Rumah di Pekalongan Terendam Banjir
A
A
A
PEKALONGAN - Hujan deras yang setiap hari mengguyur Kota Pekalongan selama dua pekan terakhir mengakibatkan 1.000 lebih rumah warga di dua kecamatan terendam.
Air merendam sejumlah wilayah tersebut akibat hujan yang hampir setiap hari di kota batik itu. “Sudah sekitar dua Minggu daerah sini terendam. Sejak 4 Januari, airnya sulit dibuang. Jadi kawasan sini tergenang terus,” kata Undi, 40, warga Kelurahan Pasir Kraton Kramat, Kecamatan Pekalongan Barat, kemarin.
Dia mengungkapkan, hingga kemarin sore, warga belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah. Warga juga belum berencana mengungsi. “Kalau ngungsi nanti kami makannya bagaimana,” katanya. Warga lainnya, Fatonah, 36, mengatakan, ketinggian banjir di pelataran rumahnya rata-rata sekitar 30-40 cm.
Sementara di dalam rumah tinggi genangan hingga selutut orang dewasa. “Kami masak terpaksa di atas meja. Kalau tidak ya terendam. Anak-anak berangkat sekolah harus pakai sandal jepit. Kalau tidak, sepatunya basah. Kami berharap ada bantuan logistik dan pakaian. Sebab kami tiga hari ini belum ganti baju,” ungkapnya.
Terpisah, Lurah Pasir Kraton Kramat, Eko Kasianto mengatakan, ketinggian air yang merendam rumah warga mulai menyusut, yakni antara 20-50 cm. “Tadi pagi (kemarin) sudah ada warga yang menanyakan bantuan. Tapi memang belum ada bantuan sama sekali. Sebab salah satu syarat mendapatkan bantuan adalah ada warganya yang mengungsi,” ujarnya.
Camat Pekalongan Utara, Joko setiawan menambahkan, hampir seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Pekalongan Utara terendam air. Ketujuh kelurahan itu, yakni Degayu, Padukuhan Kraton, Krapyak, Kandangpanjang, Panjang Wetan, Panjang Baru, dan Bandengan.
“Yang paling banyak terendam adalah Kelurahan Pasir Kraton Kramat, yakni mencapai 450 rumah dan Kelurahan Bandengan mencapai 300 rumah. Sedangkan sebagian yang terendam lainnya, yakni Kelurahan Panjang Wetan dan Panjang Baru,” ujarnya.
Sementara di Kendal, hujan deras mengakibatkan ruas jalan di jalur pantura rusak dan berlubang. Dari pantauan KORAN SINDO , kerusakan jalan terjadi di dua arah mulai di Arteri Kaliwungu hingga Kecamatan Weleri. Padahal jalan pantura di Kabupaten Kendal baru selesai diperbaiki pada akhir tahun 2014.
Kerusakan kembali terjadi di jalan yang beraspal, terutama di Kaliwungu, Brangsong, Cepiring, dan wilayah Kota Kendal. Titik kerusakan sebagian sudah diberi tanda dan ditambal oleh Dinas Bina Marga Provinsi Jateng, di antaranya di kawasan Kaliwungu dan Brangsong.
Namun, titik kerusakan yang belum mendapat perbaikan oleh warga diberi tanda, salah satunya dengan ditanami pohon, yakni di Jalan Pemuda tepatnya di depan Rumah Dinas Bupati Kendal. “Kerusakan jalan sudah terjadi sejak sepekan lalu. Rusaknya berlubang dan sebagian bergelombang. Kondisi ini berbahaya karena pas hujan lubang itu tertutup air, jadi membahayakan bagi pengendara motor,” kata Supriyadi, warga Jalan Pemuda, kemarin.
Selain hujan deras, kerusakan juga diakibatkan lalu lintas kendaraan besar dengan bermuatan berat. “Jadi, saat musim hujan dapat mengakibatkan kerusakan jalan,” ujarnya.
Budi S, salah seorang warga Kaliwungu mengatakan, jalan di Kabupaten Kendal mudah mengalami kerusakan, baik jalan provinsi maupun kabupaten. Namun, selama ini hanya diperbaiki dengan sistem tambal sulam. “Padahal tambal sulam itu tidak efektif. Saya lihat hari ini diperbaiki dua hari kemudian sudah rusak lagi,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah perlu memperbaiki jalan dengan total, yaitu meneliti atau menyurvei untuk menentukan sistem perbaikan yang akan dilakukan. “Kalau harus dibeton ya dibeton. Jangan hanya tambal sulam,” katanya.
