Jembatan Penghubung Dua Kecamatan Putus
A
A
A
KENDAL - Dua jembatan yang menghubungkan warga Kecamatan Brangsong-Ngampel, terputus.
Hal tersebut diakibatkan arus deras dan luapan air Sungai Blorong setelah hujan deras mengguyur di wilayah Kabupaten Kendal beberapa hari terakhir. Dua jembatan yang rusak dan putus adalah di Desa Kertomulyo dan Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong. Jembatan tersebut memang tidak kuat menahan hantaman arus air lantaran terbuat dari bambu.
Kondisi tersebut membuat aktivitas warga di dua kecamatan terkendala. Sebab, warga yang hendak melintas terpaksa harus memutar melalui Kecamatan Kendal yang jaraknya lebih dari tujuh kilometer. Derasnya arus Sungai Blorong tidak hanya mengakibatkan dua jembatan terputus, namun juga sejumlah tanggul terkikis dan longsor.
Padahal jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses warga untuk menuju warga Ngampel untuk menuju Brangsong dan Kaliwungu. “Alternatifnya yang memutar lewat Kendal, tapi kondisi jalan rusak parah karena banyak lubang yang digenangi air dan lumpur,” kata Kamidi, warga setempat, kemarin.
Biasanya, warga yang berseberangan sungai hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit saat akses jembatan masih dalam kondisi baik. Namun, kini warga terpaksa harus memutar dan menempuh perjalanan hingga 20 kilometer dengan jarak tempuh hampir dua jam karena akses jalan juga rusak parah. “Warga banyak yang belum tahu kalau jembatan sini putus. Jadi saat mau melintas, terpaksa harus putar balik, karena setelah sampai ternyata jembatan putus,” paparnya.
Menurutnya, meskipun jembatan penghubung ini terbuat dari bambu, namun menjadi akses utama selama ini. “Selain warga, banyak juga anak-anak yang berangkat ke sekolah melintasi jembatan ini,” katanya.
Dia menambahkan, jembatan penghubung di sepanjang Sungai Blorong ada empat. Namun setelah diterjang arus, dua rusak parah dan dua lainnya memprihatinkan. “Yang dua lagi tetap mengkhawatirkan kalau dipaksa dilalui. Jadi, warga memilih memutar cari jalan lain,” katanya.
Robani, warga Tunggulsari menambahkan, kondisi di jembatan sebelum diterjang banjir memang sudah miring dan nyaris putus. “Tapi setelah diterjang banjir, kerusakannya semakin parah. Sedangkan jembatan di Desa Kertomulyo sudah tidak bisa dilalui karena terputus dan hanyut terbawa arus sungai,” ujarnya.
Dia berharap, pemerintah segera membangun kembali jembatan karena akses vital warga dua kecamatan. “Selama ini jembatan yang dibangun dengan dana swadaya masyarakat tersebut dirawat dan diperbaiki menggunakan uang dari warga yang melintasi jembatan. Sekarang kami minta pemerintah untuk membantu kami,” tandasnya.
Wikha setiawan
Hal tersebut diakibatkan arus deras dan luapan air Sungai Blorong setelah hujan deras mengguyur di wilayah Kabupaten Kendal beberapa hari terakhir. Dua jembatan yang rusak dan putus adalah di Desa Kertomulyo dan Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong. Jembatan tersebut memang tidak kuat menahan hantaman arus air lantaran terbuat dari bambu.
Kondisi tersebut membuat aktivitas warga di dua kecamatan terkendala. Sebab, warga yang hendak melintas terpaksa harus memutar melalui Kecamatan Kendal yang jaraknya lebih dari tujuh kilometer. Derasnya arus Sungai Blorong tidak hanya mengakibatkan dua jembatan terputus, namun juga sejumlah tanggul terkikis dan longsor.
Padahal jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses warga untuk menuju warga Ngampel untuk menuju Brangsong dan Kaliwungu. “Alternatifnya yang memutar lewat Kendal, tapi kondisi jalan rusak parah karena banyak lubang yang digenangi air dan lumpur,” kata Kamidi, warga setempat, kemarin.
Biasanya, warga yang berseberangan sungai hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit saat akses jembatan masih dalam kondisi baik. Namun, kini warga terpaksa harus memutar dan menempuh perjalanan hingga 20 kilometer dengan jarak tempuh hampir dua jam karena akses jalan juga rusak parah. “Warga banyak yang belum tahu kalau jembatan sini putus. Jadi saat mau melintas, terpaksa harus putar balik, karena setelah sampai ternyata jembatan putus,” paparnya.
Menurutnya, meskipun jembatan penghubung ini terbuat dari bambu, namun menjadi akses utama selama ini. “Selain warga, banyak juga anak-anak yang berangkat ke sekolah melintasi jembatan ini,” katanya.
Dia menambahkan, jembatan penghubung di sepanjang Sungai Blorong ada empat. Namun setelah diterjang arus, dua rusak parah dan dua lainnya memprihatinkan. “Yang dua lagi tetap mengkhawatirkan kalau dipaksa dilalui. Jadi, warga memilih memutar cari jalan lain,” katanya.
Robani, warga Tunggulsari menambahkan, kondisi di jembatan sebelum diterjang banjir memang sudah miring dan nyaris putus. “Tapi setelah diterjang banjir, kerusakannya semakin parah. Sedangkan jembatan di Desa Kertomulyo sudah tidak bisa dilalui karena terputus dan hanyut terbawa arus sungai,” ujarnya.
Dia berharap, pemerintah segera membangun kembali jembatan karena akses vital warga dua kecamatan. “Selama ini jembatan yang dibangun dengan dana swadaya masyarakat tersebut dirawat dan diperbaiki menggunakan uang dari warga yang melintasi jembatan. Sekarang kami minta pemerintah untuk membantu kami,” tandasnya.
Wikha setiawan
(ftr)