Warga Malang Nengah Blokade Jalan
A
A
A
PURWAKARTA - Ratusan warga Desa Malang Nengah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, melakukan aksi pemblokadean jalan di desa mereka yang tak per nah tersentuk program perbaikan kemarin.
Aksi pemblokiran tersebut karena warga sudah kesal kepada perusahaan tambang dan batu di wilayah ini yang tidak memperhatikan infrastruktur di wilayah mereka. Jalan di Desa Malang Nengah yang setiap harinya dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas truk proyek tam bang batu dan pasir adalah jalan utama yang menjadi urat nadi warga sekitar.
“Kami meminta agar jalan ini segera diperbaiki,” kata Yogi, 35, salah seorang warga setempat yang ikut memblokir jalan tersebut. Menurutnya kondisi jalan sudah sangat rusak dan berdebu. Bahkan saat musim hujan jalan berubah menjadi lautan lum pur dan terkadang banyak pengendara motor yang ter perosok karena tidak mengetahui jalan di wilayah ini berlubang. PantauanKORAN SINDO dilapangan, warga memblokir jalan menggunakan kursi dan drum bekas.
Aksi dilakukan sejak pagi. Bahkan hingga siang jalan yang diblokir di wilayah ini belum juga dibuka. Akibatnyaa kondisi ini membuat puluhan kendraan truk milik sejumlah perusahaan tambang batu dan pasir yang ada di daerah tersebut tertahan dan tidak bisa beraktivitas. Truk yang hendak mengambil tambang maupun sebaliknya tam pak berjejer di sepajang jalan desa ini. Bahkan sebagian truk terparkir di ruas-ruas Jalan Raya Sukatani yang menghubungkan Purwakarta-Bandung.
Tidak itu saja aktivitas per tambangan batu di wilayah ini pun ikut lumpuh karena tidak bisa mengirimkan pasokan ba tu ke daerah lain. “Kami menuntut pihak prusahaan tambang segera memberbaiki jalan di desa kami. Karena jalan yang ada di kampung kami ini sudah rusak parah akibat menjadi jalur lalu lintas kendaraan perusahaan mereka,” sambung Yogi. Dia menilai pihak perusahaan tidak memikirkan pederitaan warga yang setiap hari harus me nghirup debu jalan jika musim kemarau.
Sedangkan saat musim penghujan jalan berlumpur dan becek. Warga pun kecewan dan bingung harus mengadu pada siapa. Lebih lanjut dikatakannya jika penyiraman jalan yang dilakukan perusahaan bukan solusi agar jalan tidak berdebu. Karena cara tersebut terkadang menuai kendala, terlebih hanya dilakukan dua kali dalam satu hari, yakni pagi dan siang.
“Kami ingin peyiraman juga di lakukan pada sore hari. Karena jalan yang telah disiram siang hari kembali kering dan saat kendaraan melintas pada sore dan malam hari debu jalan kembali bertebaran masuk kerumah-rumah warga, bahkan ter hirup,” tuturnya. Sampai berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari pi hak prusahaan tambang batu.
Sementara itu seperti di ketahui, wilayah bagian selatan Kabupaten Purwakarta tepatnya di Kecamatan Plered dan Sukatani terdapat belasan perusahaan pertambangan batu andesit dan pasir. Gunung-gunung ba tu andesit di dearah tersebut mu lai ditambang puluhan tahun lalu dan hasil tambangnya di kirim ke berbagai daerah di nu santara.
Didin jalaludin
Aksi pemblokiran tersebut karena warga sudah kesal kepada perusahaan tambang dan batu di wilayah ini yang tidak memperhatikan infrastruktur di wilayah mereka. Jalan di Desa Malang Nengah yang setiap harinya dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas truk proyek tam bang batu dan pasir adalah jalan utama yang menjadi urat nadi warga sekitar.
“Kami meminta agar jalan ini segera diperbaiki,” kata Yogi, 35, salah seorang warga setempat yang ikut memblokir jalan tersebut. Menurutnya kondisi jalan sudah sangat rusak dan berdebu. Bahkan saat musim hujan jalan berubah menjadi lautan lum pur dan terkadang banyak pengendara motor yang ter perosok karena tidak mengetahui jalan di wilayah ini berlubang. PantauanKORAN SINDO dilapangan, warga memblokir jalan menggunakan kursi dan drum bekas.
Aksi dilakukan sejak pagi. Bahkan hingga siang jalan yang diblokir di wilayah ini belum juga dibuka. Akibatnyaa kondisi ini membuat puluhan kendraan truk milik sejumlah perusahaan tambang batu dan pasir yang ada di daerah tersebut tertahan dan tidak bisa beraktivitas. Truk yang hendak mengambil tambang maupun sebaliknya tam pak berjejer di sepajang jalan desa ini. Bahkan sebagian truk terparkir di ruas-ruas Jalan Raya Sukatani yang menghubungkan Purwakarta-Bandung.
Tidak itu saja aktivitas per tambangan batu di wilayah ini pun ikut lumpuh karena tidak bisa mengirimkan pasokan ba tu ke daerah lain. “Kami menuntut pihak prusahaan tambang segera memberbaiki jalan di desa kami. Karena jalan yang ada di kampung kami ini sudah rusak parah akibat menjadi jalur lalu lintas kendaraan perusahaan mereka,” sambung Yogi. Dia menilai pihak perusahaan tidak memikirkan pederitaan warga yang setiap hari harus me nghirup debu jalan jika musim kemarau.
Sedangkan saat musim penghujan jalan berlumpur dan becek. Warga pun kecewan dan bingung harus mengadu pada siapa. Lebih lanjut dikatakannya jika penyiraman jalan yang dilakukan perusahaan bukan solusi agar jalan tidak berdebu. Karena cara tersebut terkadang menuai kendala, terlebih hanya dilakukan dua kali dalam satu hari, yakni pagi dan siang.
“Kami ingin peyiraman juga di lakukan pada sore hari. Karena jalan yang telah disiram siang hari kembali kering dan saat kendaraan melintas pada sore dan malam hari debu jalan kembali bertebaran masuk kerumah-rumah warga, bahkan ter hirup,” tuturnya. Sampai berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari pi hak prusahaan tambang batu.
Sementara itu seperti di ketahui, wilayah bagian selatan Kabupaten Purwakarta tepatnya di Kecamatan Plered dan Sukatani terdapat belasan perusahaan pertambangan batu andesit dan pasir. Gunung-gunung ba tu andesit di dearah tersebut mu lai ditambang puluhan tahun lalu dan hasil tambangnya di kirim ke berbagai daerah di nu santara.
Didin jalaludin
(ars)