Butuh Pendampingan Medis
A
A
A
PALEMBANG - Bayi di bawah lima tahun (balita) yang masih berusia 6 bulan ini, M Syidik menderita penyakit gangguan aliran cairan di dalam otak, atau biasa dikenal penyakit hydrocephalus sejak dilahirkan. Hal ini diketahui setelah kemarin, pihak Kelurahan Sukodadi dan pihak Puskesmas Pembantu (Pustu) melihat kondisi M Syidik yang sangat membutuhkan pendampingan medis.
Informasi dihimpun KORAN SINDO PALEMBANG, keluarga M Syidik yang beralamat di Jalan Gotong Royong Lorong Bakpia RT 08, RW 2, Kelurahan Sukodadi baru satu bulan ini pindah dari kawasan Kecamatan Kalidoni. Hanya saja saat dikunjungi pihak kelurahan, nenek M Syidik, Tutik tampak ragu menjelaskan kondisi kesehatan cucu pertamanya tersebut.
Ia mengatakan, sejak dilahirkan, M Syidik belum pernah dilakukan pengobatan medis terhadap penyakitnya. Kedua orang tuanya masih memilih pengobat an tradisional untuk sang anaknya. “Iya, memang kepalanya terus membesar. Tapi, ibu dan bapaknya sedang kerja, saya tidak berani banyak bicara,” ujarnya.
Saat dikunjungi pihak kelurahan dan Pustu, kondisi M Syidik dalam keadaan sehat. Bahkan, beberapa kali M Syidik tampak tersenyum kepada tamu yang datang. M Syidik diketahui lahir pada 22 Juli 2014, sejak dilahirkan kondisi badannya sehat, hanya pihak dokter mengingatkan agar orang tua M Syidik segera melakukan perbaikan gizi untuk pertolongan medis lanjutan. “Saat lahir itu, memang diingatkan jika ingin operasi, harus berumur lebih dari dua bulan dengan berat badan lebih dari 5 Kg. Hanya saja, saat ini, M Syidik juga belum pernah diimunisasi. Tapi sekarang kondisinya sehat,” ungkapnya.
M Syidik yang merupakan anak pertama dari pasangan Ayu Pratiwi, dan Gunawan Wibisono lahir dalam kondisi caesar. Sejak saat itu, kondisi M Syidik sehat dan terus tumbuh dengan hanya beberapa kali mengalami demam tinggi. “Tak pernah sakit parah, tapi memang kepalanya membesar,” ucapnya.
Sementera itu, Ketua RT 08, Maryono saat mendampingi pihak kelurahan dan Pustu mengatakan, ia juga baru mengetahui keberadaan balita yang diduga menderita penyakit hydrocephalus. Karena meski sudah sebulan pindah di kawasannya, kedua orang tua M Syidik jarang berada di rumah.
Saat siang hari, M Syidik tinggal bersama sang nenek, sedangkan kedua orang tuanya sibuk bekerja sehari-hari, “Saya belum kenal persis, hanya tahu. Tapi soal kondisi kesehatan M Syidik, saya tidak paham betul. Karena orang tuanya juga jarang di rumah,” ujarnya seraya mengatakan, saat beberapa warga mengetahui kondisi M Syidik, maka langsung melaporkannya pada pihak RT dan kelurahan.
Lurah Sukodadi Muktair mengatakan, keberadaan M Syidik memang menjadi warga baru di wilayahnya. Meski menjadi warga baru, pihaknya berupaya memberikan bantuan dan melaporkannya pada pihak Pustu dan menyarankan agar pihak keluarga melakukan pengobatan medis untuk sang anaknya.
Muktair yang juga belum bertemu kedua orang tua M Syidik berharap agar kedua orang tua M Syidik dapat mendapatkan pendampingan, baik medis atau pun psikologis. “Karena belum bertemu orang tuanya, saya hanya datang menjalankan tugas pemerintah. Dan sangat berharap M Syidik mendapatkan pertolongan medis, baik bantuan kesehatan pemerintah atau pihak perusahaan lainnya,” tegasnya.
Tasmalinda
Informasi dihimpun KORAN SINDO PALEMBANG, keluarga M Syidik yang beralamat di Jalan Gotong Royong Lorong Bakpia RT 08, RW 2, Kelurahan Sukodadi baru satu bulan ini pindah dari kawasan Kecamatan Kalidoni. Hanya saja saat dikunjungi pihak kelurahan, nenek M Syidik, Tutik tampak ragu menjelaskan kondisi kesehatan cucu pertamanya tersebut.
Ia mengatakan, sejak dilahirkan, M Syidik belum pernah dilakukan pengobatan medis terhadap penyakitnya. Kedua orang tuanya masih memilih pengobat an tradisional untuk sang anaknya. “Iya, memang kepalanya terus membesar. Tapi, ibu dan bapaknya sedang kerja, saya tidak berani banyak bicara,” ujarnya.
Saat dikunjungi pihak kelurahan dan Pustu, kondisi M Syidik dalam keadaan sehat. Bahkan, beberapa kali M Syidik tampak tersenyum kepada tamu yang datang. M Syidik diketahui lahir pada 22 Juli 2014, sejak dilahirkan kondisi badannya sehat, hanya pihak dokter mengingatkan agar orang tua M Syidik segera melakukan perbaikan gizi untuk pertolongan medis lanjutan. “Saat lahir itu, memang diingatkan jika ingin operasi, harus berumur lebih dari dua bulan dengan berat badan lebih dari 5 Kg. Hanya saja, saat ini, M Syidik juga belum pernah diimunisasi. Tapi sekarang kondisinya sehat,” ungkapnya.
M Syidik yang merupakan anak pertama dari pasangan Ayu Pratiwi, dan Gunawan Wibisono lahir dalam kondisi caesar. Sejak saat itu, kondisi M Syidik sehat dan terus tumbuh dengan hanya beberapa kali mengalami demam tinggi. “Tak pernah sakit parah, tapi memang kepalanya membesar,” ucapnya.
Sementera itu, Ketua RT 08, Maryono saat mendampingi pihak kelurahan dan Pustu mengatakan, ia juga baru mengetahui keberadaan balita yang diduga menderita penyakit hydrocephalus. Karena meski sudah sebulan pindah di kawasannya, kedua orang tua M Syidik jarang berada di rumah.
Saat siang hari, M Syidik tinggal bersama sang nenek, sedangkan kedua orang tuanya sibuk bekerja sehari-hari, “Saya belum kenal persis, hanya tahu. Tapi soal kondisi kesehatan M Syidik, saya tidak paham betul. Karena orang tuanya juga jarang di rumah,” ujarnya seraya mengatakan, saat beberapa warga mengetahui kondisi M Syidik, maka langsung melaporkannya pada pihak RT dan kelurahan.
Lurah Sukodadi Muktair mengatakan, keberadaan M Syidik memang menjadi warga baru di wilayahnya. Meski menjadi warga baru, pihaknya berupaya memberikan bantuan dan melaporkannya pada pihak Pustu dan menyarankan agar pihak keluarga melakukan pengobatan medis untuk sang anaknya.
Muktair yang juga belum bertemu kedua orang tua M Syidik berharap agar kedua orang tua M Syidik dapat mendapatkan pendampingan, baik medis atau pun psikologis. “Karena belum bertemu orang tuanya, saya hanya datang menjalankan tugas pemerintah. Dan sangat berharap M Syidik mendapatkan pertolongan medis, baik bantuan kesehatan pemerintah atau pihak perusahaan lainnya,” tegasnya.
Tasmalinda
(bhr)