Jalan Rusak Ganggu Aktivitas Warga Kendal
A
A
A
KENDAL - Program perbaikan infrastruktur jalan oleh Pemerintah Kabupaten Kendal dinilai masih belum berjalan secara maksimal. Hal tersebut berdasar atas masih banyaknya kondisi jalan yang mengalami rusak parah dan belum ada perbaikan.
Dari pantauan KORAN SINDO, warga di Kabupaten Kendal merasa terganggu dengan akses jalan yang buruk. Di antaranya terjadi di Kecamatan Brangsong meliputi Desa Sidorejo, Penjalin, Tunggulsari, serta Desa Kertomulyo. Sedangkan di Kecamatan Kaliwungu, kerusakan jalan terjadi di Sekopek.
Lebih parah, kerusakan jalan dimulai dari Kelurahan Trompo Kecamatan Kendal menuju Kecamatan Ngampel. Banyak aspal yang mengelupas dan bergelombang. Di Kelurahan Sukodono sudah ada perbaikan dengan sistem betonisasi, namun hanya dilakukan sekitar 500 meter.
Kerusakan parah kembali terjadi setelah memasuki Kecamatan Ngampel yakni Desa Rejosari dan Dempelrejo. Bahkan, pengguna jalan terpaksa harus berhati-hati karena berlubang dan berlumpur di hampir luas badan jalan.
Selepas perlintasan kereta api di Desa Dempelrejo sampai di depan Kantor Kecamatan Ngampel, jalan sudah dibeton. Namun setelah itu, jalan kembali rusak parah. Bahkan, batu-batu fondasi jalan membuat jalan semakin licin.
Di tahun 2014, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kendal mencatat sepanjang 468 kilometer dari total panjang 720 kilometer jalan di Kabupaten Kendal mengalami kerusakan parah. Hal tersebut menandakan bahwa kerusakan jalan di kabupaten ini mencapai 65 persen.
Kartika Nur Sapto, salah seorang warga Kecamatan Ngampel mengaku kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Kendal terkait program perbaikan jalan. Selama ini, Kecamatan Ngampel disebutnya sebagai wilayah terisolir karena aksesnya sangat buruk.
"Kebutuhan listrik dan air tidak masalah, tapi kalau jalan sangat buruk. Orang-orang malas untuk keluar, begitu sebaliknya orang dari luar malas ke Ngampel," katanya, kemarin.
Mantan anggota DPRD Kabupaten Kendal ini menambahkan, pemerintah kurang serius membangun Kabupaten Kendal. "Urusan jalan ini kan sudah lama, tapi belum terealisasi. Ada beberapa yang sudah diperbaiki tapi hanya berapa persen, jauh dari kebutuhan," paparnya.
Mantan Bupati Kendal Hendy Boedoro mengkritik keras program perbaikan infastruktur jalan yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Kendal. Sebab, menurutnya, pembangunan fisik harus dilakukan secara bertahap.
"Tidak bisa serta-merta dibangun langsung jadi. Harusnya dilakukan secara bertahap dan dilihat dari skala priorotas," katanya.
Sementara, Bupati Kendal Widya Kandi Susanti menyampaikan bahwa perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Kendal memerlukan anggaran Rp750 juta. Sejak 2012 hingga kini, sudah ada sekitar Rp300 juta yang digunakan untuk membangun jalan rusak.
"Untuk tahun 2015 ini, saya sudah menganggarkan kembali untuk pembangunan jalan rusak sebesar Rp100 juta. Namun, di APBD perubahan nanti akan kami tambah 50 juta. Jadi total ada Rp150 juta," tandasnya.
Dari pantauan KORAN SINDO, warga di Kabupaten Kendal merasa terganggu dengan akses jalan yang buruk. Di antaranya terjadi di Kecamatan Brangsong meliputi Desa Sidorejo, Penjalin, Tunggulsari, serta Desa Kertomulyo. Sedangkan di Kecamatan Kaliwungu, kerusakan jalan terjadi di Sekopek.
Lebih parah, kerusakan jalan dimulai dari Kelurahan Trompo Kecamatan Kendal menuju Kecamatan Ngampel. Banyak aspal yang mengelupas dan bergelombang. Di Kelurahan Sukodono sudah ada perbaikan dengan sistem betonisasi, namun hanya dilakukan sekitar 500 meter.
Kerusakan parah kembali terjadi setelah memasuki Kecamatan Ngampel yakni Desa Rejosari dan Dempelrejo. Bahkan, pengguna jalan terpaksa harus berhati-hati karena berlubang dan berlumpur di hampir luas badan jalan.
Selepas perlintasan kereta api di Desa Dempelrejo sampai di depan Kantor Kecamatan Ngampel, jalan sudah dibeton. Namun setelah itu, jalan kembali rusak parah. Bahkan, batu-batu fondasi jalan membuat jalan semakin licin.
Di tahun 2014, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kendal mencatat sepanjang 468 kilometer dari total panjang 720 kilometer jalan di Kabupaten Kendal mengalami kerusakan parah. Hal tersebut menandakan bahwa kerusakan jalan di kabupaten ini mencapai 65 persen.
Kartika Nur Sapto, salah seorang warga Kecamatan Ngampel mengaku kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Kendal terkait program perbaikan jalan. Selama ini, Kecamatan Ngampel disebutnya sebagai wilayah terisolir karena aksesnya sangat buruk.
"Kebutuhan listrik dan air tidak masalah, tapi kalau jalan sangat buruk. Orang-orang malas untuk keluar, begitu sebaliknya orang dari luar malas ke Ngampel," katanya, kemarin.
Mantan anggota DPRD Kabupaten Kendal ini menambahkan, pemerintah kurang serius membangun Kabupaten Kendal. "Urusan jalan ini kan sudah lama, tapi belum terealisasi. Ada beberapa yang sudah diperbaiki tapi hanya berapa persen, jauh dari kebutuhan," paparnya.
Mantan Bupati Kendal Hendy Boedoro mengkritik keras program perbaikan infastruktur jalan yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Kendal. Sebab, menurutnya, pembangunan fisik harus dilakukan secara bertahap.
"Tidak bisa serta-merta dibangun langsung jadi. Harusnya dilakukan secara bertahap dan dilihat dari skala priorotas," katanya.
Sementara, Bupati Kendal Widya Kandi Susanti menyampaikan bahwa perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Kendal memerlukan anggaran Rp750 juta. Sejak 2012 hingga kini, sudah ada sekitar Rp300 juta yang digunakan untuk membangun jalan rusak.
"Untuk tahun 2015 ini, saya sudah menganggarkan kembali untuk pembangunan jalan rusak sebesar Rp100 juta. Namun, di APBD perubahan nanti akan kami tambah 50 juta. Jadi total ada Rp150 juta," tandasnya.
(zik)