Prahayuda Febrianto/ Wikha Setiawan
Air merendam sejumlah wilayah tersebut akibat hujan yang hampir setiap hari di kota batik itu. “Sudah sekitar dua Minggu daerah sini terendam. Sejak 4 Januari, airnya sulit dibuang. Jadi kawasan sini tergenang terus,” kata Undi, 40, warga Kelurahan Pasir Kraton Kramat, Kecamatan Pekalongan Barat, kemarin.
Dia mengungkapkan, hingga kemarin sore, warga belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah. Warga juga belum berencana mengungsi. “Kalau ngungsi nanti kami makannya bagaimana,” katanya. Warga lainnya, Fatonah, 36, mengatakan, ketinggian banjir di pelataran rumahnya rata-rata sekitar 30-40 cm.
Sementara di dalam rumah tinggi genangan hingga selutut orang dewasa. “Kami masak terpaksa di atas meja. Kalau tidak ya terendam. Anak-anak berangkat sekolah harus pakai sandal jepit. Kalau tidak, sepatunya basah. Kami berharap ada bantuan logistik dan pakaian. Sebab kami tiga hari ini belum ganti baju,” ungkapnya.
Terpisah, Lurah Pasir Kraton Kramat, Eko Kasianto mengatakan, ketinggian air yang merendam rumah warga mulai menyusut, yakni antara 20-50 cm. “Tadi pagi (kemarin) sudah ada warga yang menanyakan bantuan. Tapi memang belum ada bantuan sama sekali. Sebab salah satu syarat mendapatkan bantuan adalah ada warganya yang mengungsi,” ujarnya.
Camat Pekalongan Utara, Joko setiawan menambahkan, hampir seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Pekalongan Utara terendam air. Ketujuh kelurahan itu, yakni Degayu, Padukuhan Kraton, Krapyak, Kandangpanjang, Panjang Wetan, Panjang Baru, dan Bandengan.
“Yang paling banyak terendam adalah Kelurahan Pasir Kraton Kramat, yakni mencapai 450 rumah dan Kelurahan Bandengan mencapai 300 rumah. Sedangkan sebagian yang terendam lainnya, yakni Kelurahan Panjang Wetan dan Panjang Baru,” ujarnya.
Sementara di Kendal, hujan deras mengakibatkan ruas jalan di jalur pantura rusak dan berlubang. Dari pantauan KORAN SINDO , kerusakan jalan terjadi di dua arah mulai di Arteri Kaliwungu hingga Kecamatan Weleri. Padahal jalan pantura di Kabupaten Kendal baru selesai diperbaiki pada akhir tahun 2014.
Kerusakan kembali terjadi di jalan yang beraspal, terutama di Kaliwungu, Brangsong, Cepiring, dan wilayah Kota Kendal. Titik kerusakan sebagian sudah diberi tanda dan ditambal oleh Dinas Bina Marga Provinsi Jateng, di antaranya di kawasan Kaliwungu dan Brangsong.
Namun, titik kerusakan yang belum mendapat perbaikan oleh warga diberi tanda, salah satunya dengan ditanami pohon, yakni di Jalan Pemuda tepatnya di depan Rumah Dinas Bupati Kendal. “Kerusakan jalan sudah terjadi sejak sepekan lalu. Rusaknya berlubang dan sebagian bergelombang. Kondisi ini berbahaya karena pas hujan lubang itu tertutup air, jadi membahayakan bagi pengendara motor,” kata Supriyadi, warga Jalan Pemuda, kemarin.
Selain hujan deras, kerusakan juga diakibatkan lalu lintas kendaraan besar dengan bermuatan berat. “Jadi, saat musim hujan dapat mengakibatkan kerusakan jalan,” ujarnya.
Budi S, salah seorang warga Kaliwungu mengatakan, jalan di Kabupaten Kendal mudah mengalami kerusakan, baik jalan provinsi maupun kabupaten. Namun, selama ini hanya diperbaiki dengan sistem tambal sulam. “Padahal tambal sulam itu tidak efektif. Saya lihat hari ini diperbaiki dua hari kemudian sudah rusak lagi,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah perlu memperbaiki jalan dengan total, yaitu meneliti atau menyurvei untuk menentukan sistem perbaikan yang akan dilakukan. “Kalau harus dibeton ya dibeton. Jangan hanya tambal sulam,” katanya.
Prahayuda Febrianto/ Wikha Setiawan
(ftr)