Pemkab Tawarkan Translok

Sabtu, 14 Februari 2015 - 11:34 WIB
Pemkab Tawarkan Translok
Pemkab Tawarkan Translok
A A A
GUNUNGKIDUL - Banyaknya warga yang bermukim di area bencana membuat pemkab berpikir keras untuk relokasi mereka.

Kali ini, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi menawarkan transmigrasi lokal (translok) bagi warga yang tinggal di area bencana. Menurut Immawan, pemkab berusaha keras melakukan berbagai upaya mencegah terjadinya korban jiwa akibat bencana tanah longsor yang sering terjadi di wilayah Gunungkidul.

Berbagai pelatihan mitigasi bencana dilakukan untuk memberikan pengalaman kepada masyarakat untuk menghadapi bencana. ”Memang zona utara adalah rawan, dan upaya untuk memberikan pengetahuan dan skill menghadapi bencana terus kami lakukan,” katanya kepada wartawan, kemarin.

Dia mencontohkan bencana di Dusun Suruh, satu hari sebelumnya. Waktu itu sejumlah warga sudah melihat ciri-ciri longsor berupa air keruh dari bukit. “Tanda-tanda alam itu mereka gunakan sehingga bergegas mengungsi sehingga tidak terjadi korban jiwa,” katanya.

Selain itu, pemkab juga berusahamemberikansosialisasiuntuk reloaksi sebagian warga yang hidup di zona bahaya longsor. Kali ini konsep transmigrasi lokal menjadi salah satu solusi agar warga terhindar dari area rawan bencana tersebut. “Namun, upaya ini tidak mudah, karena para warga sulit diajak pindah,” papar Ketua DPW PAN DIY ini.

Pihaknya akan meminta Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul, mengupayakan translok ini. Bagi warga yang enggan meninggalkan rumahnya yang berada di zona longsor, upaya pelatihan akan terus dilakukan untuk meminimalkan korban. “Kalau mau diajak menjadi translok, maka kami akan koordinasikan konsepnya. Kalau tidak mau, ya bagaimana lagi,” ucap Immawan.

Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Budhiharjo menambahkan, upaya sosialisasi dan pelatihan penanggulangan sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Selain itu, saat ini kelompok desa tanggap bencana sudah dibentuk. Kelompok inilah yang akan berperan aktif baik proses evakuasi maupun penanganan akibat bencana.

“Kami sudah melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat yang berada di lokasi rawan bencana, dan sekarang sudah ada desa tanggap bencana” ucapnya.

Suharjono
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7904 seconds (0.1#10.140)