Ruth Natalia Dimakamkan di Sebelah Makam Kakeknya
A
A
A
BLITAR - Jenazah Ruth Natalia Made Puspitasari, (26), salah satu korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 asal Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, dimakamkan hari ini.
Sebelumnya jasad pegawai bank HSBC Surabaya itu lebih dulu diinapkan semalam di Wisma Persemayaman Jenazah Paramita, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Selain keluarga, kerabat, dan kolega pasangan suami istri Soejanto dan Oeng Yang Foeng, orangtua mendiang, di lokasi TPU Karangan, Wlingi tampak sejumlah orang mengenakan kaos putih bertuliskan warna biru langit "Yesaya 55:8 Pray For Ruth Natalia".
Selain mengenang Ruth, cuplikan firman Tuhan dalam alkitab (Yesaya 55:8) yang berbunyi "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku", bertujuan menguatkan hati keluarga yang ditinggalkan.
"Tidak hanya keluarga, kerabat, dan kolega, semua yang mengenal Ruth merasa sangat kehilangan. Karenanya kami berinisiatif membuat kaos ini," tutur Citra (34), kerabat almarhumah.
Mulai gerbang masuk kompleks TPU hingga sekitar liang lahat, tampak terpajang aneka ragam karangan bunga ucapan belasungkawa. Di antaranya dari Bupati dan Wakil Bupati Blitar, PT HM Sampoerna Tbk Kediri, Bank HSBC Surabaya dan Bank BCA KCP Wlingi. Maklumlah, Soejanto, ayah Ruth dikenal sebagai pedagang pengusaha beraset besar. Tidak sedikit asetnya yang berupa waralaba.
"Dan selain keluarga, para karyawan ayahnya hari ini juga ikut mengiringi proses peristirahatan terakhir Ruth Natalia," kata Citra.
Ruth disemayamkan tepat di sebelah makam kakeknya, Iskayan, purnawirawan Polri. Selain perhiasan kalung emas berbandul salib, seperangkat baju kesayangan semasa hidup ikut menemani Ruth ke alam baka.
Prosesi pemakaman dipimpin langsung Pendeta Gereja Pantekosta Wlingi Ibrahim. Isak tangis langsung pecah saat doa mulai dipanjatkan. Soejanto yang berdiri tepat di sisi kanan peti jenazah putrinya terlihat lebih tabah. Sementara dua putrinya, Maria dan Nina yang berdiri di samping kanan dan kirinya, berulang kali mengusap air mata.
Proses pemakaman berlangsung lebih dari satu jam. Sebelum peti jenazah diturunkan ke dalam lubang, seluruh keluarga, kerabat dan kolega menyempatkan diri berfoto terakhir bersama.
"Kita hanya berdoa semoga semuanya bisa tabah dan jenazah pacar dan kedua calon mertua Ruth bisa segera ditemukan," tutur Soegianto, adik kandung Soejanto atau paman Ruth.
Sebelumnya jasad pegawai bank HSBC Surabaya itu lebih dulu diinapkan semalam di Wisma Persemayaman Jenazah Paramita, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Selain keluarga, kerabat, dan kolega pasangan suami istri Soejanto dan Oeng Yang Foeng, orangtua mendiang, di lokasi TPU Karangan, Wlingi tampak sejumlah orang mengenakan kaos putih bertuliskan warna biru langit "Yesaya 55:8 Pray For Ruth Natalia".
Selain mengenang Ruth, cuplikan firman Tuhan dalam alkitab (Yesaya 55:8) yang berbunyi "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku", bertujuan menguatkan hati keluarga yang ditinggalkan.
"Tidak hanya keluarga, kerabat, dan kolega, semua yang mengenal Ruth merasa sangat kehilangan. Karenanya kami berinisiatif membuat kaos ini," tutur Citra (34), kerabat almarhumah.
Mulai gerbang masuk kompleks TPU hingga sekitar liang lahat, tampak terpajang aneka ragam karangan bunga ucapan belasungkawa. Di antaranya dari Bupati dan Wakil Bupati Blitar, PT HM Sampoerna Tbk Kediri, Bank HSBC Surabaya dan Bank BCA KCP Wlingi. Maklumlah, Soejanto, ayah Ruth dikenal sebagai pedagang pengusaha beraset besar. Tidak sedikit asetnya yang berupa waralaba.
"Dan selain keluarga, para karyawan ayahnya hari ini juga ikut mengiringi proses peristirahatan terakhir Ruth Natalia," kata Citra.
Ruth disemayamkan tepat di sebelah makam kakeknya, Iskayan, purnawirawan Polri. Selain perhiasan kalung emas berbandul salib, seperangkat baju kesayangan semasa hidup ikut menemani Ruth ke alam baka.
Prosesi pemakaman dipimpin langsung Pendeta Gereja Pantekosta Wlingi Ibrahim. Isak tangis langsung pecah saat doa mulai dipanjatkan. Soejanto yang berdiri tepat di sisi kanan peti jenazah putrinya terlihat lebih tabah. Sementara dua putrinya, Maria dan Nina yang berdiri di samping kanan dan kirinya, berulang kali mengusap air mata.
Proses pemakaman berlangsung lebih dari satu jam. Sebelum peti jenazah diturunkan ke dalam lubang, seluruh keluarga, kerabat dan kolega menyempatkan diri berfoto terakhir bersama.
"Kita hanya berdoa semoga semuanya bisa tabah dan jenazah pacar dan kedua calon mertua Ruth bisa segera ditemukan," tutur Soegianto, adik kandung Soejanto atau paman Ruth.
(zik)