150 Anggota Paskhas Lakukan Terjun Penyegaran
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Sebanyak 150 penerjun TNI AU melakukan kegiatan rutin berupa terjun penyegaran (jun gar) dilapangan Udara TNI AU Gading Playen.
Kegiatan rutin yang digelar Detasemen Pertahanan Udara 474 Paskhas Yogyakarta ini menampilkan atraksi terjun free fall dari ketinggian 7200 feet. Se lain itu juga menampilkan ter jun statik dengan ketinggian 1500 feetdan menggunakan pa - rasut standar TNI AU. Dalam jun-gar kemarin, di - ba gi dalam dua run dengan tu - juh kali shorty. Untuk Run pertama dengan empat shorty (pener junan) berupa aksi terjun sta tik.
Kemudian untuk run ke - dua, dibagi dalam tiga shorty, per tama untuk terjun statik kemudian dilanjutkan untuk free fall yang melibatkan Federasi Ae rosport Indonesia (FASI). Sekitar pukul 08.00 WIB, Pesawat Hercules C-130 dengan nomor lambung A 1310 dengan Pilot Kapten Penerbang Ebor Subarkat dari skuadron 32 Abdurahamn Saleh Malang berhasil memuntahkan para prajurit.
Semua parasut prajurit langsung terbuka dan berhasil mendarat dengan sempurna. “Kami bersyukur, semua penerjun bisa mencapai titik yang diwajibkan dan tidak ada ken - dala berarti. Semua parasut mengembang dengan sempurna,” ucap Komadan Detasemen Pertahanan Udara 474 Paskhas Yogyakarta Mayor Dili Setiawan di sela-sela penerjunan di Lanud Gading, kemarin.
Dalam kegiatan kemarin, sebanyak 120 penerjun statik menunjukkan kebolehannya, kemudian paling akhir dilanjutkan dengan aksi free fall dengan melibatkan 30 penerjun baik laki-laki dan perempuan yang tergabung dalam FASI. Dijelaskannya, upaya jungar ini untuk menjaga kemampuan prajurit dalam penerjunan. Langkah ini dimaksudkan agar para prajurit bisa cepat merespons perintah induk dari udara sebagai bentuk pertahanan terhadap negara.
Selain melibatkan prajurit, dalam aksi jun-gar kemarin juga melibatkan para penerjun free faalperempuan. Salah satu penerjun perempuan yang aktif terjun sejak kelas X SMA, Wika Milanti, 23, mengaku sudah 44 kali ikut terjun payung. Menurutnya, terjun payung merupakan olahraga yang menantang dan jarang diikuti perempuan. “Saya dulu suka karena memang menantang. Dan jadi keterusan,” katanya.
Selama menjadi penerjun, dia pun mengaku tidak mengalami rasa takut. Semua menjadi sesuatu yang disukai dan bisa melihat keindahan alam dari udara secara bebas. “Dulu memang saya suka, dan saya ingin keliling Indonesia,” ucap alumnus Sekolah Tinggi Tek nologi Adisutjipto (STTA) Yogyakarta ini.
Suharjono
Kegiatan rutin yang digelar Detasemen Pertahanan Udara 474 Paskhas Yogyakarta ini menampilkan atraksi terjun free fall dari ketinggian 7200 feet. Se lain itu juga menampilkan ter jun statik dengan ketinggian 1500 feetdan menggunakan pa - rasut standar TNI AU. Dalam jun-gar kemarin, di - ba gi dalam dua run dengan tu - juh kali shorty. Untuk Run pertama dengan empat shorty (pener junan) berupa aksi terjun sta tik.
Kemudian untuk run ke - dua, dibagi dalam tiga shorty, per tama untuk terjun statik kemudian dilanjutkan untuk free fall yang melibatkan Federasi Ae rosport Indonesia (FASI). Sekitar pukul 08.00 WIB, Pesawat Hercules C-130 dengan nomor lambung A 1310 dengan Pilot Kapten Penerbang Ebor Subarkat dari skuadron 32 Abdurahamn Saleh Malang berhasil memuntahkan para prajurit.
Semua parasut prajurit langsung terbuka dan berhasil mendarat dengan sempurna. “Kami bersyukur, semua penerjun bisa mencapai titik yang diwajibkan dan tidak ada ken - dala berarti. Semua parasut mengembang dengan sempurna,” ucap Komadan Detasemen Pertahanan Udara 474 Paskhas Yogyakarta Mayor Dili Setiawan di sela-sela penerjunan di Lanud Gading, kemarin.
Dalam kegiatan kemarin, sebanyak 120 penerjun statik menunjukkan kebolehannya, kemudian paling akhir dilanjutkan dengan aksi free fall dengan melibatkan 30 penerjun baik laki-laki dan perempuan yang tergabung dalam FASI. Dijelaskannya, upaya jungar ini untuk menjaga kemampuan prajurit dalam penerjunan. Langkah ini dimaksudkan agar para prajurit bisa cepat merespons perintah induk dari udara sebagai bentuk pertahanan terhadap negara.
Selain melibatkan prajurit, dalam aksi jun-gar kemarin juga melibatkan para penerjun free faalperempuan. Salah satu penerjun perempuan yang aktif terjun sejak kelas X SMA, Wika Milanti, 23, mengaku sudah 44 kali ikut terjun payung. Menurutnya, terjun payung merupakan olahraga yang menantang dan jarang diikuti perempuan. “Saya dulu suka karena memang menantang. Dan jadi keterusan,” katanya.
Selama menjadi penerjun, dia pun mengaku tidak mengalami rasa takut. Semua menjadi sesuatu yang disukai dan bisa melihat keindahan alam dari udara secara bebas. “Dulu memang saya suka, dan saya ingin keliling Indonesia,” ucap alumnus Sekolah Tinggi Tek nologi Adisutjipto (STTA) Yogyakarta ini.
Suharjono
(ars)