Sekolah di Pelosok Bukan Halangan untuk Berprestasi

Kamis, 22 Januari 2015 - 10:53 WIB
Sekolah di Pelosok Bukan...
Sekolah di Pelosok Bukan Halangan untuk Berprestasi
A A A
SEI RAMPAH - Bupati Serdangbedagai (Sergai) Soekirman meminta para siswa SMK Negeri 2 dan SMP Negeri 2 Sei Rampah tetap bersemangat dan tekun belajar untuk meraih prestasi terbaik.

Dia memberikan motivasi, meski kedua sekolah tersebut berada di pelosok kampung, tapi jangan dijadikan hambatan untuk meraih cita-cita tertinggi. “Siswa-siswa harus bangga bersekolah di sini. Prestasi itu bukan karena jauh di pelosok atau di kota. Prestasi itu datang karena semangat belajar,” kata Soekirman saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H/2015 di SMK Negeri 2 Sei Rampah dan SMP Negeri 2 Sei Rampah, Rabu (21/1).

Diketahui kedua sekolah tersebut berada di Desa Simpang Empat berjarak sekitar 10 km dari Sei Rampah –ibu kota Kabupaten Sergai. Para siswa harus menempuh jalan berbatu dan sebagian jalan perkebunan untuk ke sekolah. Namun, Soekirman menjamin bahwa SMK negeri 2 dan SMP negeri 2 memiliki fasilitas dan tenaga pengajar layaknya sekolah di perkotaan.

“Tidak hanya SMK negeri 2 ini. Sekolah-sekolah yang tersebar di 17 kecamatan se-Sergai juga kami pastikan siap menghasilkan anak didik yang berkualitas,” katanya. Kehadiran bupati bersama Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Joni Walker Manik serta Kabag Humas Indah Dwi Kumala dan Camat Sei Rampah Dimas Kurnianto disambut hangat oleh para guru dan ratusan siswa sekolah itu.

Peringatan Maulid Nabi berlangsung khidmat dengan penceramah Al Ustaz Sulaiman atau dikenal Juara I Dai Muda MNC TV. Dalam tausiyahnya, ustaz muda itu menceritakan soal pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, terutama membangun Sergai sebagai daerah yang maju dan mampu menyejahterakan masyarakatnya. “Lima jari tak akan menggenggam kuat bila tidak bersatu,” katanya.

Dia mengibaratkan jempol adalah pemimpin atau umaroh yang kuat dan jari telunjuk diibaratkan orang kaya. “Memiliki banyak harta namun konsisten mengeluarkan hartanya untuk Islam. Jangan kaya, tapi sulit untuk bersedekah,” katanya.

Kemudian jari tengah adalah para ulama. Jari manis merupakan pemuda dan jari kelingking ini ibarat perempuan. “Di balik kesuksesan pria pasti ada wanita hebat di belakangnya,” katanya.

Erdian Wirajaya
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1102 seconds (0.1#10.140)