Penyair Celurit Emas Kembali Berakting
A
A
A
SURABAYA - Budayawan sekaligus penyair D Zawawi Imron kembali bermain film. Di film keduanya ini, penyair berjuluk celurit emas tersebut beradu akting dengan beberapa artis lawas seperti Roy Marten, Baron, Rendy Bragi, dan beberapa artis cilik pendatang baru.
Yang membedakan, di film berjudul ”Penjuru 5 Santri” ini penyair asal Madura tersebut menjadi pemeran utama. Saat dijumpai dalam kegiatan nonton bareng di bioskop 21 Tunjungan Plaza, kemarin, Zawawi menuturkan tidak banyak mengalami kesulitan saat berakting karena yang diperankan merupakan kegiatan seharihari yang sering dilakukan. ”Seperti tidak berakting karena peran saya sebagai kiai dan memang sehari-hari seperti itu. Jadi mengalir saja,” kata Zawawi.
Ketertarikan Zawawi kembali bermain film karena setting film Penjuru 5 Santri mengambil spot di daerah pedesaan yang masih asri yakni Desa Selopamioro, sekitar 40 km ke arah selatan Yogyakarta. Keindahan alam dengan hutan jati, sawah, dan sungai juga digambarkan dengan jelas dalam film tersebut.
”Saya ini suka suasana pedesaan yang masih segar udaranya, apalagi pemandangannya yang masih hijau dengan sawah-sawah,” ujar penyair yang pernah mendapatkan penghargaan The S.E.A Write Award di Bangkok, Thailand, pada tahun 2012.
Sementara itu, Sutradara film Penjuru 5 Santri yang kemarin hadir mengemukakan bahwa film pertama yang dikerjakan Cahaya Production House ini sengaja mengangkat tema lima sekawan dengan harapan bisa memunculkan jiwa saling menyayangi antarsesama.
”Film ini scene-scene- nya tidak jauh beda dengan kondisi masyarakat yang ada. Apalagi ceritanya tentang kehidupan anak-anak dan lingkungan pesantren yang kita harapkan bisa menjadi contoh juga bagi siapa pun yang menonton,” ungkapnya. Menurut dia, pesan untuk saling menyayangi sesama terlihat dari orang gila yang ternyata masih sayang dengan anaknya.
Selain itu, pihak pesantren juga mau menerima orang baru meski tidak tahu siapa orang tersebut. ”Intinya banyak cerita mengenai pesan kasih sayang yang kita munculkan dari film ini,” ucapnya.
Mamik Wijayanti
Yang membedakan, di film berjudul ”Penjuru 5 Santri” ini penyair asal Madura tersebut menjadi pemeran utama. Saat dijumpai dalam kegiatan nonton bareng di bioskop 21 Tunjungan Plaza, kemarin, Zawawi menuturkan tidak banyak mengalami kesulitan saat berakting karena yang diperankan merupakan kegiatan seharihari yang sering dilakukan. ”Seperti tidak berakting karena peran saya sebagai kiai dan memang sehari-hari seperti itu. Jadi mengalir saja,” kata Zawawi.
Ketertarikan Zawawi kembali bermain film karena setting film Penjuru 5 Santri mengambil spot di daerah pedesaan yang masih asri yakni Desa Selopamioro, sekitar 40 km ke arah selatan Yogyakarta. Keindahan alam dengan hutan jati, sawah, dan sungai juga digambarkan dengan jelas dalam film tersebut.
”Saya ini suka suasana pedesaan yang masih segar udaranya, apalagi pemandangannya yang masih hijau dengan sawah-sawah,” ujar penyair yang pernah mendapatkan penghargaan The S.E.A Write Award di Bangkok, Thailand, pada tahun 2012.
Sementara itu, Sutradara film Penjuru 5 Santri yang kemarin hadir mengemukakan bahwa film pertama yang dikerjakan Cahaya Production House ini sengaja mengangkat tema lima sekawan dengan harapan bisa memunculkan jiwa saling menyayangi antarsesama.
”Film ini scene-scene- nya tidak jauh beda dengan kondisi masyarakat yang ada. Apalagi ceritanya tentang kehidupan anak-anak dan lingkungan pesantren yang kita harapkan bisa menjadi contoh juga bagi siapa pun yang menonton,” ungkapnya. Menurut dia, pesan untuk saling menyayangi sesama terlihat dari orang gila yang ternyata masih sayang dengan anaknya.
Selain itu, pihak pesantren juga mau menerima orang baru meski tidak tahu siapa orang tersebut. ”Intinya banyak cerita mengenai pesan kasih sayang yang kita munculkan dari film ini,” ucapnya.
Mamik Wijayanti
(ftr)