21 Preman Terjaring Razia di Palembang

Minggu, 25 Januari 2015 - 11:02 WIB
21 Preman Terjaring Razia di Palembang
21 Preman Terjaring Razia di Palembang
A A A
PALEMBANG - Unit IV Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel mengamankan puluhan pria dari operasi premanisme yang digelar di sejumlah kawasan pada akhir pekan ini.

Meski dinilai sebagai preman, puluhan pria ini tak ditahan oleh penyidik dan hanya didata sebelum dilepaskan.

Puluhan pria yang diamankan ini tubuhnya besar dan berkulit gelap. Sebagian di antara mereka bahkan memiliki tato di beberapa bagian tubuh.

Mereka sendiri diamankan saat berada di kawasan International Plaja (IP) Palembang, Masjid Agung Palembang, Pasar 16 Ilir Palembang, dan Jalanl Masjid Lama Palembang.

Saat diamankan, sebagian diantara mereka ada yang tidak memiliki identitas. Sementara, yang lain memiliki identitas namun tetap diamankan karena gerak-gerik mencurigakan.

Menurut Kasubdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, AKBP FX Winardi, melalui Kanit IV Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, Kompol Zainuri, ke-21 pria yang diamankan ini akan dilakukan pendataan berupa identitas diri, sidik jari, dan foto.

Selanjutnya, mereka akan membuat surat perjanjian supaya tidak berbuat onar di lingkungan masyarakat tempat mereka berada.

"Untuk saat ini, kita hanya melakukan pendataan dan mereka tidak kita tahan. Jika memang laporan masyarakat terhadap mereka terbukti, kita tidak segan-segan memproses hukum mereka yang identitasnya sudah kita miliki," kata Zainuri, Minggu (25/1/2015).

Terpisah, Kapolda Sumsel Irjen Pol Iza Fadri mengatakan pihaknya memang tidak bisa serta merta memberlakukan penahanan untuk masyarakat yang statusnya masih terduga.

Apalagi, tidak ada bukti yang mengarahkan bahwa mereka memang pernah melakukan pemalakan.

"Untuk itu, kita lakukan tindakan persuasif terlebih dahulu dengan mendata dan memberi peringatan. Yang kita antisipasi, jika diberlakukan penahanan, diantara mereka masih ada yang berstatuskan pelajar. Sebab itu, kita lakukan pendataan terlebih dahulu," kata Iza.

Salah satu pria yang diamankan, Firli (24), membantah kalau dikatakan preman seperti yang disebut oleh anggota kepolisian.

Diakuinya, dia hanyalah penjual koran dan tidak pernah melakukan aksi seperti pemalakan.

"Saya tidak tahu apa-apa. Saat ditangkap, saya mau menyetor koran kepada agen. Mungkin, karena saya tidak punya KTP, saya ditangkap," kata Firli.

Disinggung tato yang ada di sekujur tubuhnya, Firli mengaku bukan untuk menakut-nakuti orang lain atau menunjukkan identitas dirinya preman.

Menurutnya, dia membuat tato karena tato dinilainya sebagai suatu seni. Lagian, tato saat ini sudah lumrah dan banyak orang yang sudah membuat tato.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9004 seconds (0.1#10.140)