyebabkan harga beras tidak meningkat tajam seperti akhirakhir ini. "Kita sudah cek di lapangan dan stoknya cukup melimpah, kita juga sudah koordinasi dengan bulog dan stoknya aman," ujarnya di Solo kemarin.

Permainan harga ini, menurutnya terjadi di tingkat pengepul ke pengecer. Pasokan ke pasar tradisional minim lantaran para tengkulak memborong beras sejak dalam proses penggilangan padi. Mereka beroperasi di kantong-kantong produsen beras besar. Dia juga menegaskan komitmen pemerintah tidak melakukan impor beras untuk mengatasi masalah ini.

Pasalnya proses impor tidak akan menyelesaikan masalah dan justru akan menambah masalah baru. Pantuan di berbagai daerah, harga besar masih berada di titik tertinggi. Di pasar Induk Dargo Semarang, beras C4 Medium harganya Rp10.500 per kg dari dari sebelumnya Rp9.500. Sedangkan untuk beras kelas premium seperi Bramo, C4 Super yang sebelumnya Rp9.600 menjadi Rp11.000.

Di Pasar Kendal, harga IR 64 dari Rp220.000 menjadi Rp250.000 per karung ; C4 dari Rp225.000 menjadi Rp255.000 per karung; mentik Rp255.000 menjadi Rp295.000 per karung; membramo Rp250.000 menjadi Rp270.000 per karung. “Memang, rata-rata naik Rp30 ribu per karungnya. Satu karung ada 25 kilogram,” ujar salah satu pedagang Zumroh.
Di Pasar Kota Pekalongan harga beras rata-rata naik 10%. Harga untuk kualitas super Rp10.200 - 10.400 per kg, kualitas sedang Rp10.000 - 10.500, dan yang kualitas bawah Rp9.700 - 9.800. “Itu adalah harga untuk pedagang. Sedangkan untuk harga pengecer berkisar antara Rp 10.500 - Rp 11.000,”ujar Sutikno, 40, salah seorang grosir beras di Pasar Grogolan, Kota Pekalongan.

Kabag Perekonomian Kota Pekalongan, Setyo Susilo, mengungkapkan, kenaikan harga beras tersebut diperkirakan karena belum adanya panen dari para petani. Sebab musim tanam Oktober-Maret, diperkirakan baru bisa panen pada April nanti. "Kalau ketersediaan di gudang Dolog cukup, hingga 6 bulan ke depan," ujarnya.

Namun dia mengaku sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi, seperti segera akan mendistribusikan raskin 2015. Menurutnya, awal Maret nanti pendistribusian raskin itu sudah bisa dilakukan.

Andik sismanto/ arief setiadi/ prahayuda febrianto/ wikha setiawan/ agus joko
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8426 seconds (0.1#10.140)