Potensi Jalur Wisata YogyakartaWakatobi Terbuka Lebar

Selasa, 03 Februari 2015 - 15:31 WIB
Potensi Jalur Wisata YogyakartaWakatobi Terbuka Lebar
Potensi Jalur Wisata YogyakartaWakatobi Terbuka Lebar
A A A
YOGYAKARTA - Secara geografis, Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan daerah kepulauan. Daerah yang terdiri dari lima kabupaten dua kota ini, hanya memiliki daratan seluas 38.140 km2, sedangkan perairannya 114.879 km2 dengan garis pantai sepanjang 1.740 km.

Secara keseluruhan Sultra memiliki 651 pulau, 381 sudah memiliki nama, dan sisanya belum. Dari total pulau yang ada, 86 di antaranya berpenghuni. “Sebanyak 39% penduduk kami bermukim di kepulauan,” ucap Wakil Gubernur Sultra HM Saleh Lasata kepada rombongan di kantornya.

Dalam beberapa tahun terakhir, ucap Saleh, pembenahan di segala bidang terus digalakkan Pemprov Sultra. Ini dilakukan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki daerah ini, terutama pertambangan yang meliputi tambang emas, nikel, dan aspal. Sektor pariwisata pun tak luput dari perhatian. Wakatobi salah satunya.

Wakatobi yang tak lain adalah kepanjangan dari empat pulau besar yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko terus bergeliat dan menjadi destinasi idaman terutama bagi pencinta bawah laut. Kini, turis asing maupun domestik tak henti berdatangan ke tempat itu. Hanya, sejauh ini baru ada satu penerbangan langsung menuju Wakatobi yakni dari Denpasar, Bali.

Jaminan ketersediaan wisatawan ke wilayah itu, membuat rute penerbangan langsung memungkinkan dibuka. Peluang itu kemudian ditindaklanjuti melalui Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemprov Bali dan Sultra. “Saya berharap dari Yogyakarta juga bisa buka jalur langsung ke Wakatobi. Banyak wisatawan datang ke Yogyakarta, bagilah kami sedikit saja. Kalau memang iya, kami siap fasilitasi,” ujar Lasata.

Jika penerbangan dari Denpasar akan berhenti di Tomia, maka dari Yogyakarta bisa mengambil bandara di Wangi-Wangi. Drajat Ruswandono, Sekretaris DPRD DIY menyambut baik keinginan Pemprov Sultra. Menurutnya, potensi jalur wisata Yogyakarta–Wakatobi terbuka sangat lebar. Kini tinggal keseriusan pelaku usaha untuk menangkap peluang itu.

Dia juga menyebut, pengembangan wisata di wilayah Sultra patut diapresiasi. DIY, bisa mengambil pelajaran untuk terus mengembangkan diri agar bisa merealisasikan target menjadi daerah tujuan wisata terkemuka di ASEAN pada 2020 mendatang. “Pesaing DIY bertambah banyak untuk menjadi destinasi wisata terkemuka di ASEAN pada 2020 mendatang. Tahun lalu, kami baru tahu jika Sumatera Barat juga mencanangkan program serupa,” ucapnya.

Selain soal pengembangan wisata, DIY juga bisa belajar dari Kota Kendari soal pengelolaan sampah. Di TPA Puuwatu yang dikelola Dinas Kebersihan Kota Kendari sampah yang dihasilkan masyarakat terkelola dengan baik.

Sistem open dumping sudah ditinggalkan dan digantikan control landfille. Sehingga tidak ada lagi truk sampah berkeliaran menjelang siang hari, karena sampah malam pada pagi hari sudah ditimbun. Kemudian sampah siang langsung ditimbun sore harinya. Metode ini pun menghasilkan gas metan dan dikonversi menjadi listrik.

“Dengan ambisi besar, persoalan sampah juga harus menjadi perhatian serius. Untuk DIY memang terkendala lahan, tapi penerapannya secara komunal masih mungkin diimplementasikan,” tandas Drajat.

Sodik
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7673 seconds (0.1#10.140)