Mahasiswa Tenggelam di Goa Lalay, BPBD Salahkan Cuaca
A
A
A
MAJALENGKA - Tenggelamnya beberapa mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, di Goa Lalay (Kelelawar) atau Green Canyon ala Majalengka, di Desa Sukadana, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, sangat disesalkan.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tatang Rahmat. Sebab sudah ada pengumuman dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata yang melarang pengunjung mendatangi lokasi, apabila cuaca mendung.
"Kemarin kan cuaca sangat mendung, kenapa para pemandu malah membawa pengunjung untuk berkeliling. Ini yang kami sayangkan," katanya, kepada wartawan, Selasa (10/2/2015).
Saat ini, dikatakannya, pencarian masih terus dilakukan. "Segenap upaya kami lakukan, mudah-mudahan satu korban yang belum ditemukan secepatnya bisa ditemukan," tambahnya.
Sedikit ada tiga regu yang terdiri dari Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP, Polres Majalengka, TNI, Tagana, dan warga setempat, yang melakukan pencarian.
"Pencarian dimulai dari tempat kejadian perkara yang berada di atas gunung, hingga turun ke bawah menyusuri aliran sungai ke hilir. Jarak tempuhnya diperkirakan mencapai empat kilometer dengan medan yang sulit," kata Kapolsek Argapura AKP M Riyadi Paweka.
Bahkan, pihaknya melibatkan tiga paranormal untuk melakukan pencarian. "Ada tiga paranormal yang saat ini tengah melakukan ritual. Kenapa kami libatkan mereka, karena dari hasil penerawangan ilmu gaib, korban disembunyikan oleh penghuni Goa Lalay," terangnya.
Saat ini, kedua jenazah sudah diambil keluarga. Hal itu dibenarkan Direktur RSUD Majalengka dr Asep Suandi. Sebelumnya, dua jenazah korban tenggelam dititipkan di RSUD Majalengka.
"Sudah diambil pihak keluarga tadi pagi. Ada rombongan keluarga korban yang datang ke rumah sakit. Keduanya (jenazah) sudah diambil pada pagi hari," pungkasnya.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tatang Rahmat. Sebab sudah ada pengumuman dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata yang melarang pengunjung mendatangi lokasi, apabila cuaca mendung.
"Kemarin kan cuaca sangat mendung, kenapa para pemandu malah membawa pengunjung untuk berkeliling. Ini yang kami sayangkan," katanya, kepada wartawan, Selasa (10/2/2015).
Saat ini, dikatakannya, pencarian masih terus dilakukan. "Segenap upaya kami lakukan, mudah-mudahan satu korban yang belum ditemukan secepatnya bisa ditemukan," tambahnya.
Sedikit ada tiga regu yang terdiri dari Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP, Polres Majalengka, TNI, Tagana, dan warga setempat, yang melakukan pencarian.
"Pencarian dimulai dari tempat kejadian perkara yang berada di atas gunung, hingga turun ke bawah menyusuri aliran sungai ke hilir. Jarak tempuhnya diperkirakan mencapai empat kilometer dengan medan yang sulit," kata Kapolsek Argapura AKP M Riyadi Paweka.
Bahkan, pihaknya melibatkan tiga paranormal untuk melakukan pencarian. "Ada tiga paranormal yang saat ini tengah melakukan ritual. Kenapa kami libatkan mereka, karena dari hasil penerawangan ilmu gaib, korban disembunyikan oleh penghuni Goa Lalay," terangnya.
Saat ini, kedua jenazah sudah diambil keluarga. Hal itu dibenarkan Direktur RSUD Majalengka dr Asep Suandi. Sebelumnya, dua jenazah korban tenggelam dititipkan di RSUD Majalengka.
"Sudah diambil pihak keluarga tadi pagi. Ada rombongan keluarga korban yang datang ke rumah sakit. Keduanya (jenazah) sudah diambil pada pagi hari," pungkasnya.
(san)