Trotoar Granit Didesain Ramah bagi Disabilitas
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung berencana membuat trotoar granit yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Kepala Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Kebinamargaan D BMP Kota Bandung Agoes Sjafroedin menuturkan, pihaknya telah melakukan uji coba pemasangan guiding block di segmen satu Jalan Riau. Menurut dia, uji coba dilakukan untuk mencari desain yang pas dan sesuai bagi para penyandang disabilitas khususnya para penyandang tuna netra. “Itu baru tahap uji coba.
Contoh desain baru akan dila kukan di segmen satu Jalan Riau, tepatnya di depan Rumah Sakit Limijati. Guiding block-nya menggunakan bahan keramik yang dipotong, kemudian di tempel di granit, warna dan potongannya akan disamakan dengan pola granit,’’ ujar Agoes kepada wartawan kemarin.
Agoes menuturkan, kramik yang ditempelkan di susun sesuai warna pola granit. Dengan begitu, guiding block akan memiliki pola sama dengan pola pada granit. “Kami akan lihat baiknya dipasang dulu atau di bakar dulu dan dilihat kekesatannya sejauh mana,” ucap Agoes.
Menurut dia, proyek pembangunan guiding block akan dilakukan setelah pembangunan trotoar dan saluran air selesai. Rencananya, proses lelang untuk melanjutkan pembangunan trotoar dan saluran air yang sempat tertunda pada akhir Desember lalu, akan dilakukan pada awal Febuari mendatang. “Pengerjaannya ditargetkan akan segera di mulai April atau Mei untuk digarap dan diselesaikan secara utuh,” katanya.
Agoes menjelaskan, sebagai tahap awal, pemasangan guiding block akan di lakukan di segmen satu terlebih dahulu. Hal ini mengingat progres pembangunan trotoar yang progresnya telah mencapai lebih dari 90%. “Setelah di segmen satu, mungkin akan lanjut ke segmen dua, yang akan disempurnakan tahun ini,” katanya.
Rencananya, setelah jalur tersebut sudah resmi mendapat persetujuan dari wali kota dan pengguna jalan guiding block akan dipasang di seluruh jalan yang sudah terpasang granit. Lebih lanjut Agoes menjelaskan, selain pemasangan guiding block, pihaknya juga akan mendesain jalur bagi para pengguna kursi roda. Rencananya, bagian tepi trotoar akan direndahkan untuk memudahkan akses penyandang di sa bilitas yang menggunakan kursi roda.
“Rencananya mungkin lima sentimeter. Makanya akan dilihat dulu oleh Pak Wali, setuju atau tidak,” katanya. Sementara itu, Deputi Director Bandung Independent Living Center (BILiC) Aden Ahmad menyambut baik rencana Pemkot Bandung yang akan menyempurnakan design trotoar menjadi uni versal desain. Namun dia meminta agar turut dilibatkan dalam pembuatan desain trotoar. “Kami minta untuk diikutsertakan. Jangan sampai ada kesalahan seperti yang ada di Jalan Pajajaran,” ucap Aden.
Aden menegaskan, sudah menjadi kewajiban Pemkot Bandung untuk menyediakan fasilitas umum yang dapat di akses oleh semua warganya. Sebab, para difabel memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu penyandang disabilitas mengeluarkan petisi menolak desain halte dan trotoar.
Dian Rosadi
Kepala Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Kebinamargaan D BMP Kota Bandung Agoes Sjafroedin menuturkan, pihaknya telah melakukan uji coba pemasangan guiding block di segmen satu Jalan Riau. Menurut dia, uji coba dilakukan untuk mencari desain yang pas dan sesuai bagi para penyandang disabilitas khususnya para penyandang tuna netra. “Itu baru tahap uji coba.
Contoh desain baru akan dila kukan di segmen satu Jalan Riau, tepatnya di depan Rumah Sakit Limijati. Guiding block-nya menggunakan bahan keramik yang dipotong, kemudian di tempel di granit, warna dan potongannya akan disamakan dengan pola granit,’’ ujar Agoes kepada wartawan kemarin.
Agoes menuturkan, kramik yang ditempelkan di susun sesuai warna pola granit. Dengan begitu, guiding block akan memiliki pola sama dengan pola pada granit. “Kami akan lihat baiknya dipasang dulu atau di bakar dulu dan dilihat kekesatannya sejauh mana,” ucap Agoes.
Menurut dia, proyek pembangunan guiding block akan dilakukan setelah pembangunan trotoar dan saluran air selesai. Rencananya, proses lelang untuk melanjutkan pembangunan trotoar dan saluran air yang sempat tertunda pada akhir Desember lalu, akan dilakukan pada awal Febuari mendatang. “Pengerjaannya ditargetkan akan segera di mulai April atau Mei untuk digarap dan diselesaikan secara utuh,” katanya.
Agoes menjelaskan, sebagai tahap awal, pemasangan guiding block akan di lakukan di segmen satu terlebih dahulu. Hal ini mengingat progres pembangunan trotoar yang progresnya telah mencapai lebih dari 90%. “Setelah di segmen satu, mungkin akan lanjut ke segmen dua, yang akan disempurnakan tahun ini,” katanya.
Rencananya, setelah jalur tersebut sudah resmi mendapat persetujuan dari wali kota dan pengguna jalan guiding block akan dipasang di seluruh jalan yang sudah terpasang granit. Lebih lanjut Agoes menjelaskan, selain pemasangan guiding block, pihaknya juga akan mendesain jalur bagi para pengguna kursi roda. Rencananya, bagian tepi trotoar akan direndahkan untuk memudahkan akses penyandang di sa bilitas yang menggunakan kursi roda.
“Rencananya mungkin lima sentimeter. Makanya akan dilihat dulu oleh Pak Wali, setuju atau tidak,” katanya. Sementara itu, Deputi Director Bandung Independent Living Center (BILiC) Aden Ahmad menyambut baik rencana Pemkot Bandung yang akan menyempurnakan design trotoar menjadi uni versal desain. Namun dia meminta agar turut dilibatkan dalam pembuatan desain trotoar. “Kami minta untuk diikutsertakan. Jangan sampai ada kesalahan seperti yang ada di Jalan Pajajaran,” ucap Aden.
Aden menegaskan, sudah menjadi kewajiban Pemkot Bandung untuk menyediakan fasilitas umum yang dapat di akses oleh semua warganya. Sebab, para difabel memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu penyandang disabilitas mengeluarkan petisi menolak desain halte dan trotoar.
Dian Rosadi
(ftr)