Banjir Rendam 1.230 Rumah

Rabu, 14 Januari 2015 - 11:42 WIB
Banjir Rendam 1.230...
Banjir Rendam 1.230 Rumah
A A A
TEBINGTINGGI - Banjir kiriman Sungai Padang kembali menggenangi empat kecamatan di Kota Tebingtinggi. Diperkirakan 1.230 rumah warga di empat kecamatan terendam dan terhambat akses jalan.

Adapun data detail wilayah yang terendam yakni di Kecamatan Tebingtinggi Kota ada dua kelurahan, yakni Kelurahan Bandar Utama dan Badak Bejuang, sebanyak 650 rumah terendam. Di Kecamatan Rambutan persisnya di Kelurahan Tanjung Marulak ada 110 rumah terendam.

Di Kecamatan Padang Hulu, tepatnya di Kelurahan Pabatu ada 225 rumah juga terendam. Sementara di Kecamatan Bajenis atau di Kelurahan Bulian sebanyak 245 rumah warga terendam pada Selasa (13/1) pagi. Banjir paling parah terjadi di Kecamatan Tebingtinggi Kota, tepatnya di Kelurahan Bandar Utama dan Badak Bejuang.

Bahkan, Pasar Inpres menjadi lumpuh. Aktivitas perdagangan menjadi terhenti karena para pedagang langsung menutup dagangannya dan para pembeli pun beralih ke pasar tradisional lainnya. Wakil Wali Kota Tebingtinggi, Oki Doni Siregar, yang mendengar kabar itu langsung mendatangi lokasi bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Wahid Sitorus, ke Kelurahan Bandar Utama.

Di sana dia meminta laporan kepada camat dan lurah berapa jumlah rumah yang terendam. Menurut Oki, banjir ini kerap terjadi setiap akhir Desember dan Januari. Oki juga mengatakan, masalah banjir segera tertangani setelah proyek Bendungan Dam Gerak Bajayu selesai pada 2017. Setelah itu Tebingtinggi akan terbebas dari banjir.

“Kita berharap air akan cepat surut. Masyarakat diharap bersabar dan menjaga keselamatan keluarganya dengan mewaspadai banjir lebih besar lagi,” ucap Oki. Pada kesempatanitu, Okijuga memerintahkan camat dan lurah terus memantau warganya.

Sedangkan kepada Kepala BPBD Tebingtinggi, Wahid Sitorus, diperintahkan siap dengan perahu karet untuk mengevakuasi warga. Sementara Ramli, 49, warga Kampung Semut, Kelurahan Bandar Utama, menuturkan, banjir selama Januari ini sudah empat kali terjadi. “Banjir paling parah hari ini karena sungai meluap melewati batas tanggul pembatas,” sebutnya.

Sedangkan terkait bantuan, dia mengaku belum menerima bantuan apapun. Sedangkan di Kabupaten Langkat hal yang sama juga terjadi. Sebanyak empat desa yang ada di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, terisolasi akibat Jembatan Sei Musam, putus diterjang banjir bandang yang melanda kawasan itu.

“Ada empat desa yang kini terisolir karena jembatan putus,” kata salah seorang warga Kwala Musam Nerina Sembiring, di Kwala Musam Batang Serangan, kemarin. Adapun desa yang kini terisolir akibat putusnya jembatan tersebut yaitu Desa Namu Sialang, Desa Sungai Serdang, Desa Tangkahan dan Desa Sungai Musam. Camat Batang Serangan, Resti Yetti, menyebutkan, ada dua jembatan yang sekarang ini runtuh di daerahnya.

Selain Jembatan Sei Musam, sebelumnya juga sudah runtuh Jembatan Sei Glugur, menyebabkan akses warga untuk ke kota menjadi terkendala.

Perayudi Syahputra/ ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4256 seconds (0.1#10.140)