Delapan Siswa SMPN 1 Palasah Kesurupan
A
A
A
MAJALENGKA - Delapan siswi SMPN 1 Palasah Kecamatan Palasah, Majalengka kesurupan ketika sedang melakukan istighosah di halaman sekolah, Jumat (20/2/2015).
Salah seorang guru di sekolah setempat, Mamat Surahmat menuturkan, kesurupan massal terjadi saat seluruh siswa tengah melakukan istighosah (doa bersama).
Sekitar pukul 09.15 WIB, salah seorang siswa, Nina Sania kelas VIII D, yang posisinya berada di depan kelas langsung menjerit histeris dan bicara tidak jelas.
"Saat itu, kami baru akan membawa Nina ke puskesmas terdekat, namun belum juga kami melangkah tiba-tiba sejumlah siswa lainnya ikut kesurupan. Mereka berteriak-teriak," ujar Mamat yang didampingi guru lainnya, Agus Setiawan.
Malah salah seorang siswa, lanjut Mamat, Ahmad Hendransyah yang saat itu sedang memberikan pertolongan kepada temannya yang tengah kesurupan, ikut kesurupan juga.
"Ahmad tiba-tiba ikut berteriak. Posisinya waktu itu dia sedang menolong rekannya yang kesurupan," ucapnya.
Istigotsah sendiri, kata dia, dilakukan di lapangan basket sekolah setempat. "Benar, total semua siswa yang kesurupan ada delapan. Istighosah sendiri dipimpin oleh ulama dari desa setempat," kata Mamat.
Sementara itu, kedelapan siswa tersebut di antaranya adalah Nina Sania, Putri Livia, Nuraeni Oktavianti, Euisi Dewi Prasetyaningsih Ahmad Hendransyah, dan Eva Oktaviana.
Mamat menuturkan istighosah dilakukan untuk menghindari musibah yang terus mendera sekolah tersebut. Selain juga untuk memulihkan psikologis siswa yang belakangan mendapat tekanan mental.
Seperti diketahui, berkali-kali musibah dialami sekolah tersebut, yakni meninggalnya Lintang pada Kamis (5/2/2015).
Sepuluh hari kemudian Bagus siswa kelas VIII juga meninggal secara tiba-tiba ketika sedang menerima pengarahan dari pihak Kepolisian bersama siswa lainnya di Aula sekolah, pada 17 Februari.
Lalu, Kamis 19 Febriari siswa atas nama Vina Martanes Adyana Viani (14) tiba-tiba jatuh pingsan ketika sedang belajar.
"Saat kejadian, istighosah baru berlangsung sekitar satu jam ketika tengah berdoa tiba-tiba ada anak yang menjerit histeris sambil ngomong yang tidak jelas," ungkap Agus.
Istigotsah pun, menurut Agus, langsung dibubarkan melihat jumlah siswa yang kesurupan cukup banyak.
"Dan membawa kedelapan siswa ke Puskesmas Palasah yang letaknya sekitar 100 meteran dari gedung sekolah," tambah dia.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Ropedah disertai stafnya Nono Kusnadi yang datang ke lokasi kejadian menyatakan, pihaknya telah mengimbau sekolah agar mengistirahatkan sementara para siswanya.
"Kami instruksikan untuk memulihkan kejiwaan anak sekolah diliburkan selama dua atau tiga hari," kata dia.
Pihaknya, dikatakan Ropedah, sudah berkonsultasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Majalengka agar siswa beristirahat dahulu di rumah selama 2-3 hari."Hal itu untuk memulihkan kejiwaan para siswa agar mereka tidak tertekan," ucapnya.
Kapolsek Palasah AKP Umbara membenarkan adanya musibah tersebut, ketika itu dia juga hadir dan memberikan meteri untuk memberikan semangat pada siswa.
