Kampanye Cuci Tangan Dikecam

Rabu, 14 Januari 2015 - 10:59 WIB
Kampanye Cuci Tangan Dikecam
Kampanye Cuci Tangan Dikecam
A A A
PANGKALAN BALAI - Puluhan keluarga pasien mengecam aktivitas hiburan organ tunggal pada acara kampanye cuci tangan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyuasin, kemarin.

Karena besarnya bunyi yang dikeluarkan sound system organ tunggal tersebut, menyebabkan aktivitas pelayanan dan ketenangan pasien yang dirawat terganggu. Sejatinya acara yang digelar sekitar pukul 09.00 WIB itu, dilakukan PMI Banyuasin dan dihadiri siswa SD dan SMA. Tapi, pengaruh dari dentuman suara organ tunggal itu, membuat dokter dan perawat ikut terhanyut untuk bernyanyi dan berjoget.

Bahkan, pasien penderita stroke yang mengalami pendarahan di kepala dan terjadwal menjalani operasi, terpaksa ditunda. Kecaman itu diungkapkan, Sabarita, warga Desa Sri Kembang, Kecamatan Betung, yang kesal dengan suara musik yang timbul dari organ tunggal di halaman RSUD sangat kencang.

“Kami yang sehat saja jantung sampai berdebar-debar, apalagi orang yang sakit. Ini sungguh keterlaluan, sudah tahu rumah sakit mengapa masih ada kegiatan seperti ini. Ada yang lebih disesalkan, garagara acara ini, dokter, perawat malah sibuk bernyanyi dan berjoget, sedangkan pasien jadi terlantar,” ujarnya kesal.

Rasa kesal Sabarita tersebut, karena sesuai jadwal sepupunya pagi kemarin harus menjalani operasi. Namun, hingga pukul 10.30 WIB, belum ada kepastian kapan operasi dilakukan. “Sejak tadi malam (Senin malam), sepupu saya sudah d isuruh puasa. Karena katanya pagi tadi (kemarin) mau di operasi di ICU ini. Bukan hanya keluarga saya, ada juga yang dirawat karena jantung dan darah tinggi. Kalau terjadi apa-apa, siapa yang bertanggung jawab,” terangnya.

Keluarga pasien lainnya, Heri yanto, warga Kecamatan Banyuasin III, yang ditemui di depan ruang pendaftaran, juga merasa kecewa dengan pihak RSUD Banyuasin. Karena anaknya Suci, 7, yang terserang DBD dan sejak pukul 08.00 WIB telah mendaftarkan diri berobat, hingga pukul 10.30 WIB tak kunjung mendapat pemer iksa an dari dokter.

“Saya berharap segera dapat pelayanan dokter. Tapi ternyata, semuanya sibuk bernyanyi dan berjoget. Banyak pasien yang terlantar. Kalau tahu begini, lebih baik tadi saya langsung ke Palembang saja,” keluhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Dirut RSUD Banyuasin Eka Muntika berkilah, dalam hal ini pihaknya bukan sebagai penyelenggara, karena kegiatan itu acara PMI Banyuasin. “Kami (RSUD) hanya membantu menyukseskan acara cuci tangan itu dan sekarang kami yang tertimpa masalahnya. Tapi acara organ langsung kami setop, karena banyaknya keluhan keluarga pasien. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan itu. Kami mengakui panggung musik organ tunggal itu suatu kesalahan,” katanya.

Menanggapi hal ini, Inspektorat Banyuasin Subagyo sangat menyayangkan ada kegiatan yang diiringi musik organ tunggal. Karena kegiatan kurang layak dan mengganggu pasien yang tengah dirawat dan hendak berobat.

“Kita (Irkab) akan melakukan konfirmasi dengan manajemen RSUD, kenapa kegiatan cuci tangan justru diiringi organ tunggal. Meski ada acara, tidak seharusnya pelayanan menjadi terganggu dan membuat pasien terlantar. Bahkan, mengakibat kan pengunduran jadwal operasi. Kita akan memberi teguran pada mereka (RSUD Banyuasin),” tegasnya.

Yopie Cipta Raharja
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6604 seconds (0.1#10.140)