Kali Tenggang Mendesak Dikeruk

Senin, 16 Februari 2015 - 10:21 WIB
Kali Tenggang Mendesak Dikeruk
Kali Tenggang Mendesak Dikeruk
A A A
SEMARANG - Warga Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan meminta Pemkot Semarang segera merealisasikan normalisasi Kali Tenggang. Salah satu penyebab banjir yang melanda kelurahan tersebut adalah tidak lancarnya aliran air di sungai ini.

“Kami menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan wali kota pada kami yang menjadi korban banjir. Namun kami minta agar normalisasi Kali Tenggang segera direalisasi agar musibah banjir tidak lagi terkena di wilayah kami,” kata warga Muktiharjo Kidul, Badrodin kemarin.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kaligawe Kecamatan Gayamsari, Sunardji juga meminta hal serupa. Dia mendesak pemkot segera melakukan normalisasi sungai Banjir Kanal Timur (BKT) karena menjadi penyebab utama wilayah Sawah Besar, Kaligawe dan sekitarnya kebanjiran.

Saat hujan deras beberapa hari lalu aliran sungai BKT meluber ke permukiman karena terjadi sedimentasi yang parah. “Aliran air jadi meluber ke permukiman hingga membuat jalan dan rumah-rumah warga terendam 30-60 centimeter, ada sekitar 300-an rumah warga yang terendam,” kata Sunardji yang juga koordinator Kelurahan Siaga Bencana (KSB) di Kaligawe.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui, wilayah Muktiharjo Kidul dan Sawah Besar itu termasuk merupakan yang terparah terkena banjir karena hujan deras tiga hari lalu. Pihaknya pun langsung memantau kondisi di sana sewaktu kebanjiran dan sudah memberikan bantuan kepada para korban.

Menurutnya, pemkot telah mengalokasikan dana Rp20 miliar untuk normalisasi Kali Tenggang. Pemkot tidak ingin mengulur-ngulur waktu menyelesaikan proyek normalisasi Kali Tenggang. Namun pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, masyarakat harus ada kesadaran untuk menjaga kebersihan dan saluran agar aliran Kali Tenggang lancar, dan pompa yang sudah ada dapat bekerja maksimal.

“Kami upayakan akan segera menormalisasi Kali Tenggang. Namun langkah yang bisa dilakukan saat ini adalah turut menjaga kebersihan di saluran-saluran air. Karena apabila aliran air tersebut, maka air tidak dapat mengalir dengan semestinya sehingga menyebabkan banjir,” katanya.

Hendi, panggilan akrab wali kota juga mengakui, Kamis (12/2) malam lalu terjadi hujan deras, pompa penyedot air yang berfungsi hanya sepertiga dari total 94 pompa, sementara volume hujan sangat tinggi. Akibatnya air masuk ke permukiman warga. “Pemkot akan terus melakukan koordinasi internal antar SKPD, kecamatan maupun dinas teknis, agar segera mengantisipasi bencana banjir,” ujarnya.

Wali kota berencana tahun ini menganggarkan pembangunan polder di Tambi, Banjardowo beriringan dengan normalisasi Kali Tenggang. Hal ini agar ketika terjadi hujan, air dapat ditampungdanbilasudahbanyakdapat difungsikan secara optimal. Misalnya untuk pembangkit tenaga listrik, tempat wisata, pengairan, dan lain-lain.

Sekretaris Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDAESDM) Kota Semarang Rosyid Hudoyo menambahkan, proyek normalisasi Kali Tenggang saat ini terkendala masih adanya dua lahan milik warga yang belum dibebaskan.

Pemilik lahan, yang berupa lahan tambak, masih belum sepakat dengan harga yang ditawarkan karena meminta harga lebih tinggi dari nilai appraisal. Pemkot akan menyelesaikan proyek normalisasi Kali Tenggang ini secara bertahap, sambil menunggu penyelesaian pembebasan lahan tersebut.

Tahun ini, akan dikerjakan pembangunan talud yang memanjang dari Arteri Yos Sudarso sampai Kaligawe sepanjang tiga kilometer. Dengan anggaran yang telah disediakan sebesar Rp10 miliar.

“Kami juga berharap normalisasi Kali Tenggang ini bisa cepat selesai, karena kalau di bagian muaranya (lahan) tidak bisa dibebaskan, ya tetap akan banjir, kata dia. Sedangkan terkait normalisasi Banjir Kanal Timur, merupakan wewenang Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah dan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai).

M abduh
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5170 seconds (0.1#10.140)