Korban Keracunan di Pabrik Wig Terus Bertambah

Jum'at, 06 Februari 2015 - 11:33 WIB
Korban Keracunan di Pabrik Wig Terus Bertambah
Korban Keracunan di Pabrik Wig Terus Bertambah
A A A
BANTUL - Korban keracunan massal di PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, terus bertambah.

Setelah semalam ada 11 orang yang dilarikan ke rumah sakit, pagi ini ratusan karyawan kembali dilarikan ke rumah sakit dan Puskesmas Piyungan untuk mendapatkan perawatan intensif. Lia Safitri, seorang karyawan yang tengah dirawat di Puskesmas Piyungan menuturkan, pagi sebelum berangkat kerja dia sudah mulai merasakan pusing dan mual.

Meskipun demikian, dia tetap memaksa berangkat kerja. Namun, belum lama sampai pabrik, dia sudah tak sadarkan diri dan dilarikan ke Puskesmas Piyungan. “Saya itu mual-mual tahutahu sudah sampai puskesmas,” tuturnya, kemarin. Sama seperti teman-temannya yang keracunan, Rabu (4/2) sore, dia lembur.

Sebelum lembur mereka dapat jatah rangsum makan berupa nasi, opor ayam dan telur ceplok, serta sayur kacang panjang dan nangka. Seperti biasa dia makan dan tidak terjadi apa-apa, tetapi sejumlah temannya mengalami muntahmuntah. Karena tidak apa-apa saya langsung pulang,” ujarnya.

Tri Muryani, karyawan lain, juga mengaku aneh dengan rangsum yang dibagikan perusahaan. Karena setelah dirasakan sedikit, rangsum tersebut rasanya sangat asam dan tidak enak dimakan. Dia lantas urung menyantapnya dan terus bekerja. “Kalau ada yang pingsan dan ada yang muntah, tapi ada juga yang tidak apa-apa. Di pabrik pagi ini tiba-tiba banyak yang pingsan,” tuturnya.

Ratusan karyawan PT Dong Young Tress korban keracunan terpaksa dirawat di lorong karena keterbatasan kapasitas ruangan di berbagai rumah sakit yang menerima mereka. Dari pantauan KORAN SINDO YOGYA , setidaknya ada dua rumah sakit, yaitu RS Rajawali Citra (RC) dan Permata Husada, terpaksa menggunakan lorong dan ruang ICU untuk merawat korban keracunan itu.

Kepala Seksi Survilance Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Widawati mengatakan, untuk sementara data yang dia pegang ada sekitar 153 karyawan perusahaan di Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, yang menjadi korban keracunan.

Ke-153 orang karyawan itu terbagi dalam beberapa rumah sakit dan puskesmas. Di RC ada 50 orang, Permata Husada ada 60 orang, Islamic Center 9 orang, Puskesmas Piyungan 50 orang, Kartika Husada 4 orang, dan Puskesmas Dlingo 2-3 orang. “Di RS RC ada 30 orang yang harus dirawat inap. Jadi terpaksa menggunakan sumber daya rumah sakit yang ada seperti di lorong dan ICU. Demikian juga di Permata Husada,” ungkapnya.

Perusahaan Katering Diduga Lalai

Kasus keracunan yang terjadi di pabrik wig ditengarai karena kelalaian perusahaan katering (penyedia makanan). Sejumlah pihak masih menunggu hasil laboratorium sampel makanan dan muntahan dari karyawan.

Ketua Komisi D DPRD Bantul Enggar Suryo Jatmiko bersama anggotanya langsung memantau korban keracunan. Dia sangat menyesalkan kasus yang kembali terjadi di perusahaan sama sehingga ingin ada evaluasi menyeluruh, termasuk kepada pengusaha katering yang digunakan perusahaan. "Tadi katanya, pihak Ridho Katering dari Kotagede mengakui jika sebagian santan yang mereka gunakan sisa santan pada hari sebelumnya," ujarnya.

Dalam kejadian ini, pihak Dokter Kesehatan (Dokkes) Polda DIY juga menerjunkan tim memantau. Menurut dr spesialis forensik Polda DIY, Kompol Teresia mengatakan, pihaknya memantau langsung terjadinya keracunan ini karena sudah dua kali.

Untuk kemungkinan diarahkan ke tindakan pidana, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium sampel makanan dan muntahan mereka. "Kalau sampel makanan dan muntahan sudah diamankan. Kami menunggu itu," katanya.

Kepala Bagian Pelayanan dan Kesehatan (Yankes) Dinkes Bantul, Bintarto mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan perusahaan terkait keracunan yang kedua kalinya. Sebenarnya pihak perusahaan berupaya memperbaiki sistem mereka dengan mengganti katering yang sudah berizin. "Hanya karena sedang apes, maka kejadiannya terulang lagi," tuturnya.

Pihaknya telah merekomendasikan agar perusahaan harus lebih teliti lagi dalam urusan katering. Pihak perusahaan seharusnya melakukan checking ketat terhadap makanan yang akan dikonsumsi karyawan. Sebelum dibagikan ke karyawan, ada baiknya makanan itu diteliti secara sampling untuk melihat kelayakannya.

Pihaknya juga tengah mengkaji kemungkinan kebijakan membagi jatah konsumsi karyawan tidak hanya satu perusahaan katering semata. Karena kemungkinan katering yang menjadi langganan perusahaan rambut palsu itu kewalahan menangani pesanan. Dengan membagi pesanan katering juga memperkecil risiko keracunan bagi karyawan. "Kalau sumber makanannya tidak hanya satu, tentu karyawan yang terkena keracunan juga berkurang," ujarnya.

Untuk mengarah ke pidana, Bintarto mengungkapkan, sepenuhnya menyerahkan hal itu kepada pihak Kepolisian. Karena sepengetahuan dirinya, kasus keracunan itu sudah ditangani aparat kepolisian. Kesimpulannya juga masih menunggu hasil laboratorium sampel makanan dan muntahan dari karyawan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul Susanto mengatakan prioritas utama adalah menyelamatkan karyawan dengan penanganan intensif di instansi kesehatan terdekat.

Erfanto Linangkung
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9937 seconds (0.1#10.140)