Tiga Pelaku Gendam Asal Kebumen Diamuk Massa

Selasa, 13 Januari 2015 - 14:28 WIB
Tiga Pelaku Gendam Asal...
Tiga Pelaku Gendam Asal Kebumen Diamuk Massa
A A A
BANTUL - Kepolisian Sektor (Polsek) Pandak Kabupaten Bantul mengamankan tiga pelaku penipuan asal Kebumen yang diduga mempunyai kemampuan menghipnotis (gendam) korban dalam melancarkan aksi kejahatannya.

Kapolsek Pandak AKP Paimun mengatakan, ketiga pelaku tertangkap di Pasar Gumulan sekitar pukul 08.00 WIB, setelah sebelumnya mereka sempat dihajar massa karena terpergok menipu salah satu pedagang pasar setempat. Selain dipukuli, mobil Daihatsu Xenia AA 9454 JD yang digunakan para pelaku juga tak lepas sasaran amukan pedagang Pasar Gumulan, Desa Catur harjo, Kecamatan Pandak.

Sebenarnya, pelaku gendam tersebut ada empat orang, namun yang tertangkap hanya tiga orang. Ketiga orang yang berhasil ditangkap massa masingmasing adalah Muhammad Affan di, 37; Muhammad Widodo, 54; dan Elly Sri Wahyuningsih, 41; semuanya warga Jatimalang, Kebumen. “Ketiganya sekarang kami amankan di Polsek Pan dak,” tutur Paimun, kemarin. Paimun mengatakan, ketiganya melancarkan aksi gendam dengan cara mengganti har ta korban dengan barang yang dianggap pelaris.

Caranya, korban diiming-imingi cincin atau perhiasan yang mereka pakai bisa jadi pelaris. Dengan digendam, korban disuruh me le - pas kan semua perhiasan lalu oleh tersangka dibungkus dengan uang Rp 2.000. Ketika korban lengah, bungkusan tersebut diganti dengan bungkusan daun singkong di - ikat dengan tali rafia biru. Bungkusan tersebut lantas dimasukkan ke dompet korban. Kepada kor ban, tersangka menyampaikan pesan agar bungkusan ters but dibuka sampai di rumah. Namun aksi tersebut diketahui Suratmi, wanita yang se belumnya pernah menjadi korban.

“Tersangka langsung dibekuk warga, untungnya kami langsung datang sehingga aksi massa tidak berlanjut. Namun satu tersangka atas nama Putut berhasil melarikan diri,” kata Paimun. Sampai saat ini, pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Pihaknya menduga komplotan ini merupakan spesialis gendam yang menyasar pasarpasar tradisional. Namun, dari keterangan sementara tersangka, mereka baru melakukan aksinya sebanyak dua kali.

Di Bantul ada dua pasar yang sudah disasar yaitu Pasar Mangiran, Kecamatan Srandakan dan Pasar Gumulan, Kecamatan Pan - dak. Suratmi, 51, wanita asal Gedongan Dusun Tunjungan, Catur harjo, Kecamatan Pandak yang pernah menjadi korban sebelumnya menuturkan, ketika berbelanja di Pasar Gumulan, dia berpapasan dengan pelaku yang pernah menipunya beberapa waktu lalu dengan modus gendam.

Pagi itu, dia curiga, ada dua orang yaitu Widodo dan Elly sedang memepet seorang pedagang, Darto Wiyono, 65. Melihat hal tersebut, dia langsung memberi tahu orangorang di pasar tersebut dan meminta bantuan untuk me nang - kapnya karena mereka pernah menipu dirinya. Tersangka yang tidak mengetahui dikuntit Suratmi, terus memepet Darto. Di tempat yang agak tersembunyi, diketahui jika tersangka juga mengelabui korban Darto seperti ketika mengelabui diri - nya.

“Setelah ibu Darto pergi, saya langsung menangkap keduanya,” ucap wanita yang sehari-hari berjualan makanan di selatan Pasar Gumulan ini. Suratmi menceritakan, aksi gendam menimpanya pada 25 November 2014 silam. Ketika sedang berbelanja di pasar Mangiran, dia disapa oleh Widodo yang pura-pura kenal. Setelah itu bercakap-cakap sebentar, teman Widodo, Elly, lantas da - tang dan mengungkapkan jika Widodo adalah pria baik dan suka menolong.

Elly menceritakan jika Widodo bisa menolong Suratmi agar dagangannya lebih laris. Setelah mengobrol, tanpa sadar dia melepas semua perhiasan dan menyerahkan uang sekitar Rp100.000. Perhiasan tersebut lantas dibungkus dengan uang Rp2.000 dan dia diberi bungkusan daun. Kepada dirinya, pelaku berpesan agar bungkusan tersebut di buka di rumah setelah sebelum nya berwudu dahulu. “Wani ta itu juga menyuruh membukanya di depan suami. Sampai ru mah, bungkusan itu isinya ha nya tanah,” katanya.

Seketika itu juga dirinya sadar jika ditipu oleh para pelaku. Akibat kejadian tersebut, dia mengalami kerugian hingga Rp5 juta. Namun, untuk mencari pelaku, dia kesulitan karena setelah kembali ke Pasar Mangiran orang tersebut tidak ada. Kebetulan, kemarin dia menjumpai para pelaku berada di pasar dekat dia berjualan.

Sementara itu, di depan petugas, Widodo mengaku baru melakukan aksinya dua kali. Dia membantah jika aksinya adalah gendam, karena yang dilakukan hanya teknik kecepatan berbicara. Ketika korban lengah, aksi mengambil perhiasan korban dilakukan.

erfanto linangkung
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8844 seconds (0.1#10.140)