"Mudah-mudahan ini yang terakhir, musibah terjadi di SMPN 1 Palasah. Ini musibah dan langsung kami tangani dengan membawa siswa ke Puskesmas," ungkap Umbara. Dia berharap, kejadian tersebut tidak akan terjadi lagi.
Salah seorang guru di sekolah setempat, Mamat Surahmat menuturkan, kesurupan massal terjadi saat seluruh siswa tengah melakukan istighosah (doa bersama).
Sekitar pukul 09.15 WIB, salah seorang siswa, Nina Sania kelas VIII D, yang posisinya berada di depan kelas langsung menjerit histeris dan bicara tidak jelas.
"Saat itu, kami baru akan membawa Nina ke puskesmas terdekat, namun belum juga kami melangkah tiba-tiba sejumlah siswa lainnya ikut kesurupan. Mereka berteriak-teriak," ujar Mamat yang didampingi guru lainnya, Agus Setiawan.
Malah salah seorang siswa, lanjut Mamat, Ahmad Hendransyah yang saat itu sedang memberikan pertolongan kepada temannya yang tengah kesurupan, ikut kesurupan juga.
"Ahmad tiba-tiba ikut berteriak. Posisinya waktu itu dia sedang menolong rekannya yang kesurupan," ucapnya.
Istigotsah sendiri, kata dia, dilakukan di lapangan basket sekolah setempat. "Benar, total semua siswa yang kesurupan ada delapan. Istighosah sendiri dipimpin oleh ulama dari desa setempat," kata Mamat.
Sementara itu, kedelapan siswa tersebut di antaranya adalah Nina Sania, Putri Livia, Nuraeni Oktavianti, Euisi Dewi Prasetyaningsih Ahmad Hendransyah, dan Eva Oktaviana.
Mamat menuturkan istighosah dilakukan untuk menghindari musibah yang terus mendera sekolah tersebut. Selain juga untuk memulihkan psikologis siswa yang belakangan mendapat tekanan mental.
Seperti diketahui, berkali-kali musibah dialami sekolah tersebut, yakni meninggalnya Lintang pada Kamis (5/2/2015).
Sepuluh hari kemudian Bagus siswa kelas VIII juga meninggal secara tiba-tiba ketika sedang menerima pengarahan dari pihak Kepolisian bersama siswa lainnya di Aula sekolah, pada 17 Februari.
Lalu, Kamis 19 Febriari siswa atas nama Vina Martanes Adyana Viani (14) tiba-tiba jatuh pingsan ketika sedang belajar.
"Saat kejadian, istighosah baru berlangsung sekitar satu jam ketika tengah berdoa tiba-tiba ada anak yang menjerit histeris sambil ngomong yang tidak jelas," ungkap Agus.
Istigotsah pun, menurut Agus, langsung dibubarkan melihat jumlah siswa yang kesurupan cukup banyak.
"Dan membawa kedelapan siswa ke Puskesmas Palasah yang letaknya sekitar 100 meteran dari gedung sekolah," tambah dia.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Ropedah disertai stafnya Nono Kusnadi yang datang ke lokasi kejadian menyatakan, pihaknya telah mengimbau sekolah agar mengistirahatkan sementara para siswanya.
"Kami instruksikan untuk memulihkan kejiwaan anak sekolah diliburkan selama dua atau tiga hari," kata dia.
Pihaknya, dikatakan Ropedah, sudah berkonsultasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Majalengka agar siswa beristirahat dahulu di rumah selama 2-3 hari."Hal itu untuk memulihkan kejiwaan para siswa agar mereka tidak tertekan," ucapnya.
Kapolsek Palasah AKP Umbara membenarkan adanya musibah tersebut, ketika itu dia juga hadir dan memberikan meteri untuk memberikan semangat pada siswa.
"Mudah-mudahan ini yang terakhir, musibah terjadi di SMPN 1 Palasah. Ini musibah dan langsung kami tangani dengan membawa siswa ke Puskesmas," ungkap Umbara. Dia berharap, kejadian tersebut tidak akan terjadi lagi.
(sms)