Warga Tanam Bunga di Jalan

Jum'at, 09 Januari 2015 - 11:26 WIB
Warga Tanam Bunga di...
Warga Tanam Bunga di Jalan
A A A
MEDAN - Warga Jalan Gaharu, Kecamatan Medan Timur, menanam bunga di badan jalan sebagai bentuk protes atas pembangunan pipanisasi yang menyebabkan rusaknya jalan serta aliran pipa air PDAM.

Warga benar-benar mengeluhkan jalan yang menjadi kubangan kerbau dan sulitnya air bersih. Sementara pemerintah hanya bisa berjanji akan memperbaiki. “Warga marah karena dirugikan dengan pembangunan pipanisasi. Jalanan jadi rusak dan air kami juga ikut tersumbat akibat pemasangan pipa itu. Maka warga menanam bunga di badan jalan,” kata Warga Jalan Gaharu, Ame, 54, kepada KORAN SINDO MEDAN, Kamis (8/1).

Ada dua bunga besar ditanam di badan jalan tepatnya di depan rumah yang juga tempat pembayaran rekening listrik dan telepon. Penanaman bunga itu dilakukan kemarin. Namun, jika tidak ada respons dari pemerintah untuk memperbaiki jalan dan pipa PDAM yang rusak, warga akan menanam bunga lebih banyak lagi.

Selanjutnya, warga akan menyampaikan keluhan ini kepada Wali Kota Medan dan DPRD Medan jika kesabaran warga habis. Pasalnya, sudah setahun belakangan ini jalanan di kawasan itu banyak yang hancur dan air bersih yang disediakan PDAM Tirtanadi Sumut tersumbat. Meskipun jalan di bangun kembali, tetapi pembangunan sangat buruk.

Adapun alasan dilakukan penanaman bunga di badan jalan lantaran air dikeluarkan pipa PDAM yang bocor menyebabkan kondisi jalan seperti kubangan kerbau sehingga cocok ditanam bunga. Selain itu, agar bisa melihat jalan tersebut sudah rusak dan tidak bisa dilewati. Dengan begitu warga yang melintas lebih berhati-hati. “Dengan ada penanaman pohon ini diharapkan pemerintah jangan pura-pura tidak tau kalau kondisi jalan kita sudah rusak,” katanya.

Salah seorang petugas dari pembayaran rekening listrik dan telepon yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, pembangunan pipanisasi yang menyebabkan jalan rusak dan pipa PDAM yang dialirkan ke rumah-rumah warga bocor.

Pipa PDAM bocor lantaran pemasangan pipanisasi air limbah dari kontraktor PT Wika tidak sempurna. Kemudian dalam penimbunan kembali, pihak kontraktor hanya menutup kebocoran dengan karet ban.

“Hanya diikat dengan karet ban. Tentu tidak bertahan lama sehingga kondisi sekarang ini banyak air keluar dari bawah yang kita duga dari pipa PDAM. Seharusnya harus benar-benar diperhatikan pipa PDAM yang bocor itu jangan hanya diikat,” katanya.

Irwan Siregar
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1328 seconds (0.1#10.140)