Bus Halokes Mulai Beroperasi Yuswantoro

Kamis, 22 Januari 2015 - 10:44 WIB
Bus Halokes Mulai Beroperasi Yuswantoro
Bus Halokes Mulai Beroperasi Yuswantoro
A A A
MALANG - Enam unit bus sekolah Pemkot Malang, mulai beroperasi mengangkut para pelajar di Kota Malang, kemarin. Bus sekolah yang bertuliskan Bus Halokes tersebut, melayani enam rute perjalanan untuk pelajar secara gratis.

Bus Halokes ini, beroperasi di jalurnya masing-masing dan hanya dua kali dalam sehari. Yakni pagi untuk mengantarkan berangkat sekolah, dan siang saat jam pulang sekolah. Enam titik pemberangkatan bus sekolah tersebut, adalah dari Telogomas; Pisangcandi; Sukun; Telogowaru; dan dua pemberangkatan dari Sawojajar.

Jam pemberangkatan dilakukan pagi, pukul 05.30–06.30 WIB. Sedangkan jam penjemputan untuk pulang, pukul 13.30–14.00 WIB. Total ada sebanyak 49 titik tujuan yang dilalui enam bus sekolah tersebut. Terbanyak tujuannya adalah bus dari Telogomas, yang melayani sebanyak 14 titik tujuan. Sementara bus dari Pisangcandi melayani sebanyak 12 titik tujuan.

Sedangkan dua bus dari Sawojajar, masing-masing melayani lima titik tujuan. Bus yang berangkat dari Sukun memiliki tujuh titik pemberangkatan, dan bus dari Telogowaru melayani enam titik tujuan. Operasional bus sekolah yang sempat mendapatkan penentangan dari para pengemudi angkutan kota (angkota) ini masih sepi peminat.

Kapasitas tempat duduk bus yang mencapai 40 unit, masih nampak lengang, hanya terisi beberapa pelajar saja. Hanya bus sekolah yang menjemput pelajar di kompleks Tugu Kota Malang tujuan Sukun saja yang kemarin mulai ramai dipadati pelajar. Para pelajar tersebut nampak senang dengan adanya layanan bus sekolah gratis ini.

“Sekarang tidak bisa lagi membawa sepeda motor ke sekolah, karena ada larangan bagi yang belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) dilarang membawa sepeda motor,” ujar Triana, 16, pelajar sekolah di kompleks Tugu Kota Malang.

Dia menyebutkan, saat ini terpaksa harus diantar dan dijemput orang tua untuk berangkat dan pulang sekolah. Karena apabila naik angkota, harus dua kali ganti angkota untuk satu kali jalan ke sekolah. Sebab, tidak ada angkota yang satu jalur menuju ke sekolah. “Kalau ada bus gratis seperti ini lebih enak, karena cukup sekali naik. Turun di pemberhentian, tinggal jalan kaki untuk pulang ke rumah,” tuturnya.

Penerapan larangan penggunaan kendaraan bermotor bagi para pelajar di Kota Malang, untuk berangkat ke sekolah tersebut, dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Malang, sejak tahun lalu. “Tujuannya, untuk menekan angka kemacetan dan kecelakaan lalu lintas,” ucap Kepala Dindik Kota Malang, Zubaidah.

Berdasarkan data Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Polres Malang Kota, angka kecelakaan lalu lintas di Kota Malang sangat tinggi. Utamanya untuk para pengguna sepeda motor. Selama 2014, tercatat ada sebanyak 190 kejadian kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban meninggal sebanyak 56 orang.

Jumlah tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan 2013 silam yang mencapai sebanyak 222 kejadian, dengan korban meninggal dunia mencapai 70 orang. Selain persoalan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Imbauan larangan membawa kendaraan bermotor sendiri ke sekolah bagi para pelajar tersebut juga untuk mengatasi persoalan sulitnya lahan parkir di sekolah.

Bahkan, sejak diberlakukannya imbauan larangan membawa kendaraan bermotor bagi pelajar ini, lapangan olahraga milik SMAN 1 Kota Malang sudah longgar dan bisa digunakan untuk kegiatan olahraga.

“Biasanya lapangan olahraga penuh sepeda motor. Halaman sekolah yang langsung berhubungan dengan Bundaran Tugu juga penuh mobil yang diparkir. Sekarang menjadi kosong dan bisa digunakan untuk berolahraga,” ujar Kepala SMAN 1 Malang, Musoddaqul Umam.
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8368 seconds (0.1#10.140)