Longsor, Pipa Minyak Blok Cepu Putus
A
A
A
BOJONEGORO - Pengendara harus ekstra waspada saat melintas di Jalan Raya Kecamatan Kasiman-Malo. Pasalnya, pipa penyaluran minyak terputus dan menyemburkan minyak mentah (lantung) hingga ke jalan raya.
Pipa yang terputus mengalirkan lantung dari wilayah sumur minyak tua Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro menuju kilang Pusat Penampungan Produksi (PPP) Menggung, Cepu, Blora, Jawa Tengah. Akibatnya, pipa besi dengan diameter 5 dim itu menyemburkan minyak mentah.
Pipa minyak mentah itu milik PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Asset 4 Field Cepu selaku pemegang wilayah pertambangan sumur tua Kawengan di Kecamatan Kedewan. Setiap hari minyak mentah disalurkan melalui pipa tersebut.
Putusnya sambungan pipa itu lantaran sebelumnya jalan raya poros Kecamatan Kasiman- Malo, tepatnya di kawasan Desa Tambakmerak, Kecamatan Kasiman, tergerus air hujan hingga meluber ke jalan.
Karena tidak kuat menahan empasan air hujan serta beban kendaraan yang melintas, tanah yang berada di pinggir jalan raya merekah dan longsor bersamaan dengan pipa yang tertanam di pinggir jalan tersebut. Saat itu pula sambungan pipa terputus dan menyemburkan minyak mentah di pinggir jalan. “Pipa minyak mentah itu putus dan menyembur ke mana-mana,” ujar warga setempat, Nurwadi.
Setelah kejadian itu, warga berdatangan ke lokasi untuk melihat semburan minyak mentah. Namun, mereka tidak berani menutup atau menghentikan semburan karena khawatir berbahaya. Warga lainnya melaporkan kejadian itu pada pihak desa karena khawatir minyak mentah yang keluar deras dari pipa itu terbakar.
“Setelah mendapat laporan dari warga, Kepala Desa Tambakmerak langsung melihat lokasi dan menghubungi pihak terkait (Pertamina EP Asset 4 Field Cepu) agar segera mendapatkan penanganan,” ujarnya.
Kades Tambakmerak, Susanto membenarkan kejadian tersebut. Untuk saat ini sambungan pipa yang terputus akibat longsoran jalan raya poros antarkecamatan sudah disambung oleh operator pengelola lapangan minyak. “Kalau tidak salah, kemarin itu kurang lebih sekitar satu jam pipa itu bisa tersambung lagi. Kini jalur minyak (pipa) itu sudah kembali normal seperti semula,” paparnya.
Saat dikonfirmasi, Public and Staf Relations PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Aulia Arbiani belum bisa memberikan tanggapan. Pipa penyalur minyak mentah itu sudah kembali terpasang. Namun, longsoran tanah masih tampak berantakan tak karuan lantaran belum diperbaiki. Tak hanya itu, lantung disekitar lokasi juga banyak yang tercecer dan menimbulkan bau tidak sedap.
Tak jarang pula setiap pengendara yang melintas berhenti sejenak untuk melihatnya. Produksi minyak mentah di kawasan sumur minyak tua di wilayah Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro mencapai 700 barel per hari (bph). Produksi tersebut dihasilkan lebih dari 200 sumur yang tersebar di wilayah Kecamatan Malo dan Kedewan.
Setiap satu sumur mampu menghasilkan sekitar 10-30 barel per hari. Kegiatan pengeboran minyak di lapangan dilakukan oleh kelompok penambang minyak tradisional berjumlah sekitar 20-40 orang.
Muhammad roqib
Pipa yang terputus mengalirkan lantung dari wilayah sumur minyak tua Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro menuju kilang Pusat Penampungan Produksi (PPP) Menggung, Cepu, Blora, Jawa Tengah. Akibatnya, pipa besi dengan diameter 5 dim itu menyemburkan minyak mentah.
Pipa minyak mentah itu milik PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Asset 4 Field Cepu selaku pemegang wilayah pertambangan sumur tua Kawengan di Kecamatan Kedewan. Setiap hari minyak mentah disalurkan melalui pipa tersebut.
Putusnya sambungan pipa itu lantaran sebelumnya jalan raya poros Kecamatan Kasiman- Malo, tepatnya di kawasan Desa Tambakmerak, Kecamatan Kasiman, tergerus air hujan hingga meluber ke jalan.
Karena tidak kuat menahan empasan air hujan serta beban kendaraan yang melintas, tanah yang berada di pinggir jalan raya merekah dan longsor bersamaan dengan pipa yang tertanam di pinggir jalan tersebut. Saat itu pula sambungan pipa terputus dan menyemburkan minyak mentah di pinggir jalan. “Pipa minyak mentah itu putus dan menyembur ke mana-mana,” ujar warga setempat, Nurwadi.
Setelah kejadian itu, warga berdatangan ke lokasi untuk melihat semburan minyak mentah. Namun, mereka tidak berani menutup atau menghentikan semburan karena khawatir berbahaya. Warga lainnya melaporkan kejadian itu pada pihak desa karena khawatir minyak mentah yang keluar deras dari pipa itu terbakar.
“Setelah mendapat laporan dari warga, Kepala Desa Tambakmerak langsung melihat lokasi dan menghubungi pihak terkait (Pertamina EP Asset 4 Field Cepu) agar segera mendapatkan penanganan,” ujarnya.
Kades Tambakmerak, Susanto membenarkan kejadian tersebut. Untuk saat ini sambungan pipa yang terputus akibat longsoran jalan raya poros antarkecamatan sudah disambung oleh operator pengelola lapangan minyak. “Kalau tidak salah, kemarin itu kurang lebih sekitar satu jam pipa itu bisa tersambung lagi. Kini jalur minyak (pipa) itu sudah kembali normal seperti semula,” paparnya.
Saat dikonfirmasi, Public and Staf Relations PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Aulia Arbiani belum bisa memberikan tanggapan. Pipa penyalur minyak mentah itu sudah kembali terpasang. Namun, longsoran tanah masih tampak berantakan tak karuan lantaran belum diperbaiki. Tak hanya itu, lantung disekitar lokasi juga banyak yang tercecer dan menimbulkan bau tidak sedap.
Tak jarang pula setiap pengendara yang melintas berhenti sejenak untuk melihatnya. Produksi minyak mentah di kawasan sumur minyak tua di wilayah Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro mencapai 700 barel per hari (bph). Produksi tersebut dihasilkan lebih dari 200 sumur yang tersebar di wilayah Kecamatan Malo dan Kedewan.
Setiap satu sumur mampu menghasilkan sekitar 10-30 barel per hari. Kegiatan pengeboran minyak di lapangan dilakukan oleh kelompok penambang minyak tradisional berjumlah sekitar 20-40 orang.
Muhammad roqib
(ftr)