Sang Kapten Penuhi Janji
A
A
A
PALEMBANG - Janji seorang Ferdinand Alfred Sinaga untuk memperbaiki sikap, pascadipercaya menjadi kapten tim, langsung direalisasikannya.
Semua terlihat saat pemain terbaik Indonesia Super League (ISL) 2014 itu mengenakan ban kapten di lengan kirinya, pada Trofeo Persija dan SCM Cup. Performa yang ditunjukkannya untuk memimpin Laskar Wong Kito di lapangan hijau terlihat lebih bijak. Teriakan bernada ejekan The Jack Mania, suporter Persija ketika eksekusi penalti di Trofeo tidak diperdulikannya.
Begitu juga saat kembali menghadapi Macan Kemayoran di Stadion H Agus Salim, Padang, Ferdinand justru memberi gol kemenangan lewat free kick yang terarah. “Sekarang saya berpikir bagaimana bermain sebaik mungkin untuk klub. Saya harus berubah karena saya menentukan tim di lapangan. Bila bermain emosi, tentu saya tidak akan bisa berpikir untuk kebaikan tim,” ungkap Ferdinand.
Mantan pemain Persib Bandung itu menjelaskan, bebannya bersama tim sekarang cukup besar, yakni bagaimana mencapai target yang diberi manajemen, agar SFC bisa juara ISL 2015. Sementara, para kompetitor lain dilihatnya punya ambisi sama dengan menghadirkan para pemain terbaik. “Yang dulu biarlah berlalu, memang saya muda meledak-ledak. Tetapi sekarang saya harus berubah dan buktikan semua itu. Kapan lagi kalau tidak sekarang,” tegasnya.
Janji untuk memperbaiki diri tersebut, telah diungkapkan Ferdinand kepada sejumlah wartawan pada press conference Frenz Internasional Cup (FIC) 2015 di Hotel Aryaduta, beberapa waktu lalu. Saat itu dia berjanji akan memperbaiki sifat dan tingkah lakunya di dalam pertandingan apabila dipercaya menjadi seorang kapten.
Pemain kelahiran Bengkulu, 18 September 1988 itu, memang dikenal sebagai pemain bengal, yang mudah tersulut emosi. Salah satu catatan emosinya, Ferdinand pernah memanjat pagar Stadion Utama Gelora Bung Karno, hanya meladeni suporter Persija berkelahi.
Tragedi tersebut terjadi pada pertandingan amal melawan ASEAN All Star (11/5/2014). “Saya harus mengubah semua sikap jelek itu. Karena memang saya suka emosian dan terkadang meledak-ledak sendiri,” tutupnya.
Muhammad Moeslim
Semua terlihat saat pemain terbaik Indonesia Super League (ISL) 2014 itu mengenakan ban kapten di lengan kirinya, pada Trofeo Persija dan SCM Cup. Performa yang ditunjukkannya untuk memimpin Laskar Wong Kito di lapangan hijau terlihat lebih bijak. Teriakan bernada ejekan The Jack Mania, suporter Persija ketika eksekusi penalti di Trofeo tidak diperdulikannya.
Begitu juga saat kembali menghadapi Macan Kemayoran di Stadion H Agus Salim, Padang, Ferdinand justru memberi gol kemenangan lewat free kick yang terarah. “Sekarang saya berpikir bagaimana bermain sebaik mungkin untuk klub. Saya harus berubah karena saya menentukan tim di lapangan. Bila bermain emosi, tentu saya tidak akan bisa berpikir untuk kebaikan tim,” ungkap Ferdinand.
Mantan pemain Persib Bandung itu menjelaskan, bebannya bersama tim sekarang cukup besar, yakni bagaimana mencapai target yang diberi manajemen, agar SFC bisa juara ISL 2015. Sementara, para kompetitor lain dilihatnya punya ambisi sama dengan menghadirkan para pemain terbaik. “Yang dulu biarlah berlalu, memang saya muda meledak-ledak. Tetapi sekarang saya harus berubah dan buktikan semua itu. Kapan lagi kalau tidak sekarang,” tegasnya.
Janji untuk memperbaiki diri tersebut, telah diungkapkan Ferdinand kepada sejumlah wartawan pada press conference Frenz Internasional Cup (FIC) 2015 di Hotel Aryaduta, beberapa waktu lalu. Saat itu dia berjanji akan memperbaiki sifat dan tingkah lakunya di dalam pertandingan apabila dipercaya menjadi seorang kapten.
Pemain kelahiran Bengkulu, 18 September 1988 itu, memang dikenal sebagai pemain bengal, yang mudah tersulut emosi. Salah satu catatan emosinya, Ferdinand pernah memanjat pagar Stadion Utama Gelora Bung Karno, hanya meladeni suporter Persija berkelahi.
Tragedi tersebut terjadi pada pertandingan amal melawan ASEAN All Star (11/5/2014). “Saya harus mengubah semua sikap jelek itu. Karena memang saya suka emosian dan terkadang meledak-ledak sendiri,” tutupnya.
Muhammad Moeslim
(ftr)