Lima Siswa SMP Positif DBD

Kamis, 19 Februari 2015 - 09:26 WIB
Lima Siswa SMP Positif...
Lima Siswa SMP Positif DBD
A A A
PALEMBANG - Lima siswa SMPN 46,Kecamatan Sukarami Palembang positif terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal ini diungkapkan Wakil Kepala Sekolah (Waka) Kesiswaan SMPN 46 Neli Elpita, kemarin.

Dia mengatakan, dalam dua bulan ini, jumlah siswa yang terjangkit DBD kian bertambah.Mereka rata-rata berumur 13-15 tahun. Anak-anak terserang DBD terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis rujukan.

“Iya tahun ini, makin bertambah jumlahnya. Dari Januari lalu,sudah lima. Memang tidak langsung lima anak, tapi jumlah itu sudah masuk taraf yang mengkhawatirkan,” ujarnya.Dia berharap, ada tindakan penanggulangan bersama instansi lainnya.

Misalnya, mengomunikasikan kebutuhan untuk dilakukan fogging (penyemprotan) atau pembagian ikan tempalo untuk kolam ikan dan taman sekolah di SMPN 46. “Sudah diajukan proposal untuk penyuluhan pada anak dan penyemprotan disekolah,” katanya.

Neli menduga, bisa saja anak-anak yang terserang penyakit DBD, bisa berasal dari proses penularan di rumah mereka atau penyebaran penyakit melalui gigitan dari nyamuk yang berkembang di lokasi lainnya.

“Bisa jadi bukan karena gigitan nyamuk di sekolah. Hanya pihak sekolah, mengantisipasinya dengan menginfokan anak-anak untuk tetap berpola hidup bersih dan langsung berobat ke Puskesmas saat terserang gejalaDBD,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sosial, dr Mariance mengatakan, pihak Puskesmas juga sudah mendapatkan informasi terkait beberapa kelurahan yang terdapat warganya terkena DBD.Kemarin saja, sudah dua lokasi yang dilaporkan terdapat anak-anak mengalami gejala demam berdarah, di antaranya dipermukiman di sekitar SMPN 17 dan SMPN 46 Palembang.

Di dua lokasi itu dilaporkan, jika ada warga yang berusia anak-anak mengalami gejala mirip atau mengarah penderita DBD.“Iya memang jumlah kunjungan dengan pasien gejala DBD meningkat. Mereka rata-rata juga anak-anak. Misalnya, pasien dengan demam dan suhu tubuh tinggi, anak-anak dengan bintik merah di kulit memerah.

Tadisaja, dua petugas posyandu melaporkan,” ungkapnya. Hanya saja, ia mengatakan untuk penderita dengan gejala DBD belum dapat dikatakan sebagai penderita DBD, tanpa terdapat uji laboratorium. Dari hasil uji laboratorium itulah, diketahui seseorang menderita atau tidak penyakit DBD.

Biasanya, banyak juga pasien diduga DBD datang akibat penyakit penyerta lainnya. “Yang datang dengan gejala ISPA,tapi setelah diperiksa terkena penyakit DBD,” pungkasnya. Sebagai upaya pencegahan, pihaknya berkoordinasi dengan posyandu dan pihak kelurahan untuk melakukan penyuluhan, penyebaran abete, hingga penyemprotan di lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai lokasi penyebaran nyamuk penyebar penyakit demam berdarah. “Sosialisasi terus dilakukan ke sekolah dan permukiman penduduk,” kata nya.

Tasmalinda
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0447 seconds (0.1#10.140)