Jika Tetangga Terserang DBD, Laporkan !
A
A
A
MEDAN - Untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk aedes agypti penyebab demam berdarah dengue (DBD) perlu dukungan warga. Pasalnya, warga lebih mengetahui kondisi lingkungannya.
Pernyataan ini diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan Usma Polita Nasution, Minggu (11/1). “Jika ada tetangga terserang DBD segera laporkan ke kepling atau puskesmas terdekat sehingga bisa dilakukan fogging (pengasapan),” kata dia.
Menurut Usma, musim sekarang ini nyamuk penyebab DBD berkembang biak dengan cepat. Karena itu, penanganan yang dilakukan selain pengobatan kepada warga terkena DBD, juga laporan ke pemerintah melalui kepling atau puskesmas.
Karena itu, diakuinya, fogging hanya dilakukan di lokasi yang ada kasus sehingga kegiatan itu disebut sebagai fogging focus. “Mengingat fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara jentik-jentik nyamuk akan terus berkembang jika tidak dilakukan gerakan 3M,” katanya.
Selain itu, lanjut Usma, mengantisipasi dan mencegah mewabahnya kasus DBD, warga yang mempunyai bak mandi besar atau sumur akan diberikan bubuk abate. Ini merupakan program rutin Dinas Kesehatan sebagai bentuk antisipasi mencegah penyakit demam DBD. Cara memakai bubuk abate ini setiap satu bungkus bubuk abate berisi lima gram dimasukkan ke bak mandi.
Namun, bungkus bubuk abate harus ditusuk- tusuk dengan menggunakan jarum atau kancing. Dengan demikian, bubuk abate bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Air yang ditaruhkan bubuk abate aman untuk digunakan mandi ataupun berkumur. Ia mengatakan, jika masyarakat masih membutuhkan bubuk abate, Dinas Kesehatan siap mendistribusikan melalui puskesmas terdekat.
Warga Medan Denai, Fitri, 35, menuturkan, beberapa Minggu lalu anaknya terdiagnosa menderita DBD saat diperiksakan di Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda Medan. Namun, hingga kini belum pernah dilakukan fogging di daerahnya. “Untuk melapor-lapor lagi tidak kepikiran bagi saya. Seharusnya ada koordinasi dari rumah sakit ke Dinas Kesehatan untuk penanggulangan DBD ini,” tuturnya.
Menurut Fitri, sejak anaknya yang masih balita terserang DBD, berbagai tindakan sudah dilakukan, mulai dari membersihkan lingkungan rumah hingga bak mandi. Dirinya juga sudah memberitahukan ke tetangga terkait penyakit yang diderita anaknya. Warga Medan Tembung, Endang Julianty, 37, mengungkapkan, untuk mengantisipasi DBD, sejak musim hujan tiba setiap hari dirinya memeriksa kebersihan lingkungan rumahnya, seperti bak mandi seminggu sekali dikuras.
“Walau belum ada dijumpai kasus DBD dekat daerah rumah kami, tapi kami khawatir. Diharap puskesmas-puskesmas melakukan penyuluhan-penyuluhan terkait penanggulangan nyamuk DBD ini (aedes agypti). Bukan hanya penyuluhan di puskesmas, tapi dengan mendatangi warga,” katanya.
Siti Amelia
Pernyataan ini diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan Usma Polita Nasution, Minggu (11/1). “Jika ada tetangga terserang DBD segera laporkan ke kepling atau puskesmas terdekat sehingga bisa dilakukan fogging (pengasapan),” kata dia.
Menurut Usma, musim sekarang ini nyamuk penyebab DBD berkembang biak dengan cepat. Karena itu, penanganan yang dilakukan selain pengobatan kepada warga terkena DBD, juga laporan ke pemerintah melalui kepling atau puskesmas.
Karena itu, diakuinya, fogging hanya dilakukan di lokasi yang ada kasus sehingga kegiatan itu disebut sebagai fogging focus. “Mengingat fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara jentik-jentik nyamuk akan terus berkembang jika tidak dilakukan gerakan 3M,” katanya.
Selain itu, lanjut Usma, mengantisipasi dan mencegah mewabahnya kasus DBD, warga yang mempunyai bak mandi besar atau sumur akan diberikan bubuk abate. Ini merupakan program rutin Dinas Kesehatan sebagai bentuk antisipasi mencegah penyakit demam DBD. Cara memakai bubuk abate ini setiap satu bungkus bubuk abate berisi lima gram dimasukkan ke bak mandi.
Namun, bungkus bubuk abate harus ditusuk- tusuk dengan menggunakan jarum atau kancing. Dengan demikian, bubuk abate bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Air yang ditaruhkan bubuk abate aman untuk digunakan mandi ataupun berkumur. Ia mengatakan, jika masyarakat masih membutuhkan bubuk abate, Dinas Kesehatan siap mendistribusikan melalui puskesmas terdekat.
Warga Medan Denai, Fitri, 35, menuturkan, beberapa Minggu lalu anaknya terdiagnosa menderita DBD saat diperiksakan di Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda Medan. Namun, hingga kini belum pernah dilakukan fogging di daerahnya. “Untuk melapor-lapor lagi tidak kepikiran bagi saya. Seharusnya ada koordinasi dari rumah sakit ke Dinas Kesehatan untuk penanggulangan DBD ini,” tuturnya.
Menurut Fitri, sejak anaknya yang masih balita terserang DBD, berbagai tindakan sudah dilakukan, mulai dari membersihkan lingkungan rumah hingga bak mandi. Dirinya juga sudah memberitahukan ke tetangga terkait penyakit yang diderita anaknya. Warga Medan Tembung, Endang Julianty, 37, mengungkapkan, untuk mengantisipasi DBD, sejak musim hujan tiba setiap hari dirinya memeriksa kebersihan lingkungan rumahnya, seperti bak mandi seminggu sekali dikuras.
“Walau belum ada dijumpai kasus DBD dekat daerah rumah kami, tapi kami khawatir. Diharap puskesmas-puskesmas melakukan penyuluhan-penyuluhan terkait penanggulangan nyamuk DBD ini (aedes agypti). Bukan hanya penyuluhan di puskesmas, tapi dengan mendatangi warga,” katanya.
Siti Amelia
(ftr)