Seks Bebas di Kalangan Pelajar Memprihatinkan

Kamis, 29 Januari 2015 - 18:29 WIB
Seks Bebas di Kalangan Pelajar Memprihatinkan
Seks Bebas di Kalangan Pelajar Memprihatinkan
A A A
MAJALENGKA - Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka meminta pihak sekolah memperketat pengawasan terhadap siswa/siswinya selama berada di lingkungan sekolah.

Instruksi itu menyusul ditemukannya sebuah kondom dalam saku celana siswa saat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menggelar razia pelajar di jam belajar.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Nasrudin mengaku, diirnya prihatin dengan kondisi tersebut.

"Harus diperketat. Selama anak-anak berada di lingkungan sekolah, maka tanggungjawab masih menjadi pihak sekolah, kecuali mereka berada di luar, maka sudah bukan tanggung jawab pihak sekolah lagi," kata dia, Kamis (29/1/2015).

Dia pun meminta, pengawasan terhadap pelajar tidak menjadi tanggung jawab pihak sekolah, namun orangtua di rumah ikut serta di dalamnya. "Kita sama-sama melakukan pengawasan," tambahnya.

Nasrudin mengaku, sudah mengonfirmasikan persoalan tersebut kepada sekolah yang bersangkutan. Dirinya mengklaim, para pelajar yang terjaring razia, dan salah satu dari pelajar tersebut membawa kondom bukan bolos dari sekolah, melainkan tidak masuk sekolah.

"Mereka itu saat ditangkap tidak masuk sekolah. Perihal kebenaran itu, kami sudah mengonfirmasikan ke kepsek dan memang mereka itu tidak sedang sekolah," katanya, seraya enggan menyebutkan nama sekolah pelajar tersebut.

Menurut dia, persoalan ini bukan karena salah soal sistem pendidikan yang diterapkan saat ini, tapi kepribadian para pelajar itu sendiri yang tidak memiliki rasa malu dan berdosa.

Dia mengimbau, agar setiap kepala sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMA atau SMK, agar bersama-sama mengawasi dan menjaga peserta didiknya.

"Orangtua murid harus bersama-sama menjaga dan mengawasi perilaku anak. Komunikasikan secara intens dengan pihak sekolah apakah memang anak masuk ke sekolah atau tidak," tuturnya.

Nasrudin berpendapat, seringnya para pelajar di luar jam sekolah, kemungkinan karena ada tugas atau praktik kelas yang diperbolehkan menggali referensi di luar sekolah.

Dian (49), salah satu orang tua murid meminta, agar pihak sekolah memberikan efek jera kepada siswanya yang melakukan tindakan menyimpang.

"Jelas sebagai orangtua yang memiliki anak masih sekolah, kami prihatin. Kalau tidak ada saksi kepada pelajar yang membandel, mereka tidak akan jera dan khawatir akan menularkannya ke pelajar yang lainnya," pungkasnya.

Sebelumnya, sebanyak empat orang pelajar di salah satu SMA terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di lokasi pemakaman Pangeran Muhammad, Gunung Margatapa, Kelurahan Babakan Jawa, Kecamatan Majalengka.

Salah satu dari keempat pelajar tersebut, kedapatan membawa kondom di saku celananya. Belum diketahui untuk kondom itu dibawa, namun diduga kuat untuk melakukan seks bebas.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9869 seconds (0.1#10.140)